Tigapuluhsatu

2.9K 187 15
                                    

Hingga saat ini, Vanya masih berpikir cara melarikan diri dari kamar hotel ini. sayangnya, Vanya tidak dapat untuk sekedar mencari celah. disetiap sudut kamar hotel ini hanya ada fentilasi kecil dan dinding kaca yang membentang memperlihatkan gemerlap suasana tengah malam di kota ini. pintu juga menggunakan id kard dan hanya Hans yang memiliki itu, sedangkan sang pemilik entah berada dimana saat ini.

"Ya tuhan, kenapa kau hadirkan seseorang seperti Hans dalam hidupku?." gumam Vanya yang prihatin kepada nasibnya sendiri.

"Ini kamar hotel atau sel tahanan untuk teroris buron? kenapa tidak ada celah untuk melarikan diri? andai aku sekecil kecoa mungkin aku rela melarikan diri dari lubang kloset." ucap Vanya menghela nafas panjang.

Tiba tiba pintu terbuka dengan lebar, menampilkan sosok mengenakan kemeja hitam. setelah Hans mencumbu Vanya untuk melepas kerinduannya meski tanpa bercinta, laki laki itu mendapat panggilan lalu pergi meninggalkan gadis itu dan mengurungnya. kini, Hans kembali dengan pakaian yang sudah berganti.

Hans mendekati Vanya yang bergeming ditempat, entah kenapa ketika Vanya mencoba menjadi pemberani namun tetap saja tubuhnya memiliki respon yang berbeda. Vanya merasakan tubuhnya selalu melemah dan bergetar ketakutan.

Kini Hans sudah berada dihadapan Vanya yang sedang duduk disisi ranjang dengan mata yang mulai sayu akibat mengantuk, pria itu melepas earphone wireless dari salah satu telinganya dan meletakannya dinakas. lalu, Hans mencondongkan tubuhnya kearah Vanya dan bekata---

"Jika pun kamu bisa melarikan diri lewat kloset, aku pasti akan menemukanmu dari tumpukan kotoran itu." Hans tertawa kecil mendengar gerutuan Vanya yang ia sadap itu, gadisnya memang lucu dan menggemaskan.

Hans mengusap kepala Vanya dengan sayang, meski dirinya sedikit kesal dengan respon tubuh Vanya yang selalu menegang ketakutan atas sentuhannya, Hans tetap menyukai sentuhan fisik kepada gadis itu.

"Tidurlah, kau pasti kelelahan." ucap Hans lembut.

Vanya mengernyitkan dahinya bingung. bukankah pria itu ang mungkin sibuk seharian karena dirinya adalah pengusaha? lalu dirinya kelelahan karena apa, ketika dirinya saja dikurung dan tidak melakukan apa apa? ya... meski Vanya kelelahan dengan semua pemikirannya yang mencari cara untuk bisa bebas dari laki laki dihadapannya ini.

Akhirnya Vanya menurut meski dirinya enggan. namun, Vanya berpikir rasional untuk menuruti pria itu agar dirinya tidak disakiti dan ia akan mencari caranya esok hari.

Saat ini Vanya tidur memunggungi Hans yang masih berdiri disamping ranjang. lalu, tidak lama kemudian Vanya merasakan ranjang yang ditidurinya bergerak pelan, yang Vanya yakini Hans ikut berbaring saat ini.

Vanya mencoba tidak peduli dengan keberadaan Hans dibelakangnya, lalu memejamkan mata menghiraukan pria itu. Vanya terkesiap saat tiba tiba sebuah tangan melesak masuk diantara pinggang dan tangan gadis itu. Vanya bisa merasakan tubuh Hans yang mendekat kearahanya dan mendekap dengan erat tubuhnya, ia juga bisa merasakan dagu laki laki itu yang berada dibahunya.

Dulu, Vanya merasa nyaman dengan pelukan ini, meskipun dirinya tahu kalau dibalik perilakunya yang manis bisa saja laki laki itu melakukan sesuatu yang keji dibelakangnya. namun, Vanya begitu tersanjung dengan kesetiaan Hans kepadanya, dengan kelembutan Hans yang memberikan perhatian kepada dirinya. hingga dia melupakan bahwa tempramen laki laki itu akan berubah bengis jika menyangkut orang lain yang menyentuhnya, Hans egois menginginkan dirinya hanya memusatkan semua perhatiannya kepada laki laki itu, Hans juga tidak pandang bulu dan Vanya takut dirinya akan sendirian karena semua orang yang ia sayangi bisa saja dihabisi oleh laki laki itu hanya karena kesalahpahaman.

Sekarang, pelukan yang diberikan Hans masih sehangat dulu dan nyaman. sayangnya, semua keadaan berbeda, dirinya ketakutan. akhirnya Vanya mencoba melepaskan lengan yang bertengger dipinggangnya. namun, tidak mudah melepaskan kekangan yang diberikan Hans, lengan itu hanya mampu mengendurkan sedikit lilitannya.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon