Bab 31 jiwa yang bergetar

201 11 1
                                    

' Takdirku dan takdirmu bersatu dalam sebuah doa dan harapan '

_Ketika Cinta Memanggil_


Brukk... Tidak sengaja Alika menabrak seorang wanita paruh baya yang berjalan berlawanan arah.

" maaf Bu saya tidak sengaja apakah ibu baik-baik saja " tanya Alika.

Wanita paruh baya itu tersenyum melihat Alika " iya tidak apa-apa nak "

" apakah kamu santri baru di sini ? " Tanya wanita paruh baya itu yang berjalan Zahra. Alika menunduk " iya Bu saya santri baru di sini, ibu mau menengok anak ibu " ujar Alika.

" iya nak apakah kamu kenal dengan anak ibu ? "

Alika menggelengkan kepala " mohon maaf bu yang mana anak Ibu saya bantu ketemu anak ibu " ujar Alika.

" anak ibu laki-laki, tidak usah nak ibu mau ke dalem dulu " gumam Zahra.

Zahra pun berjalan di antarkan Alika dalam perjalanan mereka berbicara satu sama lain. " siapa nama kamu nak ? " Tanya Zahra.

" saya Alika bu " ucapnya setelah sampai Zahra bertemu Raisa dan berpelukan lalu mereka berbicara. Melihat kedekatan mereka Alika keheranan dan dari sana Haira datang.

" tante Zahra " sapa Haira menyalaminya.

" Haira apa kabar di mana Sabhira dan Syahdan " ujar Zahra.

" Alhamdulillah baik dan mereka lagi tidur tante sendirian di mana paman ? "

" paman lagi ke luar kota " Setelah mereka berbincang-bincang Haira memperkenalkan Alika pada tante Zahra.

" tante kenalkan ini Alika adik Haira " ujar Haira lalu Alika pun bersalaman pada Zahra. " Alika ini tante Zahra ibunya gus Zidan " ucapnya.

Alika kaget mendengar itu Dia tidak menyangka wanita paruh bayu yang bersamanya adalah ibu gus Zidan.

" masyaallah Alika sangat cantik seperti Haira " puji Zahra.

Alika tersenyum mendapatkan pujian dari ibunya gus Zidan Dia menunduk malu. Di madrasah gus Zidan sedang mengajari santri-santri setelah selesai Dia meninggalkan madrasah pergi ke dalem menemui ibunya.

" Assalamualaikum " ucap gus Zidan.

" Waalaikumsalam " ke empat wanita itu menjawab salam bersamaan.

Gus Zidan masuk menghampiri Zahra dan menyalami tangannya " ibu kenapa tidak bilang mau ke sini kan Zidan bisa menjemput ibu kalau ibu bilang dulu " oceh Zidan.

Zahra mendengarkan ocehan putranya itu " iya maafkan ibu "

Tanpa sengaja mata Zidan menatap Alika dan tersenyum Alika menunduk tersenyum mendapatkan senyuman dari gus Zidan. "saya permisi pamit dulu " Alika berpamitan pergi.

" iya silahkan semangat mengajinya " ucap gus Zidan memberi semangat.

Mendengar perkataan Zidan umi Raisa, tante Zahra dan Haira terkejut lalu mereka melirik dan menahan tawa melihat sikap gus Zidan. Gus Zidan yang terkenal sifatnya dingin cuek apalagi sama wanita yang baru Dia kenal. Namun kali ini berbeda saat mengenal Alika sifat dinginnya mulai mencair bahkan umi Raisa, tante Zahra dan Haira heran melihat gus Zidan selalu perhatian sama Alika.

" hem " Haira mendehem melirik gus Zidan.

Gus Zidan berpamitan dia kembali ke madrasah untuk mengajar santri lagi. Saat Alika mengaji d madrasah dia mendengarkan kajian dia duduk di barisan belakang membuatnya tidak bisa melihat jelas siapa yang berceramah. Namun Alika sangat mengenal dengan suaranya Dia menengok dari belakang namun nihil Alika tidak bisa melihat jelas karena jarak yang sedikit jauh. Saat melantunkan sholawat bersama, Alika pun bersholawat di tengah-tengah bersholawat Alika mengantuk di menguap dan menutup mulutnya dengan tangan. Lalu Dia bersandar di bahu temannya dia sangat nyenyak dari depan gus Zidan tidak sengaja melihat Alika yang tengah tertidur nyenyak.

Ketika Cinta Memanggil (SUDAH TERBIT)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora