GENTHA | Renggang

14.3K 1.2K 719
                                    

Sudah hampir seminggu Gendra tidak tidur satu kamar dengan Thara. Hubungan mereka menjadi renggang sejak kejadian minggu lalu. Mereka bahkan jarang mengobrol atau berkomunikasi.

Seperti saat ini, Gendra dan Thara tengah sarapan di meja makan. Hanya ada keheningan di antara mereka, serta suara dentingan sendok dan garpu yang mengisi keheningan mereka.

Beberapa menit kemudian, Gendra sudah menyelesaikan sarapannya, begitupun dengan Thara.

Gendra berjalan keluar dapur lebih dulu, sementara Thara membereskan sisa makanan mereka di atas meja makan, di bantu oleh BI Yemi.

"Non sama Tuan lagi ada masalah, ya? kok Bibi perhatiin, akhir-akhir ini kalian jarang ngobrol?" tanya Bi Yemi, penasaran. Ia beberapa kali melihat kedua majikannya seperti orang asing saat bertemu.

Thara tersenyum tipis seraya meletakkan piring kotor ke wastafel. "Iya, Bi. Lagi ada sedikit masalah."

Bi Yemi menghampiri Thara yang sedang mencuci piring di wastafel. "Sini, Non, biar Bibi aja. Ini 'kan, tugas Bibi," ucapnya sembari mengambil alih piring yang sedang Thara cuci.

Thara membiarkan Bi Yemi yang mencuci piringnya.

"Kalo lagi ada masalah, selesaikan baik-baik, Non. Kalo Non sama Tuan diem-dieman kayak gini, nggak bakal kelar masalahnya," ucap Bi Yemi, memberi nasehat. "Dulu di kampung, ada saudara Bibi yang lagi ada masalah sama suaminya, mereka diem-dieman terus selama sebulan. Dan akhirnya, suaminya minta cerai dengan alasan kalo dia nggak cinta sama saudara Bibi dari awal pernikahan mereka."

Thara yang mendengar cerita Bi Yemi, langsung terdiam. Cerita yang Bi Yemi ceritakan padanya sama seperti masalahnya saat ini. Ia dan Gendra di jodohkan, dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda Gendra menyatakan perasaannya padanya.

"Kak Gendra juga gitu, Bi. Dari awal pernikahan sampe sekarang, kak Gendra nggak pernah nyatain perasaannya sama aku. Apalagi kita nikah karena di jodohin. Tapi perlakuan kak Gendra ke aku akhir-akhir ini selalu lembut, seakan-akan kak Gendra cinta sama aku, padahal nggak. Aku ngerasa kalo kak Gendra lagi mempermainkan perasaan aku," ucap Thara, bercurhat pada Bi Yemi.

Bi Yemi menatap Thara dengan iba. "Kenapa Non nggak tanya langsung aja ke Tuan?"

Thara tertawa pelan. "Udah, Bi. Tapi kak Gendra selalu ngalihin topik. Waktu minggu lalu sebelum hubungan kita renggang, kak Gendra sempet bilang kalo dia bingung sama perasaannya sendiri, makanya dia nggak mau jawab."

Setelah selesai mencuci piring, Bi Yemi beralih mencuci tangannya hingga bersih. Kemudian, ia mengusap-usap pundak Thara. "Sabar, ya, Non. Mungkin Tuan masih butuh waktu."

☠️

Dua insan berbeda gender tengah berada di pinggiran danau seraya menikmati pemandangan yang sangat indah di depannya.

Malvyn membawa Thara ke sebuah danau yang terkenal dengan keindahan pemandangannya. Perjalanan mereka membutuhkan waktu cukup lama, sekitar setengah jam. Karena lokasinya lumayan jauh.

Ada juga beberapa ekor angsa yang tengah berenang di danau tersebut.

Sebelum membawa Thara pergi, Malvyn sudah meminta izin pada Gendra melalui chat. Dan respon Gendra sangat dingin. Laki-laki itu memberi respon yang seperti tidak peduli Malvyn akan membawa Thara ke mana.

"Suka?" tanya Malvyn.

Thara yang berada di sampingnya pun mengangguk. "Yes, I like it!!" balasnya begitu antusias.

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang