BAB 5. Kembali Ribut

7.5K 430 3
                                    

Laila mengedarkan pandangannya saat ia sudah berada di dalam cafe- atas permintaan Shaka.

Untung cafe tidak terlalu ramai, menjadikan Laila mudah menemukan Shaka dalam sekali pandangan. Ia berjalan menuju kursi yang diduduki Shaka.

"Maaf banget ya, udah nunggu lama?" tanya Laila tak enak hati.

Shaka tersenyum sekilas, "Enggak kok, aku juga baru datang soalnya." Shaka menatap sekilas Laila yang tengah duduk berhadapan dengannya. Tidak ada yang tahu bahwa hatinya kini sedang berdisko.

"Mau sekalian pesan? Biar sekalian makan juga," ucap Shaka kembali.

"Boleh, " balasnya membalas senyuman.

Sambil menunggu pesanan, mereka hanya duduk diam. Hanya ada kecanggungan yang mereka rasakan saat ini.

"Laila?"

"Heum?"

"Aku lupa nyampein kalo kamu dapet salam dari Ummi dan Abah, katanya kapan kamu silaturahmi ke sana?" Tatapan Shaka begitu intens menatap Laila.

"Wa'alaikumsalam. Insya Allah, Kak." Laila mengalihkan tatapannya ke sembarang tempat. Ini benar-benar membuatnya canggung.

"Mbak, Mas. Ini pesanannya." Seorang pelayan datang dengan beberapa makanan lalu menyimpannya di atas meja.

"Terima kasih," ujar Shaka dengan sopan.

Perempuan itu dibuat salah tingkah saat Shaka tersenyum padanya, sesaat perempuan itu membalas senyuman Shaka dan langsung pergi.

"Kak? Jadi, hal apa yang ingin kamu bicarakan?" Sembari makan Laila mencoba berbicara dengan Shaka.

"Sebenarnya... aku hanya ingin bertanya, apa kamu sudah siap untuk menikah?"

"Uhuk! Uhuk!" Laila tersedak saat mendengar kata menikah. Kesadarannya teringat saat Dena mengatakan bahwa pasti Shaka akan melamarnya, heum...apa iya? pikir Laila.

Dengan cepat Shaka langsung menyodorkan minum ke arah Laila. "Minum dulu. Kalau makan tuh jangan ngelamun!" ujar Shaka terkikik melihat tingkah Laila yang membuatnya gemas sendiri.

"Makasih." Dengan menahan malu Laila langsung mengambil minuman yang disodorkan oleh Shaka.

"Emm... memangnya kenapa, Kak?" tanya Laila saat dirinya sudah kembali membaik. Bahkan ia kembali makan namun kali ini sedikit berhati-hati agar tidak kembali tersedak.

"Sebenarnya..."

Derrttt... Derrttt...

Ucapan Shaka terhenti saat mendengar suara deringan yang berasal dari kantong Laila.

Dengan cepat Laila langsung mengambil ponsel nya dan melihat siapa yang tengah menelfonnya.

Wajah Laila seketika suram saat melihat nama penelfonnya, tak lain dan tak bukan adalah Bara sendiri. Dengan raut wajah tanpa ekspresi Laila ingin mematikan deringan tersebut. Namun sebelum itu,

"Siapa?" tanya Shaka yang melihat raut wajah Laila yang tiba-tiba sedikit berubah.

"Sebentar ya Kak." Dengan berat hati Laila menjauh dari kursi dan mulai menekan ikon hijau di sana.

"Pulang!" ujar disebrang sana saat telfon sudah tersambung.

"Hah?!" teriak Laila tidak mengerti akan ucapan Bara.

"Ck! Gue bilang pulang Laila..."

"Tapi...?"

"Cepet pulang atau gue langsung ke sana?"

Laila terdiam sebentar menimbangi apa yang barusan Bara katakan. Apa Bara mengetahuinya kalau ia sedang berbincang dengan Shaka, salah satu senior dikampusnya? pikir Laila.

Setitik Garis Rahasia [COMPLETED]Where stories live. Discover now