Tiga tiga

8.3K 571 16
                                    

Seharian ini Vanya bebas dari Hans, Vanya sangat menikmati waktu bebasnya hari ini tanpa diikuti apalagi diganggu oleh Hans. Pagi pagi sekali ia mendapatkan pesan dari Hans bahwa dia tidak akan masuk sekolah hari ini, tentu saja itu membuat Vanya sangat senang sekali, walau isi pesan yang Hans kirim sungguh membuat Vanya mual.

Hansip🤪

Pagi kakel cantik ☺️. Hari ini aku enggak masuk yah. ingat!! jangan nakal. jangan rindu juga😚.

                                             Me
                     Kalo bisa yang lama yah ☺️

Hansip🤪

Kok gitu? nanti kalo Hans kangen gimana?, pokoknya selama enggak ada aku Kakak gak boleh nakal. Kakak itu punya aku.

Memang Hans siapanya Vanya? seenaknya mengklaim Vanya miliknya. Hans saja tidak ada mengeluarkan kata suka atau apapun?, mungkin Vanya akan kejang kejang jika sampai itu terjadi, karena menjadi pacar Hans akan menjadi terror masa depan dihidupnya.

Kalau diingat ingat, entah kapan pertemuan pertama yang membuat ia selalu diikuti Hans sampai sekarang. Vanya tidak tahu tepatnya kapan?  karena Hans tiba tiba dengan seenak jidatnya mengganggu dan menjahilinya, padahal sebelumnya Vanya tidak kenal sama sekali dengan Hans sebelumnya. Bahkan ia tidak ingat dengan perkenalannya dengan Hans saat baru saja menjadi senior untuk panitia MOS.

Bell pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Saat ini Vanya baru saja turun dari mobil angkot di depan komplek perumahan tempat tinggal Vanya.

"Hallo? ada apa nelpon gue?" Tanya Vanya dengan penelpon diseberang sana.

Baru saja sampai depan pintu rumahnya Vanya mendapatkan telpon dengan dering yang sangat lantang sekali. Vanya baru saja pulang dari sekolahnya hendak masuk kedalam rumah terburu buru karena lelah, pasalnya dijalan tadi macet belum lagi di dalam angkot yang sangat sesak dipenuhi penumpang. Perasaan Vanya tidak mulai tidak enak.

"Hallo Van, lo ada dimana?" Tanya seseorang diseberang telpon.

"Gue baru sampe rumah kenapa?"

"Ok, gue jemput yah, bantu gue cari komponen buat acara ulang tahun sekolah" apa apaan si Arlan ini, baru pulang sekolah ujug ujug minta bantuan serasa merintah.

"Enggak ada enggak ada, minta bantuan yang lain sana! Dea kek atau Aries kek" tolak Vanya mentah mentah.

"Bodo amat!! Gue perintah bukan minta tolong jadi gue jemput sekarang juga!! Kalo gue nyampe lo belum siap lo bakalan tetep gue seret sekalian biar malu karena belum mandi haha" Ucap Arlan tanpa mengindahkan penolakan Vanya.

"Ih apa apaan sih lo Ar--" dengan sepihak Arlan memutus sambungan tanpa peduli Vanya masih berbicara.

Vanya membuka mulutnya hendak mengumpat tapi mengatupkan mulutnya kembali karena merasa percuma, Akhirnya Vanya hanya bisa mendesah pelan dan mengumpat didalam hati. Vanya cuma bisa membatin dengan semua perilaku laki laki disekitarnya, entah kenapa tidak ada yang normal. Hans laki laki yang sok polos dengan senyuman manis yang menyembunyikan seringai licik didalamnya, atau Arlan yang terang terangan menunjukan sifat dominan tidak peduli dengan pendapat orang lain.

Vanya bergegas masuk kerumahnya untuk melaksanakan ritual mandi dan berganti pakaian atau akan dipermalukan dengan tampilannya sendiri ketika diajak keluar oleh Arlan. Selesai mandi Vanya bersiap siap dengan memakai pakaian kasual yaitu kaos putih lengan panjang kebesaran, dan jeans warna baby blue untuk bawahannya, dengan sepatu converse sebagai alas kaki kesukaannya, tak lupa memoleskan sunscreen dan liptint warna chery untuk melindungi wajahnya dari sinar matahari.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Where stories live. Discover now