P R O M I S E -54-

435 64 8
                                    

Pak Han menarik napasnya, lalu menatap satu persatu ketiga orang dihadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pak Han menarik napasnya, lalu menatap satu persatu ketiga orang dihadapannya.

"Maaf sebelumnya, karena saya ikut andil dalam rencana yang dilakukan tuan Doyoung... bahkan ikut menyembunyikan perihal tuan Jeno," ucap pak Han dengan tulus.

"Apa tujuanmu?" tanya Donghae.

"Karena tuan Doyoung memiliki gangguan kecemasan berlebih, hal itu membuat emosinya tidak terkontrol. Dia bisa melukai dirinya sendiri juga menyakiti orang lain untuk melindungi sesuatu yang dia anggap adalah miliknya. Tuan Doyoung sosok kakak yang rela melakukan apapun untuk adiknya, termasuk tuan Jeno. Yang dilakukannya pada tuan muda Sungchan memang salah, tapi itu adalah caranya mempertahankan sang adik. Dia lebih rela dipisahkan oleh maut dibandingkan melihat dia sengaja dipisahkan oleh seseorang. Namun, setelah melakukan itu pada tuan Sungchan... tuan Doyoung depresi berat dan melakukan rehabilitasi selama 2 tahun untuk memulihkan mentalnya meski tidak sembuh sepenuhnya. Sudah hampir 20 tahun saya bersamanya...," jelas pak Han.

"Dan... juga, saya sudah menyelidiki kesalahpahaman antara tuan Donghae dengan pimpinan Kim di masa lalu," ucapan pak Han berhasil membuat Donghae terkejut bukan main.

"Apa maksudmu?"

"Semua masalah ini berawal dari kecemburuan kau terhadap pimpinan Kim Jaejoong dengan istri anda," jawab pak Han.

"Aku?" Seoyeong mengernyitkan dahinya bingung.

"Nee... saat itu kau tidak sengaja pimpinan Kim, yang sejatinya dia adalah sahabat di masa sekolah. Kau jadi sering bertemu dengannya tanpa sepengetahuan tuan Lee... sampai akhirnya, tuan Lee tau. Tapi tindakan yang tuan Lee lakukan adalah cara yang salah. Dia lebih memilih diam dan melakukan rencananya untuk menjatuhkan perusahaan pimpinan Kim," Seoyeong menatap Donghae.

"Jadi... kau melakukan hal gila itu karena cemburu?" Seoyeong mengepalkan tangannya.

"Apa yang kau pikirkan?! Kau bukan hanya menghancurkan satu perusahaan tapi juga orang-orang yang ada di dalamnya dan sebagian orang yang tidak bersalah! Bahkan kau membuat seseorang harus kehilangan keluarganya... seharusnya kau mengatakannya padaku! Seharusnya kau marah padaku! Mencaci maki diriku atau tidak seharusnya kau langsung menceraikanku! Bukan melakukan hal itu! Bahkan kau tida bertanya sekalipun padaku dan bertindak seolah kau paling tersakiti?!" Seoyeong meluapkan emosinya pada mantan suaminya itu.

"Eomma... pak Han belum selesai menjelaskan," Taeyong menangkup bahu sang ibu dan menyuruhnga duduk kembali.

"Karena hal itulah semua menjadi rumit bahkan konflik ini sampai pada putra kalian," ucap pak Han.

"Apa ada solusinya? Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahan kedua orang tuaku? Beritahu aku....kumohon...," mohon Taeyong.

"Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menebus kesalahan di masa lalu, semua sudah terjadi... Namun, kalian bisa menjadikan ini pelajaran di masa depan agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Tebus semua rasa bersalah itu dengan menjalani hidup lebih baik," jelas pak Han.

PromiseWhere stories live. Discover now