12. resah

242 25 1
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya untuk memencet tombol vote terlebih dahulu.

|Happy Reading|

"Bella?"

Semuanya sama-sama mengalihkan pandangannya ke arah sosok laki-laki yang entah kapan munculnya dengan sebuah jaket kulit berwarna hitam yang melekat ditubuhnya.

Gadis yang sedang dilanda kepanikan itu seketika terdiam kala melihat orang yang sama sekali tidak ia kenal tiba-tiba memanggil namanya. Bella hanya bisa memperhatikan mata laki-laki itu yang berwarna coklat, karena area hidung sampai leher tertutupi oleh sebuah kain.

"Anda kenal dengannya?" tanya Satpam itu pada sosok laki-laki misterius itu.

Ia yang mendapatkan pertanyaan itu seketika menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban 'ya tanpa berniat mengeluarkan suaranya.

"Kalau begitu Anda harus bertanggung jawab atas kelakuan Gadis ini. Ia sudah berani mencuri dari Supermarket lalu memberikan alasan bahwasanya ia tidak melakukannya," ucap Satpam itu dengan panjang lebar.

Bella yang mendengarkan ucapan sang Satpam hanya bisa meringis seraya menundukkan kepalanya. Ia merasa malu dengan semua orang yang berada disana.

Laki-laki bermata coklat itu hanya terdiam saat mendengarkan aduan Satpam tadi.

"Anda mendengar ucapanku tadi?" tanya Satpam itu yang tampak resah dengan sikap laki-laki bermata coklat itu yang selalu saja diam layaknya orang bisu.

"Berapa?" tanya laki-laki itu, "berapa rupiah yang harus saya bayar?" lanjutnya dengan santai.

Bella yang semula menundukkan kepalanya seraya meringis dalam hati seketika mengangkatnya kala mendengar ucapan laki-laki misterius itu yang beberapa menit yang lalu mengatakan bahwa dia mengenalnya. Mata Bella melotot saat melihat Satpam tadi yang sudah menerima beberapa lembar uang merah dari laki-laki misterius yang tiba-tiba muncul bak seorang penyelamat itu.

"Terimakasih. Saya anggap masalah ini sudah selesai," ucap Satpam itu lalu menatap Bella dengan sekilas kemudian kembali melangkahkan kakinya pergi masuk ke dalam supermarket.

Seiring berjalannya waktu, beberapa orang yang awalnya berkumpul disana seraya memperhatikan apa yang sedang terjadi perlahan bubar. Kini Gadis itu dapat menghembuskan napasnya dengan secara lega. Untung saja semuanya sudah berakhir tanpa melibatkan kedua orangtuanya maupun orang terdekatnya.

Kini Bella kembali teringat akan laki-laki misterius yang membantunya dari masalah yang ia alami saat ini. Matanya teralih ke samping, ia memperhatikan laki-laki tadi yang sedang membuka penutup wajahnya hingga terlihatlah wajahnya yang tegas. Mata Bella terus saja memperhatikan setiap lekuk wajah laki-laki itu tanpa sadar jika ia memandangnya secara terang-terangan.

Melihat Gadis betubuh pendek yang berada disampingnya selalu memandangi wajahnya membuat laki-laki itu menjentikkan jari-jarinya tepat didepan wajah Bella berharap Gadis itu dapat tersadar dari lamunannya. Hingga pada akhirnya Bella pun tersadar, kini pipinya sudah berbuah menjadi merah merona kala sudah menyadari apa yang terjadi. Kepalanya tertunduk ke bawah karena merasa malu jika bertatapan lagi dengan laki-laki bermata coklat itu.

"Gua yakin Vincent bakalan marah kalah tau lo keluar rumah diam-diam," ucap laki-laki itu dengan santai hingga membuat Bella mengerutkan keningnya. Dari mana dia mengetahui nama Kakaknya dan bagaimana juga dia mengetahui jikalau ia kabur dari rumah secara diam-diam? Kini pikirannya dipenuhi oleh tanda tanya yang besar untuk laki-laki bermata coklat itu.

"Kamu itu semacam cenayang, yah?" tanya Bella dengan raut wajah yang sungguh lugu.

Laki-laki itu tidak menjawab pertanyaan konyol dari Bella. Ia memilih untuk berjalan menuju motornya yang terlihat terparkir beberapa meter dari mereka berdiri. Gadis itu terus saja memperhatikan gerak-gerik dari laki-laki yang kini ia curigai itu hingga pada akhirnya terlihat motor yang dikendarai oleh simisterius tadi mendekat ke arahnya.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now