Tujuhbelas

3.5K 265 31
                                    

Di jalan raya yang lumayan besar dan tidak terlalu ramai, sebuah mobil berwarna hitam metalik yang mewah melaju dengan kecepatan yang lumayan kencang sekitar 80km/jam. didalamnya ada seorang gadis yang masih menggunakan seragam SMA tengah diikat tangan dan kakinya, ia terus saja menggesekkan tangannya berharap bisa terlepas dari kekangan yang mengikat pergelangan tangannya. lalu dikursi pengemudi seorang pria dengan pakaian formal yang lebih mirip bodyguard tengah fokus melajukan mobilnya tanpa menghiraukan gadis di kursi belakang.

setelah beberapa lama diperjalanan, sekitar setengah jam mobil itu berhenti disebuah mansion besar. laki laki itu turun, lalu melangkah kekursi belakang.

"Silahkan turun Nona, anda sudah ditunggu oleh nyonya didalam." ucap laki laki tinggi besar itu.

"Gimana saya mau turun? kaki dan tangan saya di ikat!!." jawab Vanya ketus.

Kita sebut saja bodyguard. bodyguard itu dengan sigap melepaskan ikatan dikaki Vanya tanpa melepaskan ikatan yang berada dikedua tangan gadis milik tuan mudanya itu. lalu, pria itu menyeret Vanya paksa karena gadis itu tidak kunjung keluar dari mobil.

Dirinya sudah hafal dengan mansion yang disinggahinya ini, tidak lain adalah mansion yang dimiliki oleh keluarga Adyawinata. Vanya mulai tersadar, bahwa semua yang menimpanya pasti berkaitan dengan keluarga ini. salah apa Vanya sampai keluarganya disakiti? Vanya tidak bisa menerima ini semua, Vanya tahu kejadian yang ayahnya alami ada hubungannya dengan Hans dan dirinya.

Vanya saat ini sudah berada dirumah utama dan diruangan utama pula. mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan mencari sosok wanita paruh baya yang dicarinya. gadis itu melihat sosok yang dicarinya keluar dari ruangan berpintu warna putih di lantai atas. mulutnya sudah gatal ingin mengatakan sesuatu.

"Ada apa Robert? kenapa kau membawa gadis ini kesini?." tanya Mawar kepada asisten suaminya.

"Saya membawa Nona, karena Nona tidak sengaja mendengar pembicaraan saya sehingga Nona mengetahui semuanya, Nyonya." jawab sang bawahan.

"Baiklah kau boleh pergi, biarkan calon menantuku menjadi urusanku." kata Mawar.

Vanya memejamkan matanya sejenak mendengar penuturan yang Mawar katakan. dalam hatinya berkata bahwa dirinya tidak sudi menjadi calon menantu keluarga ini.

"Apa yang ingin kamu tanyakan, Vanya?." tanya Mawar dengan suara lembut keibuan seolah olah benar benar wanita penuh dengan kasih sayang.

"Kenapa? kenapa tante menyakiti ayah saya?." tanya Vanya dengan suara lantang.

"Ah itu, sebagai hukuman karena kamu telah membuat anak saya marah, saya tidak pernah main main saat saya bilang jika kamu masih saja keras kepala menolak anak saya, orang terdekatmu yang akan menerima akibatnya." ucap Mawar.

"Semua ini tidak ada kaitannya dengan keluarga saya!!! Saya, saya tidak akan diam saja diperlakukan seperti ini, jangan pernah berani menyentuh sedikitpun keluarga saya, atau--" ucap Vanya terjeda oleh wanita dihadapannya.

"Atau apa? atau kau akan kehilangan sahabatmu bahkan ibumu karena berani mengancam saya!!!." Mawar mendekati gadis remaja di hadapannya, menyorot tajam kedua manik berkilau milik gadis itu.

"Tidak!!! jangan pernah sentuh lagi keluarga saya!!!." teriak Vanya mengancam.

"Maka turuti semua perintah saya ataupun anak saya!!! semuanya akan terkendali dan tidak ada satupun orang yang akan tersakiti karena keegoisan kamu Vanya!!." kata Mawar membalikan keadaan.

"Yang egois disini adalah tante!!! sadarlah, bukan begini caranya memanjakan anak dengan membeli kehidupan seseorang tante!!! tolong sadarlah!!!." Vanya teriak histeris, gadis itu putus asa karena suaranya tidak didengar.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora