BAB 11. Jalan-jalan

7.1K 412 1
                                    

Laila mengerjapkan matanya dengan pelan. Tanpa sadar tangannya melingkar pada perut Bara. Bukannya melepaskan pelukan tersebut ia malah semakin mengeratkan pelukannya. Terasa hangat dan...

"Astagfirullah ..."

Betapa terkejutnya Laila saat tersadar dari tidurnya. Tidak terkejut bagaimana? Bibirnya tanpa sadar tengah menempel pada pipi Bara. Sedang tangannya memeluk Bara dengan amat erat padanya. Sedekat ini?

Laila menjauh, tidak menyangka kalau ia tidak sadar dalam hal ini. Untung saja ia yang lebih dulu bangun, kalau saja Bara-suaminya, dipastikan dia akan menggodanya secara terus-menerus.

Laila melirik Bara yang masih memejamkan matanya. Dilihat dengan seperti ini membuat Laila langsung mengalihkan tatapannya. Sialnya suaminya itu benar-benar tampan jika tidur seperti ini. Membuatnya ingin kembali menatapnya.

Laila beristigfar, ia menggeleng untuk menghempaskan akan pesona Bara. Dengan cepat Laila turun dari ranjangnya dan hendak menuju kamar mandi.

***

"Mas, bangun ..." Laila menepuk-nepuk pipi Bara agak keras.

"Enghh." Bara melenguh di balik matanya yang masih memejam.

"Mas, cepet bangun. Salat shubuh dulu sana!" ujar Laila lagi dengan tepukan yang sedikit lebih keras.

Dipegangnya tangan Laila oleh Bara yang berada di pipinya.

"Sayang, cium dulu, " ucap Bara yang masih memejamkan matanya. Ia menunjuk tangannya pada bibir tipisnya.

"Ish, mulut kamu bau kali Mas, cepat sana!" kesal Laila sembari menarik tangan suaminya itu agar terbangun.

Bara bangun dari tidurnya dengan setengah sadar. "Ck! Punya istri gak ada romantis-romantisnya! Padahal gak bau juga kali!" kesalnya seraya meng-hah kan mulutnya pada telapak tangan. Seketika dirinya menciut kala mencium bau mulutnya yang memang bau.

Laila yang melihat itu tertawa, namun tidak terlalu keras.

"Asal kamu tau Mas, hidup itu enggak kayak di novel-novel! Di mana orang yang bangun tidur langsung dikasih ciuman. Ieuww ... yang ada menjijikan kali." Laila berseru dengan gaya yang di jijik-jijik kan, membuat Bara menatap tajam ke arahnya.

"Laila. Kamu jahat ya ngeledekin Mas. Padahal Mas, cuman mau dicium sama kamu!" Bara berbicara sembari memanyun-manyunkan bibirnya.

Dengan kesal Bara bangun dari tidurnya. Ia kemudian membawa handuk dan masuk ke kamar mandi. Sedangkan Laila hanya terkikik pelan dan langsung membereskan tempat tidurnya, kemudian ia langsung turun ke bawah untuk memasak sesuatu.

***

"Sayang ... oh sayang ...?" teriak Bara menggelegar sembari menuruni anak tangganya.

"... di mana engkau berada, macam mana kamu nak ada ikan tak nak timbul, ikan tak nak timbul." Awalnya Bara berteriak, eh ujung-ujungnya ia malah menyanyi khas film upin-ipin dengan logat malaysia nya.

"Jeng,jeng, jeng, jeng ... Ikan oh ikan di mana--"

Tepat saat Bara sudah di bawah tangga dan terus menyanyi, Laila yang merasa terganggu langsung mengdungselkan sebuah potongan roti ke mulut suaminya itu agar terdiam.

Setitik Garis Rahasia [COMPLETED]Where stories live. Discover now