P R O M I S E -48-

446 67 8
                                    

Seoyeong meregangkan ototnya, setelah hampir 3 jam berkutat dengan laptopnya untuk merevisi beberapa dokumen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seoyeong meregangkan ototnya, setelah hampir 3 jam berkutat dengan laptopnya untuk merevisi beberapa dokumen. Wanita itu tidak lagi bekerja ke kantor, tapi melakukan tugasnya dirumah. Dengan negosiasi bersama putra sulungnya tentunya. Karena Taeyong melarangnya untuk bekerja.

Tok tok

"Masuk saja," ujar Seoyeong.

Pintu terbuka dengan Taeyong yang masuk membawa secangkir teh hangat untuk sang ibu.

"Eomma lelah? Tidak perlu dipaksakan, bahkan jika perlu resign saja dari kantormu," ucap Taeyong.

Seoyeong terkekeh sembari menerima teh dari Taeyong dan menyesapnya perlahan. "Eomma hanya membantu beberapa karyawan untuk mengecek dokumen atau merevisinya, tidak terlalu lelah tenang saja."

Taeyong menghela napasnya, selalu saja ada alasan yang dilontarkan oleh wanita yang sudah melahirkannya ini.

"Oh ya, kau sudah pulang bekerja? Tumben sekali kau pulang awal," ucap Soeyeong.

Pasalnya beberapa minggu ini putranya itu selalu lembur, hingga tak ada waktu istirahat.

"Hari ini tidak," balas Taeyong.

"Syukurlah, jadi kau bisa istirahat lebih banyak. Jangan terlalu kerasa bekerja tubuhmu juga butuh istirahat begitupula pikiranmu," jelas Seoyeong sembari mengusap kepala Taeyong.

Taeyong mengangguk dan menggenggam tangan sang ibu halus sang ibu.

"Eomma," panggil Taeyong sembari menatap ibunya yang sedang memangku kepalanya di paha. Kini, mereka duduk di sofa ruang tengah sembari menonton acara variety show.

"Iya?"

"Bagaimana jika eomma bertemu seseorang yang sangat mirip dengan Jeno?" tanya Taeyong.

Seoyeong yang tadinya sedang fokus menonton, balas menatap Taeyong sebentar. Lalu terdiam menatap balkon luar.

"Eomma berharap, eomma tidak akan bertemu dengannya," jawab Seoyeong.

Taeyong bangkit dan duduk menatap sang ibu yang menahan tangisnya. Ia mendadak merasa bersalah karena menanyakan hal konyol itu pada sang ibu. Taeyong memeluk Seoyeong, "mianhae eomma..."

Seoyeong menarik napasnya dan tersenyum kecil, "gwaenchana, lagipula itu tidak mungkin 'kan?"

Taeyong mengangguk. "Maaf aku membohongimu, eomma..."



Jeno menghirup udara di belakang mansion sembari duduk di tepian kolam dengan kaki yang dimasukkan ke dalam air.

"Membosankan," keluh Jeno, bagaimana tidak? Di bangunan yang cukup besar ini hanya ada dirinya terkadang ada pak Han yang menemaninya. Tapi pria paruh baya itu sepertinya sibuk membantu Doyoung mengurus urusan kantor. Doyounh sendiri jika tidak disibukkan dengan kantor, kakaknya itu akan sibuk dengan perkuliahannya. Eric, yang katanya teman dekatnya itu juga sibuk dengan perkuliahannya mengingat tahun ini semester awal bagi setiap siswa SMA yang baru saja lulus beberapa waktu lalu. Dan dirinya? Hanya bisa berkeliling di lantai 1 dengan kyrsi roda, berdiri dengan bantuang tongkat dan mencoba beberapa makanan di kulkas.

PromiseWhere stories live. Discover now