GENTHA | Sebuah kehancuran

Mulai dari awal
                                    

Bangunan tua itu berada di dalam hutan yang terpencil, jarang sekali ada sinyal di sana. Pantas saja Malvyn tidak bisa melacak keberadaan Thara.

Gendra membuka helmnya, dan segera masuk ke dalam bangunan tua itu—di ikuti dengan yang lainnya juga.

Di dalamnya, Gendra tidak mendapatkan siapapun. Bangunan itu juga cukup besar, namun tidak ada seorangpun di dalamnya.

"Lah? kok kosong?" tanya Prince, bingung.

Suara tawa seorang gadis mengalihkan perhatian mereka.

"Gercep juga, ya, kalian," ucap Nathalie, di iringi dengan tawanya.

Di samping Nathalie ada Thara yang duduk di kursi tua dengan kedua tangan di ikat menggunakan tali, serta mulutnya yang di lakban.

Gendra melihat Thara yang begitu berantakan. Mukanya di penuhi dengan lebam-lebam, bajunya yang sobek-sobek, serta rambutnya berantakan.

Sungguh, Gendra sangat merindukan istrinya.

Saat Gendra ingin berlari menghampiri istrinya, teriakan Nathalie langsung membuatnya berhenti.

"SELANGKAH LO MAJU, NYAWA CEWEK INI TARUHANNYA," teriak Nathalie, mengancam dengan pisau di genggamannya.

Gendra menatap Nathalie dengan tatapan penuh amarah dan kecewa. "Lepasin dia!"

"Mau lo apa, Lie? kenapa lo culik Thara?" tanya Malvyn, tak habis pikir.

Nathalie terkekeh. "Lo udah dengan berani ngebebasin bokapnya dia! sekarang biar giliran dia yang gue siksa."

Tatapan Nathalie beralih pada Gendra. "Dan gue sekalian mau bales dendam sama lo, Gen. Gara-gara lo, Vino mati!"

"Apa hubungannya sama lo?" tanya Chitto.

"Asal kalian tau, ya. Gue sama Vino pacaran! gue LDR-an sama dia! pas gue udah janjian mau ketemuan sama dia..." Nathalie menunduk sembari terkekeh. "GENDRA MALAH BUNUH VINO, ANJING!!!"

"Gue pacaran sama Vino udah bertahun-tahun! kita terakhir ketemu 5 tahun yang lalu, DAN DENGAN SANTAINYA BAJINGAN ITU NGEBUNUH COWOK GUE!!!" Nathalie menunjuk ke arah Gendra, tatapan tajamnya tak lepas dari Gendra.

"Jadi... Vino sialan itu cowok lo?" timpal Bastian.

Nathalie menatap Bastian tajam, tidak terima jika Vino di kata-katai.

"Bukan cuma Vino, tapi kak Arion juga!" Nathalie menatap Thara tajam. "PAPA LO UDAH BIKIN KAKAK GUE MASUK RUMAH SAKIT!!"

Thara sedikit merasa terkejut sekaligus bingung. Memang Papanya telah melakukan apa pada Arion? bagaimana Papanya bisa kenal dengan Arion? sedangkan pria itu tiba-tiba menghilang dari kehidupannya.

"Bener dugaan gue, kalo lo sama Arion punya hubungan persaudaraan," ucap Malvyn, ekspresi wajahnya tampak datar.

Gendra mengerti, ternyata ini yang di maksud Argas. Kebenaran tentang Nathalie, dan siapa Nathalie yang sebenarnya.

"Lo licik, Lie. Lo udah khianati gue. Sekarang gue udah tau hati busuk lo itu," ujar Gendra dengan sedikit emosi.

Nathalie menyeringai. "Seandainya lo nggak ngebunuh Vino, gue nggak bakal khianati lo, Gendra!!"

"Sebagai gantinya, gue bakal bunuh dia, biar setimpal! tapi gue nggak bakal ngebunuh pake tangan gue sendiri," senyum licik Nathalie tersungging. "Melainkan tangan lo sendiri, Gen! gunain tangan lo buat bunuh istri lo, kayak apa yang udah lo lakuin ke Vino."

"Berarti selama ini, lo tau kalo dia istri gue?" tanya Gendra.

Nathalie tertawa. "Tanpa lo kasih tau, gue udah tau semuanya!"

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang