P R O M I S E -69-

718 47 20
                                    

6 bulan kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

6 bulan kemudian...

"Kau sudah siap?" tanya Taeyong.

"Sebentar," Jeno sedikit kesulitan memasang dasinya.

"Kau ini...," Taeyong membantu Jeno untuk memasang dasi. Setelah itu ia merapihkan jas milik Jeno.

"Aku tidak sejago calon CEO dalam memasang dasi," goda Jeno.

Taeyong menepuk bahu Jeno dan berdecak. Sedangkan Jeno hanya tertawa melihat wajah sang kakak yang sedikit memerah seperti kepiting rebus.

"Taeyong! Jeno! Ayo cepat, sebentar lagi kedua orang tua kalian akan naik ke altar," ucap Doyoung dengan setelan hitamnya.

Mereka bertiga sampai di tempat janji pernikahan akan diucapkan. Hari yang cerah untuk hari yang membahagiakan ini. Baik Taeyong maupun Jeno menatap kagum pada sang ibu yang berjalan anggun dengan balutan gaun pengantin. Begitupula dengan Donghae yang terlihat gagah dengan setelan putih di atas altar pernikahan.

Di hari yang cerah itu, janji pernikahan diucapkan oleh Donghae untuk kedua kalinya. Namun, kali ini tanpa ada lagi pengkhianatan atau luka di dalamnya. Semuanya sudah berdamai dengan masa lalu. Yang berlalu, biarkan halamannya tertutup rapat. Kini, lebih baik fokus menjalani hal yang sedang atau akan terjadi.

"Jadi begini rasanya melihat orang tua sendiri menikah," gumam Jeno. Sedangkan Taeyong terkekeh mendengar gumaman Jeno yang duduk di sampingnya.

Setelah berakhirnya sesi pengucapan janji suci, tiba saatnya untuk pelemparan bunga pengantin. Semua orang bersiap sedia untuk menangkap bunga itu, kecuali Taeyong dan Jeno. Ya siapa juga yang ingin bunga pengantin orang tua mereka tentunya itu bukan Taeyong apalagi Jeno.

"Kenapa kau tidak menangkapnya?"

"Tidak... karena aku sudah memiliki jodoh yang sudah kupilih," ucap Taeyong.

"Baik... bersiap semua, SATU! DUA! TIGA!"

Bunga itu dilempar ke belakang, setiap orang berebut untuk mendapat bunga itu. Tapi siapa sangka yang baru datanglah yang mendapatkan bunga itu. Sedangkan itu Taeyong tersenyum melihat seseorang yang mendapatkan bunga itu.

"Ah sepertinya putra sulungmu akan segera menyusul paman," celetuk Doyoung diikuti dengan suara tawa beberapa orang.

Taeyong mendelik pada Doyoung, lalu kembali tersenyum ke arah perempuan itu dan mendekatinya.

"Aku tidak akan terburu-buru, kau tau... aku ingin diriku benar-benar dewasa untuk menjalani kehidupan pernikahan. Maaf, Dita," ucap Taeyong sembari menggaruk tengkuknya.

Ya, Dita rekan kerja paruh waktu Jeno. Siapa sangka perempuan itu menjadi kekasih sang kakak, setelah ia menjadi seorang magang di perusahaan yang dipegang oleh Taeyong. Lalu, saling bertukar nomor dan berakhir bertukar perasaan.

PromiseWhere stories live. Discover now