BAB 25. Kesadaran Bara

3.8K 255 2
                                    

Setelah kepergian Sherin, Laila mengusap air matanya yang jatuh menetes. Setelahnya ia masuk ke kamar di mana Bara dibaringkan.

Laila menghela nafas kasar. Dengan cepat dirinya mendekat menuju ranjang. Membuka sepatu Bara yang masih melekat itu.

Ia kemudian duduk di tepi ranjang, menyentuh pipinya yang masih berdenyut sakit akibat tamparan itu.

Namun ada hal yang lebih sakit dari itu. Mengetahui bahwa Bara ternyata hanya berpura-pura mencintainya. Ada alasan lain yang membuat pernikahan ini terjadi. Tapi apa? Apa tujuan Bara menikahinya? Sedari awal pernikahan ini memang begitu mengganjal hatinya. Tapi yang lebih heran Abinya malah menerima lamaran ini. Sebenarnya ada hal apa yang tidak dirinya ketahui?

Laila melirik suaminya yang tengah tertidur pulas. Menatapnya membuat rasa sakit dihatinya malah bertambah saja. Namun tak urung Laila menaikan selimut untuk menutup tubuh Bara. Menariknya sampai batas dada.

Dalam diam, Laila terus menatap suaminya yang tertidur pulas. Keringat di pelipis bercucuran dari keningnya membuat Laila dengan telaten membersihkan keringat itu dengan tangannya.

Ada banyak hal yang begitu membebani pikiran akhir-akhir ini. Tapi...sudahlah, ia akan mencari tahu sendiri.

Dengan lemas Laila beranjak, namun tiba-tiba tangannya tertahan saat Bara mencekal pergelangan tangannya.

“Jangan pergi ... Rin, jangan pergi...”

Dengan cepat Laila melepas kasar tangan itu. Mendengar nama yang dikeluarkan oleh mulut Bara membuatnya tidak suka. Kenapa harus Sherin? Kenapa bukan dirinya?

“Gue inginkan Bara! Dan gue juga tau kalo dia cinta sama gue!"

Teriakan Sherin yang belum 10 menit ini menggema ditelinganya

“Dia cinta sama gue!”

“Jangan pernah jatuh cinta sama Bara! Karena dia gak cintai lo,Laila!”

“Ada alasan lain kenapa dia milih lo!”

Air mata Laila jatuh kembali mengingat akan hal itu. Membuat rasa kecewa akan Bara memenuhi relung hatinya. Kecewa bahwa ternyata segalanya hanya kepura-puraan semata.

“Sherin ...”

Seketika Laila berlari keluar saat suara itu kembali terdengar. Suara Bara yang malah menyebutkan nama Sherin, bukan dirinya...

“Astagfirullah ... kenapa jadi seperti ini?” Laila menangis tersedu-sedu. Ia sungguh membenci dirinya sendiri saat ini. Kenapa pula ia menangisi pria yang sudah jelas menyakitinya? Tidak ia cintai tapi ... kenapa sesakit ini? Sungguh menyebalkan!

Prang!

Prang!

Prang!

Laila terlonjak kaget mendengar suara pecahan kaca di dalam kamar Bara. Dengan cepat ia masuk dengan membuka kasar pintu.

“Mas Bara?!"

“Pergi?!”

Prang!

“Mas, kamu kenapa?” Laila mulai panik saat Bara melempar setiap barang yang ada.

Setitik Garis Rahasia [COMPLETED]Where stories live. Discover now