56. The Wormhole

1.6K 172 8
                                    

Rencana sudah di kuapkan dengan matang bahwa Jay akan pergi bersama Joonmyeon di perahu yang sama untuk mengecoh Jongseong.

Sementara Bella, Jake dan Sunghoon akan berada di satu perahu yang sama yang akan menepi di tempat yang berbeda untuk masuk ke pulau milik Jongseong dengan jalan rahasia.

Jalan dimana berupa lorong bawah tanah yang Heeseung dan Jay ketahui hanya berdua. Melalui peta yang di gambar Jay sedemikian rupa dan otak cerdas Jake untuk meneliti jalanan sampai akhirnya mereka bertiga pun tiba di lorong bawah tanah.

Gelap dan pengap.

Beruntungnya mereka mempersiapkan senter yang di pegang erat untuk penerangan. Sunghoon yang berjalan di depan, Bella berada di tengah dan Jake berada di belakang.

"Apa masih jauh?" Tanya Bella pelan dengan jantung kian berdetak gelisah.

"Sebentar lagi, kurasa." Jake masih membentangkan peta yang di gambar Jay lamat. "Jika beruntung Jongseong belum mengetahui jalanan ini kita mungkin keluar dalam sepuluh menit ke depan."

"Yah semoga Tuhan berpihak pada kita sekarang." Sahut Sunghoon masih menggengam erat tangan Bella untuk menjaganya kalau-kalau ada robot sial Jongseong datang menyergap.

Sementara Jay dan Joonmyeon sudah sampai tepat di pulau Dohju yang kini memiliki penerangan lebih terang dari biasanya. "Jay!!"

Seseorang berlari memeluknya erat dengan tawa riang yang membuatnya sesak, "Akhirnya adikku pulang!!" Kata Jongseong tertawa lebar dan menepuk kedua pipi Jay keras.

"Wah lihat? Jauh dariku sampai membuatmu sampai kurus kering begini Jay." Katanya dengan nada prihatin dan Joonmyeon berdeham mencoba menarik atensi.

"Well, kau membawa tamu?"

Jay mengangguk dan memperkenalkan Joonmyeon yang memberikan kode lain untuk Jongseong mengerti. Sementara itu Jay berusaha untuk tidak mengumpat keras.

Ia tahu bahwa Joonmyeon bukanlah orang yang akan mendukung rencananya. "Ayo masuk, aku sudah buatkan makan malam untuk kalian."

Jay pun beranjak masuk dengan hati terkepal erat setelah melalui tes biometrik sementara Joonmyeon masuk ke pintu lain untuk pemeriksaan biometrik lainnya untuk sistem menyimpan datanya sebagai orang yang layak masuk.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Jongseong.

Kalau saja hubungan mereka sebagaimana saudara pada umumnya mungkin ia akan bercerita banyak hal pada si kakak.

Tentang kebahagian, kesedihan dan ketakutannya yang kian menyesakkan.

"Baik." Katanya yang kemudian duduk di salah satu kursi meja makan yang sudah tersedia banyak sekali makanan kesukaannya.

"Makanlah. Kau terlihat kurus sekali Jay-ya..." Si kakak menatap prihatin sekaligus khawatir dan Jay tahu bahwa sekrusial apapun mental si kakak.

Ia yakin bahwa tak akan sampai hati memberikannya rancun untuk membuatnya menggelepar mati.

"Kakak juga makanlah." Katanya yang mulai menyendok nasi dan lauk ke piring. Jongseong mengikuti yang sesekali memberikan tambahan lauk favoritnya.

Seperti dejavu. Mereka memang sering makan bersama selama ini tanpa kedua orangtuanya ketahui.

Jay tahu Jongseong menyayanginya hanya dalam bentuk berbeda dan terkadang di luar nalarnya. Sampai meski ia begitu teramat membenci si kakak seolah akan membunuhnya jika menginggat kelakuannya namun disini.

Saat netranya bersitatap ia tak yakin bahwa ia benar-benar membeci si kakak. "Kak Jongseong." Katanya yang sudah lama sekali tidak terucap dari mulutnya.

Jongseong yang mendengar panggilan kecilnya itu pun terdiam. "Kenapa? Masakanku tak enak?"

"Aniyaaa..." Jay menggeleng dan tersenyum hangat yang berasal dari hatinya. "Masakan kakak selalu jauh lebih enak." Katanya membuat Jongseong tersenyum.

"Bisakah kita mengakhiri semuanya dengan baik-baik?" Katanya perlahan membuat Jongseong membanting sendok kasar.

"Apa maksudmu Jay? Apa yang harus di akhiri huh?!"

"Kak..." Jay mencoba melembutkan sekali suaranya untuk menenangkan si kakak. "Aku tahu kakak suka sekali menciptakan robot." Katanya hati-hati dan Jongseong sudah bernafas tak beraturan menahan gejolak amarahnya.

"Bagaimana kalau kakak menciptakan robot untuk membantu manusia? Bukankah itu lebih baik dan menyenangkan?"

"Aku juga akan ikut membantu. Mungkin dengan memasarkannya ke pangsa pasar yang nantinya bisa saja kakak menciptakan robot untuk sebagai teman agar tidak ada lagi manusia kesepian?"

"Jay." Desis Jongseong dan Jay tetap berusaha untuk membujuk karna ia tak mau mengambil opsi brutal dimana dirinya atau Jongseong kehilangan nyawa. "Kumohon kak..."

Jay bangkit berjalan dan bersimpuh di hadapan Jongseong yang menatapnya semakin marah. "BERDIRI JAY!"

"Aku mohon kak..." Katanya mengiba. "Sudah cukup kita bertengkar pada sesuatu yang tak perlu."

Jongseong meraih kerah kemeja Jay erat, "Tak perlu maksudmu?" Desisnya dan meninju Jay keras sampai si adik jatuh tersungkur terbatuk berdarah.

Satu tendangan ia layangkan ke perut membuat Jay meringkuk. Mengingat serangakaian ingatan pahit dimana Jongseong kerap melakukan kekerasan padanya. "Kau memang tidak pernah menghargai usahaku Jay!"

"Kau selalu menyepelekan karyaku!!"

Sementara itu Jake dengan penuh sekelimut teror segera berkata nyaris menjerit tertahan. "Tunggu. Jangan ada yang bergerak." Katanya membuat Sunghoon dan Bella berhenti di jalan.

Suara bunyian seperti langkah terseret terdengar dari arah depan membuat Sunghoon mundur semakin menahan Bella untuk tetap berada di belakang tubuhnya.

Jake berpikir dengan keras sampai berdiri paling depan menghalau Sunghoon dan Bella. "Kalian pergi berlari kembali setelah hitungan ketiga."

"Jake tapi--"

Sunghoon segera menarik Bella menjauh ke belakang kembali ke pintu masuk jalanan bawah tanah itu.

"Jakee hiksssss.." Bella berulang kali melihat ke belakang namun kegelapan membuatnya kesulitan melihat apa yang terjadi pada Jake di belakang sana.

"Ayo Bella lari!!" Bentak Sunghoon agar Bella lebih fokus dan semakin mengeratkan genggaman tangannya untuk berlari kembali ke pintu masuk.

Doorrrr

Suara selongsong pistol terdengar memekakan kedua telinga di belakang sana dan Bella semakin menangis histeris. "JAKEEE!!"

Sunghoon meraih bahu Bella erat yang akan merosot jatuh, "Tenang Bella, tenang. Itu bukan Jake yang terluka." Katanya meyakinkan.

Terus mencoba berlari dengan jantung kian berpacu sesaat mendengar derap langkah banyak sekali yang terdengar mengejar keduanya.

Bella mencapai tangga ke atas lebih dulu dengan susah payah dan meraih tangan Sunghoon untuk ikut dengannya keluar sebelum orang-orang yang mengejar mereka menangkap keduanya.

Sunghoon akan naik namun satu kakinya di tahan dan tepat pada bidikan senternya ia melihat rupa seseorang yang menahannya. "Heeseung?" []

FRACTEDWhere stories live. Discover now