GENTHA | Mabuk

23.4K 1.3K 81
                                    

Thara sangat terkejut ketika melihat Gendra pulang dalam kondisi mabuk. Sebelumnya, Thara tidak pernah kepikiran Gendra akan pergi ke club untuk mabuk.

Kemudian, Thara mengikuti Argas yang berjalan menaiki tangga. Thara seperti orang yang menderita cacat, karena ia sangat kesusahan hanya untuk berjalan saja. Namun karena Thara mengkhawatirkan Gendra, Thara memaksakan dirinya untuk menaiki tangan menuju kamar Gendra berada.

Setelah membawa Gendra masuk ke dalam kamarnya, Argas kemudian keluar. Ketika keluar, ia mendapati Thara yang tengah berjalan dengan susah payah. Argas lantas membantu menantunya itu.

"Ayo, Papa bantu," tawar Argas, kemudian membantu Thara.

Argas merasa kasihan terhadap menantunya yang sangat kesulitan untuk berjalan. Sebelumnya, ia sudah menawarkan untuk membawa Thara pergi ke rumah sakit dan memakai kursi roda untuk sementara waktu, namun Thara menolak tawarannya.

"Di dalam, suamimu masih mabuk. Jadi, kamu harus menjaga dia, jangan biarkan dia melakukan hal yang aneh-aneh," ujar Argas, memberitahu Thara.

Thara mengangguk, ia tersenyum ramah pada Argas ketika pria itu berpamitan untuk pulang. Thara juga tak lupa mengucapkan terimakasih karena Argas sudah membantunya.

Thara perlahan-lahan membuka pintu kamar Gendra dengan penuh hati-hati. Ia mengintip suaminya dari celah-celah pintu.

Thara dapat melihat suaminya yang sedang mengacak-acak kasurnya, seketika mata Thara membulat. Ia pun segera masuk ke dalam kamar suaminya untuk menghentikannya.

"Kak, mending kak Gendra istirahat aja, ya? ini juga udah malem," sebenarnya, Thara masih sangat takut saat berada di dekat Gendra. Namun sekarang kondisi Gendra yang membuat dirinya sedikit memberanikan diri.

Gendra mendorong tubuh Thara sedikit kasar. "Pergi!!"

Perlahan-lahan Thara mendekati suaminya dengan langkah yang sedikit gugup. "Tidur, ya, kak?"

Tanpa Thara duga, Gendra secara tiba-tiba membanting kasar tubuhnya ke atas ranjang. Thara melihat suaminya sedang tersenyum, yang ia sendiri tidak tahu apa arti dari senyuman itu.

Gendra menindih tubuh Thara, yang langsung membuat Thara semakin panik.

"K-kak Gendra m-mau nga-ngapain?" tanya Thara, semakin panik.

Gendra menatap Thara dengan tatapan sayunya. "Lo tau? gue benci banget sama lo."

Hati Thara tergores mendengarnya. Thara bertanya-tanya dalam hatinya, kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga membuat Gendra sangat membencinya?

Tangan Gendra membelai rambut Thara, bibirnya menyunggingkan senyuman miring. "Kita baru nikah 'kan? dan kemarin kita belum ngelakuin malem pertama. Sekarang, ayo kita ngelakuin kewajiban kita sebagai pasangan suami istri," Gendra mengatakan itu di bawah kesadarannya.

Otak Thara seketika buntu saat mendengar perkataan Gendra barusan, ia tidak bisa memahami apa yang Gendra katakan. Apa maksudnya?

"Bentar aja," ujar Gendra dengan suara beratnya—tepat di dekat telinga Thara, membuat Thara seketika merinding.

"Kak, jangan—"

"Diem!"

Thara menangis, wajahnya terlihat sangat pasrah ketika Gendra mulai beraksi. Meski sudah berkali-kali memberontak, tetap saja tidak di gubris oleh Gendra. Laki-laki itu malah mengunci pergelangan tangan Thara.

"Let's start," Gendra meraih tengkuk Thara, bibirnya langsung menyambar bibir ranum istrinya itu secara brutal.

Jika Gendra melumat bibir Thara dengan penuh semangat, maka tidak dengan Thara. Gadis itu terus menangis dan memberontak.

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang