GENTHA | You are mine

24.2K 1.6K 620
                                    

Gendra merebahkan tubuhnya di samping Thara, kemudian memutar tubuhnya menghadap Thara. Ia menarik tubuh Thara ke dalam dekapannya.

"Kak," panggil Thara.

"Yes, my girl?"

"Jangan jawab kayak gitu, ih!" tegur Thara, ia mencoba untuk menyembunyikan rasa salah tingkahnya.

"Why? you are my girl, right?"

"Kamu habis minum obat apa, sih, kak? kayaknya salah minum obat, deh."

"Obat yang gue minum? nggak ada, sih, kayaknya. Tapi ada sesuatu yang bikin gue kayak gini," Gendra menyentuh bibir ranum Thara. "Your lips make me like this."

Pipi Thara bersemu merah, ia langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gendra.

Gendra terkekeh melihat tingkah Thara yang menggemaskan. "Kenapa mukanya merah, sayang?"

Thara memukul pelan dada bidang Gendra. "Diem!"

Beberapa menit mereka saling berpelukan dengan posisi berbaring, namun mereka saling diam, tidak ada yang membuka suara. Tetapi beberapa saat kemudian, Thara mengurai pelukannya, lalu beranjak bangun dari posisi berbaringnya.

"Mau ke mana?" tanya Gendra ketika melihat istrinya yang tiba-tiba ingin beranjak pergi.

"Udah malem, aku mau tidur," jawab Thara.

"Tidur di mana?"

"Di kamar aku."

Gendra lantas ikut bangun dari posisi berbaringnya, lalu segera menarik Thara, kemudian menghempaskan tubuh Thara ke atas kasur. "Ngapain mau ke kamar lo?!" sentak Gendra, membuat istrinya ketakutan.

"A-aku mau tidur, k-kak," ucap Thara terbata-bata, mencoba menahan ketakutannya pada Gendra.

"Ya udah, tidur!!"

"T-tapi 'kan, kamar a—"

Gendra menindih Thara. "Kamar lo di sini! ini kamar lo sama gue!" potong Gendra, menatap tajam istrinya. "Nurut sebelum peluru yang ada di pistol gue, bersarang di otak lo," ancam Gendra dengan cepat ketika melihat istrinya yang ingin membantahnya lagi.

Seketika Thara langsung terdiam, tidak mau membantah suaminya lagi, ia tidak ingin nyawanya melayang saat ini juga.

"K-kenapa—" belum sempat Thara menyelesaikan ucapannya, Gendra sudah lebih dulu membungkam mulutnya dengan laki-laki itu sendiri.

"Kak—mphhhh...."

Gendra melepaskan tautan bibirnya, menatap dalam-dalam wajah sang istri. "Because you are mine, girl," Gendra menjeda ucapannya. Ia mendekati istrinya, kemudian berbisik. "Mrs. Margantara."

Dengan berani, Thara mendorong Gendra agar menyingkir dari atas tubuhnya. "Iya, aku tau. I am only yours, and I am now Mrs. Margantara."

Sebelah sudut bibir Gendra tersungging ke atas, ia lalu kembali mendekat pada Thara. "You're my girl, only my girl. Jadi mulai sekarang, jangan pernah ngebantah gue," tegas Gendra.

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang