Duapuluhlima

3.2K 211 33
                                    

Tidak pernah terpikir oleh laki laki itu kalau ia sampai kecolongan, bahkan seorang dosen saja bisa tertarik dengan gadisnya. gadisnya memang sungguh luar biasa indah. dari fisik ataupun kepribadiannya, mampu membuat siapa saja tertarik. sikapnya yang sok kuat mampu membuat laki laki kagum dengan gadisnya yang seolah olah bisa berdiri sendiri tanpa bantuan siapapun. wajah juteknya bisa membuat orang salah paham dengan kepribadian gadis itu yang mungkin saja sombong. namun setelah memperhatikan gadis itu yang ramah dengan senyum manisnya, pasti akan membuat siapa saja yang beruntung melihatnya akan terpesona dengan keindahan gadis itu.

Bagi orang orang sepertinya, penolakan adalah sebuah adrenalin yang menyenangkan. pembantahan
memang tidak disukai, tetapi karena pemberontakan itulah yang membuat manusia seperti dirinya penasaran untuk mendapatkan yang ia inginkan, untuk membuat seseorang itu bertekuk lutut dihadapannya.

Seperti saat ini, Hans melihat pemandangan kurang ajar yang bisa membuat darahnya memuncak. tidak peduli siapa yang memulai, yang pasti kedua manusia baru saja melakukan kegiatan ciuman itu sangat membuat sisi gelapnya tanpa sadar tidak terkontrol.

Hans melangkah mendekati kekasihnya yang sedang bersama laki laki dewasa itu. Menggelengkan kepalanya secara brutal, menahan amarah yang bisa saja meledak jika satu senggolan saja memancingnya.

Berjalan dengan langkah seringan bulu. namun, terasa membuat siapapun yang berhadapan dengannya merasakan gravitasi semakin memberat. Hans menelengkan kepalanya lalu terkekeh dan matanya menyorot dengan pandangan yang mengerikan.

Saat sudah berhadapan dengan kedua manusia itu, Hans menendang perut dosennya hingga tersungkur dilantai kelas. menarik Vanya turun dari meja, dan Hans mengusap air mata yang masih saja mengalir dari pelupuk mata gadisnya. ibu jarinya mengusap bibir gadisnya yang basah akibat perlakuan kurang ajar dosen yang telah tersungkur itu.

Hans mendorong pelan punggung Vanya, untuk berjalan mendahuluinya agar keluar dari kelas itu. Belum sempat kaki Hans melangkah, dari belakang Andreas hendak menyerang Hans dengan tinjunya. sayang, Hans terlalu peka hingga mampu menangkap tinjuan dari dosennya itu.

"Butuh waktu ribuan tahun untuk bisa menyentuh saya. simpan tenaga anda untuk melawan saya nanti." ucap Hans sambil memutar lengan dosennya itu.

Hans tidak pernah merasa terbebani dengan latihan berat yang ayahnya berikan, ada keuntungan besar yang Hans dapatkan dari kekejaman ayahnya. ia menjadi tak terkalahkan.

Setelah mematahkan tulang lengan dosennya itu dan membuat pria dewasa itu terkapar, Hans menarik pergelangan Vanya dengan kasar hingga gadis itu terkejut dan terseok seok mengikuti langkah Hans. dengan sebelah tangannya yang bebas, laki laki itu merogoh saku celananya dan meraih ponsel pintarnya untuk menghubungi seseorang.

"Siapkan ruang eksekusi, dan pastikan semuanya aman!!. bawa dia kesana dan paksa dia terus sadar hingga saya datang." perintah Hans kepada ajudannya.

Vanya yang bersama Hans mendengar laki laki itu menyebut ruang eksekusi mampu membuat seluruh tubuh gadis itu meremang. ia ingat betul hukuman apa yang pernah Hans berikan kepadanya.

"Tidak tidak, itu bukan untukmu. ruang eksekusimu adalah kamarku. dan pastinya kamu akan terus sadar dengan rasa nikmat dari hukuman yang aku berikan nanti." tiba tiba Hans menyela pemikiran Vanya.

Bukannya tenang dengan ucapan yang Hans lontarkan, Vanya justru merasa tubuhnya tremor parah.

"Tidak!!! tidak!!! Hans lepaskan aku ku mohon aku ingin pulang. aku tidak mau dihukum." ucap Vanya yang ketakutan dengan bayangan tentang hukuman yang akan kekasihnya berikan.

"Hukuman tetap hukuman sayang... kamu lalai menjaga sesuatu yang sudah menjadi milikku." tolak Hans.

"Hans aku mohon, ini semua terjadi bukan atas keinginanku. jangan hukum aku, hukum saja dia yang dengan kurang ajar menyentuhku."

Hello, my senior girl~ (Tamat)Where stories live. Discover now