24. Cinta Kita [End]

1.3K 143 46
                                    

VICTORY POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VICTORY POV

Jennie dan aku menghabiskan musim panas itu bersama dengan banyak cinta dan kebahagiaan. Lebih banyak dari yang orang tahu. Kemudian pada bulan Agustus, ia pergi ke Surga. Dengan cinta dan keyakinannya.

Kini sudah 5 tahun berlalu dan aku terkadang masih bisa melihat dan merasakan Jennie. Aku pulang ke Bradfort setelah kuliah. Dan aku memutuskan untuk pergi ke rumah Pendeta John. Aku mendapatkan begitu banyak kenangan di tempat itu. Kemudian aku mengetuk pintu dan seorang wanita menjawab. Pendeta John telah menikah lagi dengan seorang wanita cantik bernama Beatrice.

"Hai Tuan Cedric! Silakan, masuk!" seru Beatrice.

Aku masuk ke dalam rumah dan melihat sekeliling. Ini benar-benar mengingatkanku pada saat pertama kali aku pergi ke rumah Jennie untuk melatih dialog drama. Aku duduk di sofa dan Beatrice menghilang ke dapur. Pendeta John berjalan ke ruang tamu dan wajahnya tersenyum cerah. Ia duduk di kursinya dan kami berjabat tangan.

"Halo Victory, bagaimana kabarmu?"

"Aku baik, dan baru-baru ini aku lulus dari pra-kedokteran. Aku sekarang pergi ke Universitas Yale untuk melanjutkan ke sekolah Kedokteran." jelasku sambil mengangguk.

"Aku mendengar tentang itu dari ibumu. Beatrice dan aku sangat bangga padamu. Jennie juga pasti akan sangat bangga..." Pendeta John menghela napas.

Aku merogoh tasku dan mengeluarkan sebuah buku. Itu milik Jennie. Aku kemudian menyerahkannya kepada Pendeta John dan ia tampak bingung menerimanya.

"Apakah ini buku milik Jennie dan Catherine?" Pendeta John bertanya lirih. Lalu aku mengangguk dan ia tersenyum lemah. "Terima kasih."

"Maafkan aku... Jennie tidak mendapatkan keajaibannya." ucapku kepada pendeta John.

Pria itu terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Dia mendapatkannya... Dan itu kau Vic." ucap Pendeta John tersenyum dan menepuk bahuku.

Pendeta John dan aku berbicara sedikit lebih lama. Setelah dirasa cukup, kemudian aku izin pamit untuk meninggalkan rumah itu.

Aku masuk ke mobil dan pergi ke dermaga. Berjalan dengan perlahan dan bersandar di pagar sambil melihat ke air. Menghirup udara sebanyak mungkin lalu menghembuskannya dengan perlahan. Mataku tertutup dan teringat pada satu kejadian indah. Di tempat inilah Jennie dan aku melakukan ciuman pertama kami.

 Di tempat inilah Jennie dan aku melakukan ciuman pertama kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie menyelamatkan hidupku. Ia menyelamatkanku dari masa depan yang berbahaya. Ia mengajari ku bagaimana menjadi seseorang yang lebih baik dan adil. Aku akan selalu merindukannya dan aku akan selalu mencintainya. Selalu. Sampai aku dan ia bisa bertemu kembali disana. Cinta kita seperti angin. Aku tidak bisa melihat itu, tapi aku bisa merasakannya.

***

Kini sudah empat puluh tahun berlalu, dan aku masih bisa mengingat semua tentang hari itu. Aku mungkin lebih tua dan lebih bijaksana sekarang. Dan mungkin aku telah menjalani kehidupan yang lain sejak saat itu, namun aku tahu bila waktu yang kumiliki akhirnya tiba, kenangan akan hari itu merupakan bayangan terakhir yang akan terlintas dalam ingatanku. Aku masih mencintainya, dan aku bahkan tidak pernah melepaskan cincin pernikahanku. Selama sekian tahun aku tidak pernah punya keinginan untuk melakukannya lagi.

Aku menarik napas dalam-dalam, menghirup udara musim semi yang segar. Meskipun kota Bradfort dan aku sudah berubah, udaranya masih tetap sama. Masih udara yang sama dari masa kecilku, masih udara yang sama seperti ketika aku berusia tujuh belas tahun, dan ketika aku akhirnya membuka mata dan menghela napas panjangku, aku kembali menjadi Victory yang kini berusia lima puluh tujuh tahun. Tapi tidak apa-apa. Aku tersenyum, sambil menatap langit, karena masih ada satu hal yang belum kuberitahukan.

Sekarang aku percaya bahwa... Keajaiban itu bisa saja terjadi.

.

.
.
.
.
.
.
.
The End

VICTORY CEDRIC & JENNIE ADDISON

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VICTORY CEDRIC & JENNIE ADDISON

VICTORY CEDRIC & JENNIE ADDISON

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rest in love, my beloved angel..."

.
.
.


Finally kalian sudah berada di akhir cerita ini!

Siapa yang sedih? Angkat tangan

Mungkin buat yang kurang paham endingnya... cerita ini emang secara gak langsung menceritakan kisah Victory saat dia berumur 17 tahun, sesuai dengan yang di prolog :')

Terima kasih banyak aku ucapkan buat yang sudah bersedia meluangkan waktunya buat membaca, vote dan komen cerita ini ya! Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam hal apapun, termasuk penulisan cerita ini yang masih banyak kurangnya 🫶🏻

Kalo ada saran, kritik atau apapun boleh komen disini yap

Diingatkan kembali ini cerita based on film "A Walk To Remember" jadi jangan heran kalo sama kaya filmnya :)

Tenang, masih ada epilog, bagian terpenting, jadi jangan dihapus dulu booknya dari perpus kalian yaw

Byeee👋
Jangan lupa votement 💚

[✔️] MetanoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang