Tigapuluhtiga

4.1K 258 52
                                    

Sudah berbulan bulan terlewati, banyak perubahan yang dilewati oleh seorang pria itu. setelah selama dua tahun dirinya dibuat uring uringan dengan pelarian dari kekasihnya. kini dirinya melewati bulan bulan yang berlalu selama enam bulan tanpa sang kekasih. terakhir kali dirinya mendekap sang kekasih dengan tangannya yang dilumuri darah dari tubuh kekasihnya. pria itu merindukan kekasihnya, ia memang menyukai darah, namun jika darah sebanyak itu yang didapati sang kekasih sungguh menyayat hatinya, ia merasa kehilangan dan hancur karena kehilangannya.

Hari hari yang pria itu lalui begitu monoton. ia mengurus klannya dengan setengah hati, karena pikiran dan jiwanya tidak berada ditempat, justru pikirannya berkelana kemana mana membayangkan memori manisnya dengan sang kekasih yang saat ini sudah terbaring dengan tenang.

Hans merasa tidak memiliki gairah hidup, bahkan saat ini musuh dengan mudah mengambil daerah kekuasaanya dalam penjualan obat obatan terlarang ataupun barang selundupan lainnya. klannya dengan mandiri menggerakan  seluruh organisasi tanpa strategi apapun yang sudah beberapa minggu tidak dapat perintah oleh bos tertingginya saat ini.

Tidak jarang, Hans mendapat makian dari ayahnya karena sibuk terpuruk hanya karena wanita bernama Vanya yang kini tertidur dengan tenang. setelah pria paruh baya itu menikmati libur panjangnya karena anak semata wayangnya kini yang bergerak mengelola perusahaannya, kini harus terpaksa kembali mengelola semuanya atau bisnisnya akan bangkrut dalam sekejap karena sang anak yang masih saja terpuruk menyedihkan.

"Sayang, ini Mommy. bolehkah mommy masuk." ucap Mawar diluar ruang kamarnya itu.

Lalu, Mawar memasuki ruangan tersebut dimana anaknya yang terduduk ditepi ranjang dengan wajah menunduk. Mawar menghampiri sang anak dengan perasaan yang berat, melihat anaknya yang kejam kini lebih gelap dari biasanya, terus menghindari banyak orang dan hampir tidak berinteraksi dengan siapapun. saat Mawar mengangkat tangannya hendak mengusap kepala anaknya dengan sayang, tangannya lebih dulu ditepis dengan kasar oleh sang anak. sungguh hatinya seperti diremas, ia ingin memeluk sang anak, namun jangankan memeluk anaknya yang saat ini rapuh, disentuh saja ia menolak.

"Sayang, Mommy sudah banyak masak makanan kesukaanmu, Mommy juga masak makanan kesukaan Vanya. Ayok, kita makan malam terlebih dahulu? atau kamu ingin makan bersama Vanya? hm?." rayu Mawar.

Tidak ada jawaban apapun dari Hans. padahal setiap saat waktu makan, laki laki itulah yang memerintahkan harus ada makanan kesukaan Vanya yang ia masak, agar suatu saat gadis itu bangun Vanya bisa langsung makan karena takut gadis itu kelaparan katanya.

Selama enam bulan, Vanya tertidur dengan tenang, yang tadinya dirumah sakit dan sekarang dipindahkan menjadi berada dikamar Hans dengan alat medis yang menunjang kehidupan gadis itu. karena saat ini Vanya mengalami antara hidup dan mati alisa koma, sempat dokter menyarankan untuk melepas semua alat medis itu dan mengikhlaskan gadis itu pergi, namun Hans dengan keras kepala menolak itu semua, Hans mempunyai keyakinan gadisnya pasti dapat bangun kembali.

Mawar mulai frustasi dengan anaknya yang tidak merespon apapun ucapannya, sungguh dia merasa kesal dan sakit hati.

"Bisakah kau berhenti terpuruk seperti ini Hans? jika kamu yakin dia akan bangun, maka kau harus yakin dengan keyakinan itu, kau juga harus hidup, dengan keadaanmu yang seperti ini akan membuatmu cepat mati dan kau tidak akan bisa melihat gadismu terbangun dari tidurnya!!! biarkan dia beristirahat dengan tenang, tinggalkan gadis itu dan benahi hidupmu!!!." kata Mawar dengan nada frustasinya.

Bukanya, tersadar oleh ucapan ibunya yang ada benarnya itu. Hans justru menggeram, emosinya terbakar dengan kata kata ibunya yang menyuruhnya meninggalkan gadisnya. Hans menatap ibunya tajam hingga rasanya pandangan itu menusuk begitu dalam.

"Mommy menyayangimu, mommy hanya ingin kau kembali seperti semula, dia tidak akan bangun hanya dengan kau terus berada di sisinya setiap waktu, kau memiliki kehidupan sendiri, kau harus menjalani semuanya dengan semestinya, jangan seperti ini. tinggalkan gadismu dan pergi makan!!." kata Mawar lagi.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Where stories live. Discover now