Bab 8 Air Mata

581 41 7
                                    

' pada dasarnya berharap pada manusia itu sangat menyakitkan, jika hadapannya saja tidak bisa di Pastikan lalu bagaimana Dia memberi harapan padaku '
_Haira Humaira_


Malam ini Haira membereskan barang barang yang akan di bawanya besok meski hatinya tidak sanggup bertemu ayahnya sejak sekolah sma Haira di tinggal ayahnya menikah lagi membuat hubungan antara putri dan ayahnya renggang yang dulu sangat dekat dengan ayahnya.

Sunyi di malam membuat Haira mengingat masa masa kecil bersama ayahnya hingga tertidur lelap matahari sudah terbit Haira bersiap siap untuk pergi. Semua sudah siap Haira berpamitan pada ibu dan menyalami tangan nya.

" ibu, Haira berangkat dulu " pamit Haira.

" hati hati nak di jalan nya, nanti sudah sampai kabarin ibu " ucap ibu Nina.

" iya ibu, ibu disini jaga baik baik, jaga kesehatan "

ibu Nina tersenyum " iya nak jangan khawatir ibu di sini akan baik baik "

Haira berjalan meninggal ibu dan rumah di jalan Haira naik taxu yang dia pesan menuju kota Bandung.
Setelah sampai di kota Haira berjalan kaki karena tidak ada taxi saat di perjalanan di dekat pondok pesantren. Haira melihat wanita paruh baya terjatuh hingga barang belanjaannya berserakan. Lalu Haira bergegas menolong wanita paruh baya itu dan membereskan barang belanjaannya.

" apakah ibu tidak apa-apa ? "

Wanita paruh bayu melihat Haira dan tersenyum " enggak papa nak terima kasih sudah menolong ibu " Ujar wanita paruh baya itu.

Seorang wanita santriwati menghampiri mereka " ibu nyai enggak papa saya beritahu gus Gafi " ujar santriwati itu.

" enggak papa enggak usah beritahu Gafi lagian Dia lagi tugas takut ganggu" larang ibu Raisa.

Haira mendengar nama Gafi dia tidak asing dengan nama itu ya, seperti nama kekasihnya Gafi.

" nak ayok masuk dulu sebagai tanda terima kasih ibu " pinta Raisa.

" enggak usah bu Haira mau pergi " Gumam Haira.

" jangan tolak permintaan Ibu nak " ujar Raisa.

Haira dengan terpaksa menuruti Raisa ke rumahnya Langkah kaki Haira memasuki pondok pesantren Al Azhar. Haira melihat para santri dan santriwati sedang mengaji Dia di bawa ke rumah pribadi Raisa. Di sana ada seorang Kiyai yang tengah duduk lalu Raisa mengucap salam dan masuk bersama Haira.

" Siapa Dia " Tanya KH Abdullah.

" Ayah ini kenalkan Haira kemarin yang menolong Saya " Raisa mengenalkan pada KH Abdullah.

" MasyaAllah nak silahkan duduk " Gumam KH Abdullah.

Haira mencium tangan KH Abdullah lalu duduk di sofa bersama Raisa.

Seorang santri datang menghampiri membawa air minum dan makanan.

" apakah Gafi sudah sampai belum Ayah mau menjodohkan dia " Tanya KH Abdullah.

" belum... " saat Raisa hendak berbicara tiba tiba suara seseorang terdengar dari belakang...

" Assalamualaikum ibu gimana keadaan kakek " guman Gafi tergesa gesa saat sampai.

Ketika Cinta Memanggil (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now