46. Straight to Hell pt 3

1.7K 199 21
                                    

Mulai chapter ini sampai beberapa chapter berikutnya aku bakal tulisnya secara sudut pandang orang ketiga ya.
.
Happy Reading

________________________________________

Kebohongan memang bukanlah perkara yang bagus. Irene yakin akan satu hal itu. Tapi ia tidak punya pilihan lain selain berpura-pura sebagai saudara kembarnya Arriella untuk tetap mempertahankan kewarasan Jaehyun.

"Ayo tersenyum." Kata Joonmyeon sambil membidik kamera padanya dan Jaehyun yang berdiri berdampingan sambil membawa anak keduanya satu sama lain.

Tentunya Irene menggendong Bella-putri keduanya bersama Joonmyeon yang Jaehyun anggap itu adalah putra bungsunya. Sementara Jaehyun sendiri menggendong putra pertamanya Jake.

Ia masih denial. Tetap belum bisa menerima kecelakaan maut itu telah merenggut istri dan putri bungsunya.

Sementara Joonmyeon harus berbesar hati membiarkan Irene bersandiwara demi proyek miliknya tetap berjalan dengan semestinya atas bantuan dana dari Jaehyun.

"Ayo tersenyum yeobo." Bisik Jaehyun pada Irene membuatnya mengulas satu senyuman dan kamera milik Joonmyeon mengabdikannya menjadi selembar foto yang akan terus Jaehyun simpan.

Satu potret foto yang akan memberikan luka berkepanjangan pada Jake dan Bella atas kesalah pahaman yang tak pernah mengkuapkan kebenaran.

••••

Jay tahu bahwa Sunghoon pastinya tengah di sekap di salah satu markas Jongseong. Tepatnya di dekat bandara Incheon. Itu adalah markas milik si kakak yang paling besar dan tentunya dengan pengawasan serta pengamanan yang cukup sulit.

Satu robot besar berdiri tegak mengawasinya. Tak ada tanda merah membuatnya leluasa masuk ke dalam markas meski terasa janggal.

Apa Jongseong masih belum selesai dengan episodenya? Pikirnya heran. Karna bagaimana mungkin si kakak tak memberi sinyal waspada untuknya yang sudah sepenuhnya berkhianat.

Ia lantas mengeliling markas yang terlihat hanya beberapa robot berlalu lalang mengemban tugas seperti biasanya. Apa lagi dengan visualisasi sebagai manusia membuat Jay sedikit banyak ngeri.

Meski sering kali melihat namun ia tetap tak pernah biasa.

"Jay." Robot Jake yang ia ketahui pernah dibuat oleh Jongseong perlahan mendekat dengan kaku. Namun anehnya ia merasa itu seperti Jake sahabatnya sendiri.

Ikut aku.

Jake memberi isyarat untuk Jay mengikutinya ke dalam satu ruangan private dengan berbagai macam pin perlindungan. "Sunghoon ada di dalam."

Jay menatap Jake dan terperanggah. "Kau bukan robot?"

Jake menggeleng dan mendekat yang menatapnya tanpa kilatan merah. "Aku Jake."

"Okay." Jay masih ragu. "Kapan terakhir kali aku mencuri?" Tanyanya mengetes karna hanya Jake dan Sunghoon yang mengetahui hal ini.

"Umur sepuluh tahun. Saat kau tidak sengaja memasukkan pampers ke dalam tasmu."

"Oh god Jake." Jay luar biasa lega setelah sepenuhnya yakin bahwa yang ada di hadapannya betulan Jake. "Kenapa bisa kau lolos masuk kesini?"

"Aku membongkar chip robotmu Jay-" Katanya yang menjeda sesaat. "Dan tentunya menciptakan keributan di rumah sakit."

"Sial."

"Ibu dan ayahmu sudah sepantasnya tahu Jay."

"Fuck."

"Okay. Tutup mulut kasarmu dan pikirkan bagaimana cara kita mengeluarkan Sunghoon sebelum markas ini meledak."

"Oh fuck." Jay mengusak surai frustasi saat hitungan mundur terlihat di monitor tak jauh dari keduanya berdiri.

"Coba ingat pin apa yang akan kakak tersayangmu sematkan untuk semua pengamanan di ruang private itu Jay."

"Kau tahu dari mana Sunghoon ada di dalam?"

"Di monitor cctv."

"Okay." Jay mulai fokus. Mengingat dan menduga apa saja yang terkait dengan Jongseong. Sampai kemudian menekan beberapa pin.

Tanggal dimana ia bertukar posisi dengan Jongseong.

AKSES GAGAL

"OH FUCK!"

"Ayo Jay. Aku tidak ingin mati terbakar konyol disini."

"Shut up Jake."

"Fine."

Jay kemudian memberikan beberapa pin acak dengan tanggal-tanggal penting.

AKSES GAGAL

GAGAL

GAGAL

GAGAL

TUTTTTTTTTTTTTTTTT

"Hole shit!!"

Suara dengingan nyaring terdengar semakin kencang dan angka mundur terus berkurang dengan sisa waktu lima menit.

Jake menyingkirkan Jay dan menekan beberapa pin.

AKSES SUKSES

Keduanya terperanggah dan segera masuk ke dalam ruangan yang bisa mereka lihat Sunghoon sudah penuh luka babak belur. "Kalian kenapa lama sekali huh?" Desis Sunghoon kesal bercampur lega.

"Okay sorry." Jay segera menggendong Sunghoon di punggungnya. "Simpan marahnya nanti. Kita harus segera keluar sembelum mati terpanggang disini." Sahut Jake.

Mereka pun berlari menuju pintu keluar dengan jalan memotong yang Jay ketahui. Sampai tepat tatkala mereka berpijak di luar dengan jarak yang sudah cukup jauh gedung markas itu meledak. Hancur lebur sampai ketiganya terlempar cukup jauh oleh ledakan.

"Wow!" Sunghoon menatap langit biru yang membentang dengan asap serta puing-puing bangunan. "Apa aku berhasil hidup?"

"Yah." Jay menyahut dengan susah payah berdiri. "Kita berhasil."

"Oh well, jangan senang dulu kawan." Jake bangun dan menunjuk beberapa sekawanan robot yang keluar dari markas begitu saja. "Bukankah itu bencana lebih besar?" []

FRACTEDWhere stories live. Discover now