P R O M I S E -31-

713 100 25
                                    

Seoyeong meletakkan ponselnya di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoyeong meletakkan ponselnya di meja makan.

"Apa Jeno berubah pikiran? Kenapa dia belum datang?" tanya Taeyong.

"Jeno kelelahan berlatih, katanya besok babak finalnya," jawab Seoyeong.

Taeyong mengangguk, "nanti belikan Jeno yang dibungkus saja."

"Tapi Taeyong~a... kenapa mendadak perasaan eomma tidak enak?" Seoyeong menyentuh dadanya, jantungnya terasa berdetak tak beraturan.

"Bukankah akhir-akhir ini eomma merasa tidak enak? Jangan khawatir, tidak akan ada hal buruk yang terjadi," ucap Taeyong.

"Bukankah kau pernah menyewa bodyguard untuk Jeno? Apa bisa tanyakan kabar Jeno padanya?"

"Maaf eomma... tapi dia sudah lama berhenti, aku pun tidak tahu apa alasannya. Hampir semua anak buah yang aku bayar untuk mengawasi Jeno berhenti tanpa alasan."

Seoyeong menghela napasnya.

Drrrt drrrt

"Yeobeoseyo?"

"..."

"Ah Jaemin~a, ada apa?"

Raut wajah Seoyeong berubah menjadi khawatir, dia menggenggam erat ponsel yang dipegangnya.

"Eomma..."

"Taeyong~a... Jeno..."

Taeyong menahan napasnya mendengar kabar itu.



Jeno menutup matanya saat cahaya silau itu semakin dekat ke arahnya. Untuk sesaat tubuhnya terasa melayang, lalu dihempaskan begitu saja. Jeno bisa merasa seluruh tubuhnya yang kebas. Jeno tersenyum kecil dengan menitikkan air mata.

"Eomma...hyung...appa, m-mianhae."

"JENO!"

Suara teriakan itu menjadi suara terakhir yang Jeno dengar sebelum telinganya berdengung dengan pandangan yang semakin memburam dan menggelap.

Sirine ambulance memenuhi jalanan malam itu. Setibanya di lokasi kecelakaan, petugas dan perawat dengan cekatan membawa Jeno ke brankar ambulance dan juga memberikan alat bantu pernapasan. Jaemin tidak melepas tangan Jeno yang sudah merah berlumuran darah.


"Apa ada keluarga pasien disini," ujar salah satu dokter.

"Aku sahabatnya, dok...," balas Jaemin.

"Bisa tolong segera hubungi keluarga pasien?"

Jaemin mengangguk, "aku sudah menghubunginya, mereka akan segera kemari."

"Baiklah," dokter itu kembali ke ruang UGD.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang