bab 21 musibah

449 29 3
                                    

Setelah acara selesai Haira menghampiri Kedua anaknya yang sedang di asuh oleh Umi Raisa dan ning Hana lalu Asisten Raisa datang menemui mereka " mohon maaf ning Hana di panggil Abi " Asisten bernama mbak siti memberitahu.

" baik sebentar lagi Hana ke sana " Hana bergegas menemui Abi.

Satu bulan berlalu hari ini Haira mendapatkan kabar bahwa Gafi akan pulang, Dia merasa senang dan bersiap-siap menjemput Gafi di Bandara. Di tempat yang sama dokter Dion menjemput Arumi di Bandara Dia tengah berdiri sambil berbicara dengan seseorang.

Di dalam pesawat yang sama Arumi dan Gafi tumpangi, Arumi melirik ke belakang melihat Gafi yang sedang duduk memandangi awan dari ketinggian. Suara pramugara menginstruksikan bahwa pesawat akan landing. Semua penumpang bersiap-siap mendarat setelah sampai di lapangan Bandara para penumpang turun dari pesawat. Para tentara membawa tas di pundaknya dan para relawan dokter membawa koper. Berjalan beriringan menghampiri orang-orang yang sedang menunggu kedatangan mereka dari kejauhan Arumi berjalan di samping Gafi. Haira menunggu bersama Kedua anaknya dengan membawa buket bunga di tangannya, mata Haira melihat Arumi yang keseleo dan di rangkul tangannya oleh Gafi Haira merasa cemburu. Dari kejauhan Arumi melihat keberadaan Haira lalu Dia berjalan perlahan. Haira menghampiri mereka membuat Gafi terkejut.

" Haira yang kamu lihat tidak seperti yang kamu pikiran " Ujar Arumi menjelaskan.

" enggak papa bersyukur mas Gafi sigap menolong kamu, Arumi tidak apa-apa dengan kakimu " Gumam Haira.

Arumi menggelengkan kepalanya "Aku enggak papa hanya sedikit sakit nanti juga sembuh " ujar Arumi.

Dari sana dokter Dion menghampiri mereka Dia melihat kaki Arumi yang keseleo Dion langsung menuntun Arumi berjalan.

" Terima kasih sudah membantu istri saya " Dion mengucapkan terima kasih pada Gafi.

Gafi hanya mengangguk " sama-sama "

Gafi merangkul tubuh Haira dan mencium kening Haira setelah itu Haira mencium punggung tangan Gafi. " mas sangat merindukan kalian bertiga " Lirih Gafi.

" kami juga merindukan mas " Gumam Haira memeluk tubuh Gafi.

" Bu-bu...bu... " suara Sabhira dan Syahdan merengek pada Haira.

Gafi melihat kedua Anaknya di stroller Dia mendekati Syahdan dan Sabhira lalu mencium kedua anaknya. Syahdan menangis ketika di cium oleh Ayahnya Dia ketakutan, Haira tertawa melihat mereka.

" kenapa tertawa hm ? " Tanya Gafi.

Haira menahan tawa menutupi mulutnya dengan tangan " hehe maaf mas habisnya lucu Syahdan takut sama Ayahnya beruntung Sabhira tidak takut denganmu " Ucap Haira.

Haira menggendong Syahdan menangis kencang Dia menenangkannya dengan pelukannya. Dan Sabhira di gendong Gafi Dia anteng nyaman di pelukannya sambil memainkan baret di kepala Gafi.

" sayang tahu enggak kenapa Sabhira tidak nangis dan takut sama kamu seperti Syahdan ? "

" Kenapa sayang, mas tidak tahu "

" karena cinta pertama anak perempuan adalah Ayahnya " Lirih Haira menatap Sabhira di pangkuan Gafi.

" Dan cinta pertama anak laki-laki adalah Bundanya " Gumam Gafi tersenyum.

Ketika Cinta Memanggil (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now