Duapuluhsatu

3.2K 238 22
                                    

Kejadian dimana Vanya disekap oleh Raka, tidak menggemparkan sekolah karena hanya Hans dan Arlan yang tahu. semua kekacauan sudah di urus oleh Arlan dan Hans dibantu suruhannya untuk menyelesaikan tanpa satu pun orang lain yang tahu.

Vanya saat ini memang sudah pulang kerumahnya, dan terjadi interogasi mendetail oleh kedua orang tuanya. untung saja Mawar, mommy Hans mengantar dirinya dan Hans untuk membantu Vanya menjelaskan yang terjadi kepada dirinya. dengan alasan ia jatuh dari tangga hingga membuat kepalanya di perban.

Tentu saja ayah dan bunda Vanya terkejut melihat anaknya pulang dengan keadaan kepala yang terluka.

Pak Yono, ayah Vanya tadi sempat terkejut saat mengetahui putrinya dibawa pulang oleh bossnya sendiri.

Setelah berbincang beberapa saat, dan kedua orang tua Vanya berterima kasih kepada Mawar. Vanya digiring untuk beristirahat di kamarnya. Hans memasang wajah tidak rela saat akan pulang, namun ia kembali tersenyum ketika mengingat hari ini adalah hari yang terindah bagi dirinya karena berhasil merasakan bibir manis milik Vanya yang sudah ia damba sejak lama. Wajahnya memanas, ia bisa merasakan pipinya memerah. jika saja banyak orang sudah pasti reputasinya jatuh.

****

Sedangkan Vanya yang sudah ditinggal sendirian di kamarnya, gadis itu segera menjatuhkan tubuhnya keatas ranjang miliknya.

Vanya berguling guling diatas kasur, ia lupa dengan keadaan kepalanya yang terluka hingga membuatnya meringis kesakitan. Vanya menelungkupkan tubuhnya dan menenggelamkan wajahnya diatas bantal.

"Huaaaaaaaa sialan Hans!!! bibir gueee." Teriak Vanya yang teredam oleh bantal.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, masih dengan posisi wajah yang tenggelam dibantal. ia terus saja terbayang adegan 17+ dikepalanya. dimana Hans mencium bibirnya layaknya ahli, hingga membuat Vanya masih merasakan semuanya dibibirnya sampai sekarang. Vanya mencoba mengenyahkan bayang bayang dikepalanya, namun sayangnya justru semakin jelas dan membuatnya ingat kembali.

Dan akhirnya Vanya memutuskan untuk tidur.

****

Dilain sisi Hans terus tersenyum dengan pandangan yang tidak fokus seperti orang gila, sampai membuat Mawar yang menyetir dibuat heran saat melihat spion yang menampilkan anaknya dibangku belakang tersenyum dengan jari telunjuk yang menutupi bibirnya dan pandangan mengarah ke jendela.

Baru kali ini Mawar melihat anaknya tersenyum tulus tanpa sorot mata yang mengerikan. sampai membuat Mawar tersenyum ikut merasakan kesenangannya.

Mawar berharap, semoga Vanya benar benar bisa bertahan dan membuat anaknya terus bahagia seperti yang ia lihat sekarang ini.

"Rasanya manis, aku ingin merasakannya kembali. sepertinya mulai sekarang semua anggota tubuh Vanya jadi bagian favoritku, dan tidak ada yang boleh menyentuhnya." gumam Hans.

Semua kata kata Hans masih bisa ditangkap ditelinga Mawar. Mawar menyimpulkan bahwa putranya baru saja merasakan ciuman pertamanya, dan itu didapatkan dengan gadisnya.

Mawar tersenyum simpul, menyadari keposesifan yang dimiliki anaknya kepada gadis yang bernama Vanya itu.

"Bagaimana pendapat mommy jika Vanya menjadi milikku seutuhnya?" ucap Hans bertanya.

Matanya menyorot penuh keobsesian saat menatap mata ibunya yang ia tangkap dari kaca spion yang tergantung didepan. laki laki itu membayangkan suatu hari Vanya bersamanya dan menjadi miliknya, membawa gadis itu kerumah yang akan menjadi sangkar emas yang indah hanya untuk dinikmati olehnya. Hans memastikan semua itu terjadi saat ia mempunyai segalanya dengan kerja keras yang ia lakukan atas perintah ayahnya, saat itu juga kekuasaanya berada diatas milik ayahnya sendiri.

Hello, my senior girl~ (Tamat)Where stories live. Discover now