Two Days?

374 25 4
                                    

Tinggalkan jejak, vote, coment dan follow ya!Beri tanda jika ada kesalahan nanti author perbaiki. ThankU
_______________________________________

"Hendrix Yohanders. Aujourd'hui, votre dernier jour pour profiter de mon argent."

Brakk

Suara pintu yang di buka secara kasar, membuat banyak orang yang berada di dalam ruangan tersebut merasa terkejut. Di sana, gadis dengan pakaian hitamnya berdiri dengan mata yang sudah memancarkan amarah.

"Bonjour Monsieur Hendrix." ucap Billa dengan senyuman yang menghiasi bibir tipis miliknya.

"How are you today?" tanya Billa, yang kini berjalan pelan menuju ke arah seorang pria yang tengah duduk santai di kursinya.

"Je vais bien, j'attendais votre arrivée mademoiselle." ucap Hendrix.

Billa mengangguk, "Didn't you prepare a chair for me to sit?" tanya Billa.

Hendrix memberi kode kepada bawahannya untuk memberikan Billa tempat duduk yang nyaman, pria yang di perintahkan pun mengambilkan kursi untuk Billa dan meletakkannya di belakang Billa.

Dorr

Tepat sesaat kursi itu di letakkan, Billa menembak kepala pria yang memberinya kursi tanpa peringatan apapun. Kejadian itu tentu membuat mereka semua terkejut, terutama para anak buah Hendrix yang tak menyangka gadis secantik itu menembak tanpa ada rasa ragu sedikitpun dalam matanya.

"I'm sure you know what I mean, Mr. Hendrix." ucap Billa, sembari mengusap ujung dari senjata api miliknya. Lantas Billa mendudukkan dirinya di kursi dimana terdapat bercak darah milih anak buah Hendrix.

"You are very brave to come here without your other members." ucap Hendrix sembari menuangkan minuman kedalam gelas kosong yang baru saja di letakkan dimeja oleh anak buah Hendrix yang lain.

"Setidaknya, minumlah dulu sebelum memulai pertarungan." ucap Hendrix.

Hendrix sendiri keturunan Prancis dan Indonesia, ia salah satu rekan bisnis Billa di cabang perusahaannya yang ada di Prancis. Namun tidak di sangka justru Billa mendapatkan pengkhianatan seperti ini.

"Thank you Mr. Hendrix, cheers!"

"Eumm, let me ask you, apa alasanmu melakukan ini semua kepadaku, Mr Hendrix?"

"I don't think I need to answer that because I'm sure you know the answer." jawab Hendrix seraya sesekali meneguk wine miliknya.

"Ya, jadi tak perlu lagi aku harus berbasa basi denganmu?"

"Wait, kenapa kamu sangat terburu - buru untuk membunuhku, Nona?" tanya Hendrix.

"Aku tidak suka membuang waktuku untuk sampah sepertimu, Mr. Hendrix Yohanders." ucap Billa di akhiri dengan senyuman tipis.

Billa berdiri dari duduknya, membuat para anak buah Hendrix mengangkat senjata mereka dan mengarahkannya kepada Billa. Tak bereaksi apapun, Billa justru semakin membuat mereka merasa takut dengan sendirinya.

Billa tersenyum, senyum yang hanya ia tunjukkan untuk musuhnya. Dimana saat senyuman itu muncul, maka disaat itu juga janji Billa untuk membunuh musuhnya harus ia laksanakan segera.

Billa memegang senjata api miliknya di tangan sebelah kanan, sedangkan pisau lipat di tangan sebelah kiri. Kini tidak ada lagi wajah ramah, yang terlihat hanyalah kemarahan yang sudah lama ingin Billa luapkan.

"Hallo, Mr. Hendrix." suara yang teramat mereka kenal menyeruak masuk kedalam gendang telinga mereka, sontak semuanya menoleh ke arah pintu masuk, dimana Andre bersama anggota Blue Diamond, Dewa dan Zian, kini berdiri dengan gagah dan berani disana.

BILLA ANASTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang