33. kenapa?

168 24 0
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya memencet tombol vote terlebih dahulu.

Pesta ulangtahun yang sempat terhenti itu kembali dilanjutkan, meskipun sebagian dari tamu sudah kembali ke rumahnya, itu tidak membuat gadis manis yang sedang berbahagia itu merasa sedih.

Langit yang terang kini sudah berganti menjadi gelap. Pesta perayaan ulangtahun itu sudah selesai dilaksanakan. Kebahagiaan yang tadinya luar biasa, kini menjadi sangat luar biasa karena kehadiran Cristiano dan juga para anggota lainnya. 

Cristiano terlihat sedang duduk disebuah bangku tamu dengan bersedekap dada serta punggungnya yang ia sandarkan pada sandaran bangku. Tatapannya tertuju ke depan melihat keberadaan sosok laki-laki yang ada disamping Bella. Disebelah Cristiano terdapat Vincent yang sedang memperhatikannya wajah bahagia adiknya itu.

"Suatu kebetulan luar biasa buat gue karna bisa ketemu dia, lagi," ucap Cristiano pelan, "dan, yang paling mengejutkannya, ternyata dia pacar Adik lo." lanjutnya.

"Lo biarin dia bebas bareng adik lo karna lo ngerasa seratus persen dia gak bakalan buat yang aneh-aneh, kan?" tanya Cristiano pada Vincent.

"Gua diam bukan berarti gua percaya. Gua cuma mau lihat sejauh mana seniman kita berkarya," jawab Vincent dengan matanya yang sudah teralih pada sosok Samudra.

Mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Vincent membuat Cristiano tersentak. Fokusnya yang tadinya tertuju pada Samudra kini sudah teralihkan.

"Maksud lo?" tanya Cristiano.

Dengan santai Vincent mengalihkan tatapannya ke samping, tepatnya pada Cristiano. Tatapan itu terlihat tenang, senyuman tipis tercipta dibibirnya.

"Menurut lo?" Vincent bertanya dengan sebelah alisnya yang terangkat.

"Lo jangan macam-macam, Vin!" peringat Cristiano yang mulai waspada.

Namun, seberapa saat kemudian Vincent tertawa ditempatnya. Terkadang laki-laki itu memang sedikit aneh.

"Gua gak bakalan senekat itu, No," ujarnya seraya menepuk punggung sahabatnya itu.

Dari kejauhan, sosok gadis sedang memperhatikan Vincent dan Cristiano. Gadis itu tampak menggigit kuku jari-jarinya dengan perasaan risau yang mendominasi. Ia melihat dua laki-laki itu yang saling tertawa dan sempat saling bertatapan dengan waktu lama.

"Vincent bukan golongan gay, kan?" gumam gadis itu yang tak lain adalah Rara, "kalau iya, berarti gua harus bersaing sama laki-laki?" lanjutnya.

"Gak ... gak ... ENGGAAAAK!" pekik gadis itu dengan histeris hingga membuat beberapa orang yang ada dekat dari sana menjadi merinding, karena menduga kalau Rara sedang kerasukan setan.

"Akh!" ringis Rara saat tubuhnya tiba-tiba tertarik hingga membuat dahinya terbentur ke sesuatu yang keras.

Sesaat gadis itu belum menyadari dengan apa yang ia alami saat ini, akan tetapi beberapa detik kemudian gadis itu tersadar dan langsung mengambil jarak. Kepalanya terangkat ke atas, melihat seseorang yang tinggi badannya melebihi tingginya. Ia melihat sosok laki-laki yang sedang berdiri dihadapannya dengan raut wajah yang, khawatir.

"Lo?!" kesal Rara saat melihat orang yang menariknya itu adalah Galang.

"Lo gapapa?" tanya Galang.

"Li gipipi, lo gak liat kepala gua sakit karna kena dada lo?" kesal gadis itu.

Terlihat tangan Galang terangkat hendak menyentuh dahi gadis itu, namun dengan cepat Rara langsung menepisnya.

Perlakuan Rara terhadapnya hanya diabaikan oleh laki-laki itu. Wajahnya yang datar memang bisa berbohong, namun matanya tidak bisa menyembunyikan itu semua. Matanya berbicara bahwa dia khawatir dengan gadis cerewet itu.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now