GENTHA | Bohong

19.4K 1.5K 453
                                    

Gendra menghentikan motornya di pinggir jalan, kala dirinya merasa ponselnya bergetar. Ia segera merogoh ponselnya dan mengecek siapa yang meneleponnya.

Nama Thara tertera di layar ponsel Gendra, ia pun segera menjawab telepon dari istrinya.

"Kakak di mana?"

"Lagi di jalan. Why?"

"Mau ke mana?"

"Basecamp."

"Ya udah. Jangan lama-lama, ya, kak."

Gendra menyunggingkan senyuman tipisnya. "Iya."

Sambungan telepon pun terputus. Gendra kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya, lalu kembali menyalakan mesin motornya dan melanjutkan perjalanannya.

Beberapa menit kemudian, Gendra sampai di depan sebuah cafe. Ia membuka helmnya dan turun memasuki cafe tersebut.

"Gendra!" pekik seorang gadis yang langsung memeluk Gendra sangat erat.

Gadis itu mendongak—menatap Gendra dengan wajah cemberut. "Kok lama, sih? gue nungguin tau!"

Gendra terkekeh pelan sembari membawa gadis itu duduk. "Macet di jalan."

"Gue kangen banget sama lo. Udah beberapa hari nggak ketemu lo," ujar gadis itu seraya melengkungkan bibirnya ke bawah.

"Lo ngilang," sahut Gendra.

Gadis itu berdecak. "Gue bukan ngilang, tapi gue lagi ada urusan."

Gendra menaikkan sebelah alisnya. "Urusan apa?"

"Secret."

"Lo harus jelasin ke gue, kenapa gue nggak boleh ke rumah lo, dan lo malah nyuruh ketemuan di cafe ini!" kata Nathalie, meminta penjelasan.

Gendra menghembuskan nafasnya seraya menyenderkan punggungnya ke kursi. "Saudara gue 'kan, masih di rumah gue, jadi gue takut dia terganggu."

Nathalie berdecih, alasan macam apa yang Gendra berikan itu? sangat tidak masuk akal.

"Bohong," tuduh Nathalie.

"Gue serius, Lie."

"Lagian sampe kapan, sih, saudara lo itu tinggal di rumah lo? emang suaminya udah lupa sama dia?" tanya Nathalie, kesal. "Jangan-jangan suaminya selingkuh."

Gendra memukul pelan mulut Nathalie. "Urusan suaminya belum selesai mungkin," jawab Gendra, asal. Dirinya sudah kehilangan kata-kata untuk menjawab semua pertanyaan yang Nathalie lontarkan.

"Gapapa, lah, sekali-kali gue ke rumah lo. Lagian itu rumah lo, bukan rumah dia. Kalo misal dia terganggu, tinggal pergi aja," cibir Nathalie.

Nathalie menggeser posisi duduknya menjadi lebih dekat dengan Gendra, lalu memeluk Gendra terlebih dahulu, sebelum mengecup bibir Gendra singkat. "I miss you so bad."

Gendra berusaha menyingkirkan Nathalie dengan wajah terkejutnya. "L-lo ngapain, sih?"

Untung saja hanya beberapa pengunjung cafe yang melihat adegan barusan, tidak semuanya.

"Gue 'kan, kangen. Gue mau ngabisin waktu seharian sama lo sebelum gue balik ke Jerman," ucap Nathalie, menatap Gendra dengan serius.

Lagi-lagi Gendra di buat terkejut. "Lo mau balik ke Jerman? kok cepet banget?"

Nathalie menghembuskan nafas berat. "Di suruh sama Daddy buat cepet-cepet balik, padahal gue masih mau di sini sama lo."

"Kapan lo balik?"

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang