15. baper

288 19 1
                                    

Sebelum baca, alangkah baiknya untuk memencet tombol vote terlebih dahulu.

|Happy Reading|

Sinar bulan kini sudah tergantikan dengan sinar Cakrawala yang menerangi bumi. Sosok Gadis dengan rambutnya yang diikat seperti ekor kuda serta sebuah pita biru yang menghiasinya sedang berjalan menuruni anak tangga menuju orang tuanya berada. Pagi ini ia akan kembali bersekolah dan tidak lupa juga Samudra-lah yang menjemputnya.

Bella, Gadis yang selalu penuh dengan keceriaan itu mulai berpamitan pada kedua orangtuanya dan tak lupa juga dengan Kakaknya yang dingin dan galak itu.

Seusai berpamitan dengan kedua orangtuanya serta Kakak laki-lakinya, Bella melangkahkan kakinya menuju luar kediamannya. Mata indah Gadis itu langsung mendapatkan sosok yang ia rindukan sedang menunggunya diluar mobil dengan salah satu telapak tangannya yang berada didalam kantungnya dan satunya lagi sedang memegang sebuah ponsel.

Mata laki-laki itu selalu saja fokus pada ponselnya sampai tidak menyadari akan kebenaran Bella yang sudah berdiri didepannya. Wajah Samudra tanpak serius dengan matanya yang tidak lepas dari benda pipih yang berada digenggamannya.

Dari jarak yang dekat seperti ini, Bella dapat memperhatikan wajah Samudra yang sungguh membuatnya langsung terpesona. Yang menjadi candunya adalah bagian mata laki-laki itu. Mata Samudra terlihat sangat indah.

Seketika senyuman manis terbit dibibir Bella saat menyadari bahwasanya ia sangat beruntung bisa mendapatkan hati Samudra yang dingin bagaikan es batu. Itu artinya ia adalah seorang pawang es yang mampu mengambil hati Samudra.

Merasa tidak ada yang penting lagi diponselnya, Samudra pun langsung memasukkan benda pipih itu ke dalam saku celananya. Disaat laki-laki itu hendak mengedarkan pandangannya, ia sedikit kaget saat melihat keberadaan Bella yang ada didepannya dengan senyuman manis dibibir Gadis itu. Sesaat Samudra menaikkan sebelah alisnya saat melihat tingkah aneh Bella.

"Dari kapan diri disitu?" tanya Samudra ingin tau.

Gadis itu tampak bergumam pelan lalu melangkahkan kakinya ke depan hingga membuat jaraknya dengan laki-laki itu sangat dekat. Bella mengangkat wajahnya dan melihat dari bawah wajah Samudra yang sungguh membuatnya candu.

Laki-laki itu semakin bingung dengan tingkah aneh Bella. Walaupun ia tau bahwasanya Gadis itu memang aneh, akan tetapi ini lebih dari aneh yang ia tau dari Gadis itu. Ia memundurkan tubuhnya ke belakang hendak menjauh dari Bella, karena merasa tidak nyaman dengan jarak tubuh mereka yang sangat dekat.

Melihat Samudra yang menjauhinya membuat Gadis itu mengerut keningnya dengan wajahnya yang sudah murung. Ia semakin mendekat pada tubuh Samudra akan tetapi lagi-lagi laki-laki itu memundurkan tubuhnya hingga pada akhirnya punggung Samudra terbentur pelan pada body mobilnya. Melihat itu semua membuat Bella tersenyum lebar.

Samudra tampak menyerah dengan tingkah sang kekasih yang sangat aneh itu. Ia menghembuskan nafasnya sebelum pada akhirnya ia mengelus pucuk kepala Gadis itu.

"Kenapa, hm?" tanya Samudra dengan lembut akan tetapi raut wajahnya tetaplah datar.

Bella terlihat tidak menjawab pertanyaan yang dilayangkan oleh Samudra tadi. Yang saat ini ia lakukan adalah tersenyum dengan matanya yang terpejam. Gadis itu sedang menikmati tangan laki-laki itu yang mengelus-elus rambutnya dengan lembut.

Samudra terus memperhatikan wajah Bella yang tampak menikmati elusan dikepalanya. Seketika senyuman kecil terbit dibibirnya saat merasa gemas dengan Bella yang bagaikan kucing lucu.

Disaat kegiatan tangan Samudra terhenti disitulah Bella langsung membuka matanya dan menatap laki-laki itu dengan kesal. Padahal ia sudah berada disaat nyaman-nyamannya akan elusan itu.

Jari-jari Samudra tergerak merapikan poni Bella yang tampak berantakan. Bella tidak mau kalah dengan laki-laki itu, ia pun mengangkat kedua tangannya lalu merapikan rambut Samudra. Hingga pada saat ini mereka tampak saling merapikan rambut pasangannya.

"Arkhan ganteng banget, Baby yang punya!" seru Gadis itu dengan semangat dengan tangannya yang sudah berhenti merapikan rambut laki-laki itu.

"Kamu juga cantik," balas Samudra dengan raut wajah datar.

Mendengar ucapan Samudra membuat Bella mengerutkan keningnya. Saat ini ia sudah menyalahartikan ucapan laki-laki itu tadi. Moodnya yang semula bagus kini berubah drastis menjadi buruk. Dengan wajahnya yang murung ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil.

Lagi-lagi Samudra memejamkan matanya seraya mengembuskan napas panjang kala tidak paham lagi dengan sikap Bella pagi ini. Ia pun memilih untuk masuk juga ke dalam mobil karena berhubung saat ini mereka hampir telat.

**

Didalam perjalanan menuju sekolah, diantara Samudra dan Bella sama sekali tidak ada percakapan. Bella yang mendiami Samudra, dan laki-laki itu yang tampak biasa saja. Sungguh menjengkelkan sekali. Gadis itu melirik ke arah Samudra yang tengah fokus menyetir akan tetapi ia kembali mengalihkan pandangannya kala rasa kesalnya yang belum juga reda.

Sebenarnya Samudra menyadari akan Bella yang selalu meliriknya, namun saat ini ia sedang menyetir. Ia tidak ingin mengambil resiko jika nantinya takdir buruk tiba-tiba saja menghampiri mereka.

Tidak terasa hingga pada saat ini mobil Samudra sudah memasuki pekarangan Sma Rajawali. Disaat mobil itu sudah berhenti, dengan buru-buru Gadis itu langsung keluar dari dalam mobil itu tanpa menunggu Samudra terlebih dahulu.

Tingkah Bella yang aneh membuat Samudra resah. Dengan cepat ia juga turun dari dalam mobil lalu melangkahkan kakinya dengan lebar hendak mengejar Bella yang tampak menghindarinya. Laki-laki itu meraih pergelangan tangan Bella hingga membuat langkah Gadis itu terhenti.

Samudra menatap wajah Bella dengan begitu lekat, akan tetapi Gadis itu tidak ingin menatapnya balik.

"Kenapa?" tanya Samudra.

"Apanya?" Gadis malah ikut melayangkan pertanyaan dengan nada yang ketus.

"Aku nanya, Baby." tekan laki-laki itu dengan tangannya yang terus menggenggam pergelangan Gadis itu.

"Jangan tanya-tanya!" kesal Bella dengan berseru didepan Samudra.

"Kamu marah?"

"Dibilang jangan nanya-nanya, Arkhan!" sarkas Bella kesal.

Mendengar nada ucapan Bella yang meninggi membuat Samudra mengerutkan keningnya.

"Sekarang kamu lagi bentak aku?" tanya laki-laki itu dengan tegas hingga membuat Bella seketika tersadar akan ucapannya barusan.

"B-bukan ..."

Saat ini Bella hanya bisa menundukkan kepalanya saat mendengarkan perkataan Samudra pada saat ini.

"Kamu milikku," ucap Samudra dengan tiba-tiba ditengah kesunyian, "tapi belum sepenuhnya. nanti ... ada saatnya kamu jadi milik seorang Arkhana dengan sepenuhnya." 

Mendengar itu semua membuat pipi Bella seketika panas. Didalam perutnya kini terasa seperti ada sesuatu yang berterbangan. Ia sungguh tidak tahan lagi jika berdiri didepan laki-laki itu, saat ini ia ingin sekali berlari jauh lalu berteriak kencang.

Don't forget to vote and comment.

Samuella's UniverseWhere stories live. Discover now