BAB 13. Panggil Apa?

1.2K 86 4
                                    

Hallo👋👋👋 Apa kalian masih baca cerita ini? Masih simpan cerita ini? Xixi, saya tidak tahu. Sebab tidak ada jejak. Wkwk.

Sebenarnya cerita ini sudah tamat full di Goodnovel. Jadi kalo kalian berminat bisa baca di sana🤍Oke, cuman segitu. Makasihh kalian🤍🤍

**

"Haciw!"

Bibir Laila bergetar karena kedinginan, bersin yang keluar membuatnya semakin merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya.

Membungkus? Tubuhnya?

Tunggu.

"Aaaaa!!" Jeritan Laila yang menggelegar membuat pintu kamar terbuka segera. Menampilkan sosok Bara yang nampak khawatir.

"Ada apa?"

"Berhenti di sana, Mas!" pekik Laila membuat Bara patuh.

"Apa yang telah kau lakukan padaku, Mas?!" teriak Laila kembali membuat Bara mengernyit. Namun tak urung ia menjawab, "Melakukan apa yang seharusnya Mas lakukan, memangnya kenapa?"

Langkah kaki Bara kembali berjalan, membuat Laila kembali berteriak. Namun kali ini Bara hiraukan.

"Kau bertanya kenapa? Kau pasti menikmatinya saat aku tertidur kan?"

Bara semakin mengernyit. Menikmati?
Oh, Bara tahu ke arah mana pembahasan ini menuju.

Bara tersenyum menggoda. Duduk di pinggir ranjang dan menatap istrinya yang semakin merapatkan selimutnya.

"Sepertinya begitu ... karena Mas, menikmatinya," jawabnya enteng, malah terkesan seperti desahan.

"Licik! Kau benar-benar seorang manusia licik bermuka dua!" pekik Laila menatap tajam sang suami.

Bara terkekeh mendengar teriakan istrinya. "Memangnya kenapa? Udah lihat semuanya juga. Jadi, boleh dong---"

Puk!

Laila melempar bantal tepat dimuka Bara. Membuat sang empu menghela nafas panjangnya. Bertanya kenapa istrinya ini begitu aktif kala sedang sakit?

"Enggak akan!"

"Aku ini suami kamu, Laila ... cintaku, sayangku, kasihku. Jadi aku punya hak atas hal itu," ucap Bara membuat Laila berkedip beberapa saat. Bibir Laila naik ke atas bertanda jijik mendengar ungkapan tersebut.

"Dengar, tadi kamu pingsan, membuat Mas mau tak mau mengganti bajumu yang basah. Mas memang melihat semuanya, tapi ..." Ucapan menggantung Bara membuat Laila mengalihkan tatapannya. Merasa malu.

"Mas enggak akan berani kalau kamu nya saja tidak sadarkan diri. Masa iya Mas melakukannya tanpa mendengarkan desahanmu. Kan gak seru..."

"Mas!"

Seketika Bara tertawa bersamaan Laila yang melempar kembali bantal ke muka suaminya itu.

"Pokoknya hal itu tidak akan pernah terjadi! Laila belum siap!" Laila membuang muka. Memikirkannya saja membuat emosinya meninggi. Karena pada nyatanya ia belum bisa menerima bahwa Bara adalah suaminya. Dirinya masih mengharapkan sosok Shaka yang menjadi suaminya kelak.

Setitik Garis Rahasia [COMPLETED]Where stories live. Discover now