Tigabelas.

4K 297 29
                                    

"Ka, mau enggak lo jadi pacar gue?."

"Raka, mau yah jadi pacar gue. pliss tolongin gue." ucap seorang gadis.

"Kita akrab aja enggak, lo kesambet ya minta gue jadi pacar lo Vanya?." kata siswa itu.

Ceritanya Vanya tadi hendak kabur ke perpustakaan untuk menghindari Hans yang sudah pasti akan menyusulnya.

Gadis itu malah tidak sengaja menabrak siswa bernama Raka yang seangkatan dengannya namun berbeda kelas. ia hanya sekilas mengenal Raka karena laki laki itu sering ikut lomba marching band antar kecamatan bahkan provinsi untuk mewakili sekolah, otomatis laki laki itu selalu bolak balik keruang guru bahkan ruang osis karena ia adalah leadernya.

Entah hidayah dari mana gadis itu sampai bisa berpikir kalau dia memiliki pacar, kemungkinan Hans akan berhenti mengganggunya. maka dari itu saat gadis itu bertabrakan dengan bahu raka bukanya meminta maaf, justru ia malah melontarkan perkataan yang sangat tidak masuk akal itu.

"Raka mau yah? plis..." rayu Vanya dengan sorot mata dibuat memelas.

"Ok kalau gitu, ayok makan bareng dikantin." kata Raka mengiyakan.

Tanpa Vanya sadari. ada sirat lain di nada perkataan yang Raka lontarkan. bukannya membantunya keluar dari masalah. justru Vanya menambahkan orang gila lagi dalam hidupnya.

Vanya tidak pernah tahu, laki laki yang berjalan mendahuluinya menyeringai tipis, matanya mata tajamnya berbinar seperti mendapatkan jackpot dalam permainan.

***

Saat ia sudah berada didepan pintu kantin sekolah, Raka memelankan langkahnya menunggu gadis yang beberapa menit tadi memohon dijadikan pacar olehnya.

Raka merangkul kepala Vanya sampai menubruk dadanya. Vanya mengerjapkan matanya bingung. mereka berjalan dalam posisi kepala Vanya yang ditekan kedada lelaki itu sehingga terjepit oleh lenganya. Vanya menyadari keanehan ini. ia mendongakan kepalanya menatap laki laki jangkung yang merangkulnya. heran juga kenapa dikelilingi laki laki titan setinggi tiang listrik.

"Harus banget kayak gini ya?." tanya Vanya menuntut penjelasan.

"Kenapa? wajarkan kalo sepasang kekasih kayak gini?." tanya Raka balik. laki laki itu menunduk mendekatkan wajahnya ke arah gadis yang sedang mendongak menatapnya.

"Y-Ya iya sih. tapi kan kita baru jadian, kita sama sama enggak ada rasa suka juga. lagian ini disekolah." kata Vanya beruntun.

"Kata siapa kita sama sama enggak suka? aku udah dari lama sering perhatiin kamu yang sering diseret paksa sama Hans, aku heran kenapa bisa Hans sampai tergila gila sama kamu, ternyata aku jadi tau dan ngerasain sendiri setelah berinteraksi sedeket ini sama kamu. dan memangnya kenapa kalau disekolah? kita lagi enggak menggangu jam pelajaran berlangsung tuh." jawab Raka.

Gadis itu tidak puas setelah mendapat jawaban dari laki laki yang baru saja diajak pacaran olehnya karena pikiran ngawurnya itu. Vanya jadi bingung harus berbucara apa lagi. terlalu speechless dengan jawaban yang diberikan oleh Raka.

"Udah enggak usah banyak tanya, kita makan aja, aku yang traktir kamu sepuasnya. itung itung merayakan hari jadi kita." kata Raka.

Kok Vanya jadi merasa aneh yah dengan laki laki itu?.

Vanya jadi diam karena tidak tahu harus berkata apa?. sedangkan laki laki itu kembali mengajak Vanya berjalan menuju meja kosong yang masih tersedia.

Tiba tiba Vanya merinding. dia merasakan wajah Raka yang berada tepat diatas kepalanya. laki laki itu menghirup dalam dalam aroma rambut Vanya. menyesap aroma wangi shampo yang digunakan gadis itu dalam dalam sampai matanya terpejam. adrenalin laki laki itu semakin bergejolak saat mata tajamnya terbuka setelah berhasil menemukan aroma yang disukainya.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Where stories live. Discover now