Dua dua

10.4K 682 6
                                    

"Hai kakel cantik"
Seorang laki laki berdiri menghadang jalan Vanya. Tidak ketinggalan senyum manis yang membuat siapapun yang melihatnya gemas dan terpesona.

Berbeda bagi Vanya yang berdiri menatap bosan adik kelasnya yang setiap hari akan selalu  mengikutinya terang terangan itu. Bagi yang melihat senyum manis adik kelasnya itu mungkin akan terpesona, tetapi baginya itu sangat sangat manipulasi. Pasalnya sikapnya seperti iblis!!!

Ah, Vanya lupa ada makhluk yang lebih menyebalkan dari si ketua osis. Hans adalah makhluk paling menyebalkan di muka bumi ini. Ok, itu berlebihan. Bagai mana tidak lebih menyebalkan? setiap saat selalu di ikuti adik kelas yang wajahnya sok polos yang sangat cocok dengan wajahnya yang baby face tetapi tidak cocok dengan tubuhnya yang berisi dan tingginya jauh melebihi Vanya. Dia akan melarang ini, melarang itu,  mengoceh setiap saat dan mengekorinya kemanapun Vanya pergi. Kalau saja satu kelas mungkin Hans akan memaksa untuk sebangku dengan Vanya dan menempelinya dimanapun dan kapanpun.

Sikapnya seperti pacar yang posesif terhadap gadisnya padahal bukan, Vanya tidak punya pacar dan amit amit memiliki pacar seperti Hans. Risih, tapi kalau diusir bakalan buat malu dan malah tambah parah ngocehnya. Mau pindah sekolah, tapi udah kelas 11 dan beberapa bulan lagi akan menjadi siswi kelas 12. Akan sayang sekali kalau sampai pindah, dia sudah mempunyai beberapa teman bahkan sahabat yang sangat baik kepadanya dari kelas 10. Tahu kan rasanya, berat sekali untuk beradaptasi disuasana baru.

"Hm Hai, bisa enggak lo minggir Hans? Gue lagi buru buru" jawab Vanya dengan senyum terpaksa yang terpatri hanya saat mengahadapi Hans.

Vanya melangkah kesisi kiri, namun dihalangi oleh Hans. Bergeser kesisi kanan, Hans pun ikut bergeser kesebelah kanan.

"Mau kemana Kakak cantik?" Persis seperti anak tongkrongan di gang dekat kompleknya yang berpenampilan seperti preman yang kerjaanya setiap hari menggoda perempuan saat melewati mereka, menyebalkan!!.

"Bukan urusan lo" jawab Vanya datar.

"Aku anterin ya ya?"

Vanya pasrah, karena dirinya sedang buru buru maka terpaksa membiarkan Hans mengikutinya kemanapun dirinya melangkah.

Seperti inilah menjadi anggota Osis, disibukan dengan berbagai kegiatan. Untungnya Vanya hanya menjadi anggota osis biasa yang tidak memiliki jabatan apa apa seperti sekertaris dan lainnya. Vanya ikut keanggotaan osis juga karena direkrut langsung oleh Arlan si ketua osis yang semena-mena. Bagaimana tidak dikatakan semena-mena? saat perekrutan ketua osis awalanya Arlan mendaftarkan namanya sebagai pasangannya alias menjadi wakilnya tanpa persetujuan Vanya. Vanya sampai harus lapor ke beberapa guru bahwa itu bukan kehendaknya dan Vanya tidak setuju sama sekali menjadi wakil osis yang baginya hanya menjadi babu oleh para guru yang sialnya malah berganti menjadi babu Arlan.

Setelah gagal menjadikan Vanya wakilnya, Arlan menyeret Vanya tanpa perasaan melibatkannya dalam kegiatan osis dan disetujui oleh banyak guru dan anggota osis lainya, apa yang bisa Vanya lakukan? ya pasrah lah dari pada nilainya yang sudah anjlok tambah jongkok. Dengan menyebalkannya si Arlan sudah mengancam Vanya, berminggu minggu berlalu Vanya kira menjadi anggota osis yang tidak memiliki jabatan apa apa tidak akan melelahkan, Vanya salah! Arlan tetaplah Arlan! sudah memiliki wakil, sekertaris bahkan bendahara tapi semua tugas yang dilimpahkan kepadanya Vanya yang kena getahnya. Kampret memang. Sampai situ dulu kisahnya lanjut nanti saat tugasnya sudah selesai!

***

flashback

Telpon sudah tersambung "Halo ar, disini gak ada siapa siapa. Coba lo telponin semua anggota osis yang lain, kata lo urgent kok cuma gue doang sih?" tanyanya bertubi tubi.

"Ya emang urgent banget, tapi cuma perlu lo doang kok" jawab seseorang di seberang sana.

"Ya emang tugas urgent apa? kok lo juga gak dateng sih? biasanya juga langsung dijelasin kan?" Perasaanya menjadi tidak enak. Sudah sangat hafal sifat ketua osis yang bernama Arlan itu. Mendengar namanya memang terdengar ketua osis yang berwibawa tapi di pandangan Vanya, Arlan adalah sosok yang pintar membuat ide dan pintar mengatur tapi malas bergerak. Bagaimana tidak, idenya selalu cemerlang juga tidak ada yang bisa membantah perintahnya kalau mode tegasnya keluar, tapi masalahnya dia malas untuk melakukan semuanya dengan usaha sendiri, mageran titik.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Where stories live. Discover now