P R O M I S E -23-

681 74 26
                                    

Entah berapa kali Jeno menghela napas hari ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Entah berapa kali Jeno menghela napas hari ini. Setelah pagi tadi di bertemu dengan orang yang menyebalkan. Kini, dia juga terjebak dengan orang itu.

"Taeyong, eomma titip Jeno ya? Mendadak ada klien yang minta bertemu hari ini..."

Awalnya Jeno menolak, dia susah besar untuk apa dititipkan. Lagipula dirinya sudah terbiasa ditinggalkan sendiri dan juga dia memiliki Mola yang menemaninya, kenapa harus dititipkan pada Taeyong?

"Sudah waktunya makan siang, ada yang kau inginkan Jeno?" tawar Taeyong.

"Aku tidak lapar," balas Jeno.

"Baiklah jumeokbap (nasi kepal) dan gyeran mari (telur dadar) sepertinya cocok untuk makan siang," ucap Taeyong. Jeno menaikkan alisnya, apa Taeyong tidak mengerti maksud ucapannya? Apa dia tidak tahu jika menolaknya?

"Ada lagi yang kau mau?"

"Aku-

"Ah benar, sepertinya satu box ayam dengam cola tidak masalah," sela Taeyong.

"Terserah!" pasrah Jeno. Dia memilih pergi ke balkon rumahnya.

Prang

Jeno tersentak saat ada yang melempar batu dilapisi kertas ke arahnya. Jeno langsung melihat ke bawah, tapi tidak ada siapapun disana. Ia menoleh ke arah batu yang berhasil memecahkan salah satu pot.

'Menikmati waktu dengan hyungmu, eoh?'

Jeno mengerutkan keningnya, bagaimana bisa ada yang tahu jika dia bersama Taeyong? Dan bagaimana bisa ada yang tahu jika Taeyong adalah kakak Jeno? Selama ini Jeno tidak pernah bercerita pada siapapun, kecuali teman terdekatnya.

Apa Jeno harus mencurigai mereka? Jeno menggelengkan kepalanya, tidak mungkin. Teman terdekatnya adalah orang yang paling ia percaya selama ini.

Jika di balkon ada Jeno yang sibuk dengan lamunannya. Lain hal dengan Taeyong yang menunggu pesanan mereka.

Ding dong

Taeyong tersenyum saat pesanannya datang. Dia pergi ke arah pintu keluar sembari membawa uang untuk membayar pengantar makanan.

"Sebentar!" seru Taeyong.

Ceklek

Pintu terbuka, pengantar makanan itu memberikan pesanan Taeyong. Dia juga menerima uang bayaran dari Taeyong.

"Terima kasih," ujar Taeyong.

Pengantar makanan itu mengangguk.

"Tunggu! Kau..."

Taeyong membeku saat melihat pengantar itu membuka topi dan maskernya, lalu menyeringai pada Taeyong.

Guk guk

Lamunannya tersadar saat Mola menggonggong ke arah orang itu. Pengantar makanan itu langsung memakai topi dan maskernya.

"Mola~ya wae geurae?!" Jeno menghampiri anjing yang masih terus menggonggong dengan sesekali menggeram.

PromiseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora