Bab 7 Cincin kepastian

702 38 14
                                    

Bismillah
Semoga Allah mudahkan urusan kita Aamiin...

Jangan lupa follow dan vote buat bab ini juga share rekomendasikan cerita ini ke teman teman literasimu🔄

Happy Reading❤

Haira membaca pesan itu dan memberitahu Tiara bahwa hp nya ada di bang Angga.
Dek, Handphone temanmu ketinggalan di mobil sekarang ada di Angga hp nya. Selamat malam...

Tiara pun lega mendengar itu besok dia akan mengambil hpnya sama Haira sambil menengok Gafi. Matahari sudah menyapa Gafi masih terbaring suster memeriksanya saat ini Gafi mulai baikan dan boleh pulang nanti sore. .

haira dan Tiara menengok Gafi sekalian mau mengambil hp Tiara dari Angga.

Suara pintu terbuka membuat Gafi bahagia mendengarnya apalagi melihat kedatangan Haira.

Haira menghampiri Gafi sedangkan Tiara di luar bersama Angga untuk mengambil hpnya mereka mengobrol mungkin sedang pdkt. "Sudah baikkan bang ?" tanya Haira.

" Alhamdulillah sudah dek nanti sore juga sudah bisa pulang " jawab Gafi.

" Syukur kalau gitu " gumam Haira berdiri di samping Gafi. " Kamu bawa makanan lagi ? " Gafi menanyakan makanan.

" Enggak... lagian hari ini Aku gak masak habis dari hadiri kajian ustazah Halimah Allaydrus kamu  mau lagi makanan seperti kemarin" gumam Haira.

" iya, tidak papa lain kali saja masakinnya " gumam Gafi.

Di depan ruang inap Angga bersama Tiara berdua. “ ini handphonenya lain kali hati-hati “ ujar Angga memberikan handphone pada Tiara.

“ terima kasih maaf saya agak ceroboh “ gumam Tiara.

“ boleh minta nomor handphonenya ? “ tanya Angga.

“ hem boleh “ Tiara memberikan nomor telpon nya pada Angga.

Mereka tediam sejenak saling salah tingkah. “ Aku pulang duluan mau pamit sama Haira dulu “ Tiara bergegas masuk menemui Haira.

“ permisi “ Haira masuk ruang inap Gafi di sana Haira dan Gafi sedang berdua.“ Haira gue pulang duluan ya “ ujar Tiara.

“ iya gak papa hati-hati di jalan “

“ kamu juga hati-hati, bang Gafi cepat sembuh supaya ada yang jagain Haira ya hehe “ Tiara menutup pintu.

Tiara berjalan keluar dan di sana ada Angga sedang berdiri. “ Aku pamit pulang “ ujar Tiara pada Angga seketika mata mereka saling bertatap. “ hati-hati di jalan boleh saya anter ke parkiran “

“ boleh, kalau tidak merepotkanmu “ Gumam Tiara lalu berjalan bersama Angga.


Seminggu kepulangan dari rumah sakit Gafi kembali beraktivitas kali ini dia bertugas di kodim. Dengan berat hati Gafi meninggalkan Haira meski awalnya ragu dengan kepercayaan Haira padanya.

Gafi pergi ke rumah Haira untuk memberitahu kepergiannya besok.
Setelah sampai Gafi mengetuk pintu dan mengucap salam, tidak lama kemudian Haira membuka pintu. Keduanya duduk di kursi ruang tamu Gafi mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan memberikan kepada Haira.

" Ini apa bang " tanya Haira.

" Buka aja " Ujar Gafi.

Haira pun membuka kotak kecil itu membuat dirinya terkejut melihat cincin di dalamnya.

" Cincin untuk siapa ini bang, kaya yang mau tunangan aja " Gumam Haira tersenyum.

" ini cincin untuk kamu, mas ingin serius sama kamu dan cincin ini tanda bukti keseriusan mas " Ujar Gafi.

Mata Haira menatap Gafi tidak menyangka seserius ini kah laki laki itu hanya untuk mendapatkannya.

" Maaf ya dek hari ini mas tidak bawa keluarga hanya cincin ini menjadi kepastian untukmu setelah abang pulang dari tugas abang akan membawa keluarga untuk lamaran dan menentukan hari pernikahan nya" ucap Gafi.

" kamu tugas dimana ? Setelah ini kamu ninggalin Aku " air mata Haira mulai berlinang.

"Maafkan mas dek ini tugas negara abang harus bertanggung jawab, adek di sini jaga diri cuma 2 bulan mas tugas setelah itu mas akan kembali" Gafi meyakinkan Haira.

Haira hanya bisa mengangguk mengerti.

Setelah berbincang bincang Gafi pamitan pergi pada ibu Nina dan menyalaminya lalu
Haira mengantarkan ke depan.
Meski berat harus menjalani ldr Haira meneteskan air mata melepas kekasihnya pergi tugas. Di sisi lain Gafi menguatkan Haira memeluknya dan mengusap kepala Haira dengan lembut.

" Sudah jangan nangis doakan mas supaya cepat pulang dengan selamat " Gumam Gafi seraya mengelus kepala Haira.

" Hati hati jaga kesehatan besok adek gak bisa nganter abang, di sini Haira akan menunggu "ujar Haira.

Haira menyalami tangan Gafi dan melambaikan tangan padanya yang sudah berjalan meninggalkan tempat itu.

Pagi ini Gafi dan pasukan yang lainnya meninggalkan desa untuk pergi tugas ke kota mereka membereskan semua barang senjata ke mobil pengangkut para tentara.

setelah satu bulan lebih keberangkatan Gafi bersama teman teman nya, Haira mendapatkan kabar bahwa ayahnya sakit.

" Haira besok pergi ke kota ayahmu sakit parah " beritahu ibu nina.

" ayah kenapa bu di sana ada istrinya"
Jawab Haira dengan muka jutek.

" jangan gitu nak, itu ayah kandungmu seburuk apapun ayahmu jangan benci dia ayahmu! " ujar bu Nina.

Haira terdiam mendengar perkataan ibu dan menuruti kemauan menemui ayahnya di kota.

" baik kalo gitu, besok Haira berangkat" gumam Haira.

****

Part ini lebih sedikit🙏

jangan lupa vote bab ini dan follow share ke teman teman literasimu😘

Komen👇

~ Jangan lupa bersyukur setiap nikmat Allah berikan~

Salam Readersku
Bahagia selalu😘

Ketika Cinta Memanggil (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now