BAB 33. Masalalu Bara

3.8K 233 0
                                    

Spesial POV LAILA

Matahari mulai menampakkan cakrawalanya di atas langit,membuat mataku menyipit melihat kepergian suamiku.

Aku tersenyum sembari melambaikan tangan tinggi-tinggi, setelahnya seulas senyum itu kembali luntur saat mobilnya sudah tidak ada dalam pandanganku. Entah mengapa tapi rasanya...terasa kehilangan sesuatu. Terasa sepi dan semangatku menghilang.

Sejenak, aku menghela nafas. Melangkahkan kakiku memasuki rumah. Kini terlihatlah Mbok Eka yang tengah membersihkan sisa sarapan yang tadi kami lakukan bersama. Dengan berbinar aku menghampirinya.

"Mbok?" tanyaku seraya duduk di kursi meja makan. Kulihat Mbok Eka langsung menatapku.

"Iya, Non?"

Aku diam-diam mengamati Mbok Eka. Sejak awal melihat keakraban Mas Bara dan Mbok Eka, membuatku bertanya-tanya akan hubungan mereka. Barangkali mereka memang sudah saling kenal atau mungkin itu hanya pikiranku saja akan mereka.

Dengan canggung aku tersenyum terlebih dahulu. Masih jam 07.00, sedangkan masuk kampus nanti jam 08.00, jadi bisa dong bercengkrama sebentar?

Aku menatap Mbok Eka yang terheran-heran.

"Mbok, boleh duduk dulu sebentar? Laila mau bertanya." Kulihat Mbok Eka mengangguk antusias,ikut duduk berhadapan denganku.

"Kayaknya, serius ya, Non?" Terdengar tawaan renyah dari Mbok, membuatku ikut tertawa. Terasa hilang sudah rasa canggung ini. Setelahnya aku tersenyum mengangguk. Lalu berucap,

"Hanya tentang Mas Bara, Mbok..."

"Ooo-Den Bara toh. Tapi, apa tidak apa-apa,Non?"

Aku mengerut, padahal niatku bukan ingin menggosipinya kan? Eh, tapi ... bukannya ini sama saja? Aku telah menggosipi suami sendiri? Ah taulah. Aku penasaran tentangnya.

"Ya enggaklah Bi, Laila kan istrinya juga. Lagipula, Laila hanya ingin bertanya hal kecil saja."

Sekuat tenaga aku menutupi segala kemungkinan yang akan membuat Mbok Eka curiga.

"Memangnya apa yang ingin Non tahu tentang suami Non sendiri?" tanyanya.

"Mbok. Apa Mbok sebelumnya memang sudah mengenal Mas Bara?" tanyaku to the point. Aku tidak ingin mengulur waktu dengan basa-basi, dengan cepat aku ingin langsung ke inti.

Kulihat wanita paruh baya itu tersenyum. "Tentu saja Non. Dia kan anak dari majikan saya dulunya."

Jawaban dari Mbok Eka membuatku terkejut. Sangat. Tidak menyangka bahwa...

"Hanya saja, saya keluar saat Den Bara berusia 10 tahun." Aku terdiam bisu. Menatap Mbok Eka yang kini tengah menunduk sayu. Tatapannya begitu sulit untukku artikan.

"Mbok. Menurut Mbok, Mas Bara orangnya seperti apa?" tanyaku ingin mengenal Mas Bara lebih jauh lagi. Beruntung dugaanku benar sejak awal, bahwa Mas Bara dan Mbok Eka nampak sudah saling mengenal. Ternyata memang benar.

"Den Bara ... dia itu orang yang sangat baik Non. Dia selalu bersikap lemah lembut apabila berbicara dengan yang lebih tua dirinya. Suka menolong dan tidak pernah mengeluh. Tapi, mungkin itu dalam pandangan Mbok, tidak tahu dalam pandangan orang lain, Non."

Setitik Garis Rahasia [COMPLETED]Where stories live. Discover now