25. The Truth

2.1K 241 40
                                    

Setelah pernyataan perasaan itu Jay malah menghilang seolah di telan oleh bumi keesokan paginya. Ia tak ada di sampingku dan Jake berkata bahwa Jay pergi di pagi buta sebelum sempat sarapan.

Hari berikutnya ia pun tak masuk sekolah begitu pun seterusnya sampai mencapai angka lima hari penuh ia pergi tanpa kabar dan alasan.

Sekolah pun seolah tak mempermasalahkan absennya Jay dalam lima hari ini. "Dia tak masuk lagi?" Tanyaku pada Sunghoon yang sibuk bermain game di ruang rekreasi sementara Jake terlihat serius membaca buku.

"Kenapa? Kau merindukannya."

"Tidak." Sahutku cepat, "Hanya--"

Hanya mengapa ia dengan mudahnya menghilang begini?

"Sebenarnya dia kemana?"

Sunghoon mematikan ponselnya tampak jengkel, "Sudah kubilang aku tak tahu Bella." Katanya dan aku mendengus.

"Kau tahu tapi tidak ingin memberitahuku." Kataku kesal.

"Kau pergi saja Bella." Kata Jake yang jauh lebih kesal, "Kau mengganggu jam istirahatku dan Sunghoon untuk hal yang tak perlu."

"Okay. Fine." Kataku segera beranjak keluar dari ruang rekreasi sambil bersungut-sungut dan tak sengaja menabrak seseorang yang ternyata Minhye.

"Maaf Minhye.." Kataku segera membungkuk dan ia berdecih kecil kembali berjalan menuju ruang osis ntah kantin.

Aku segera mengejar saat mengingat perkataan Jay saat di uks dulu pada Minhye yang mengindikasikan keduanya cukup dekat. "Minhye tunggu!" Aku berlari mengejarnya.

"Apa?" Ketusnya.

"I-itu, kau tahu dimana Jay?"

Ia tak menjawab dan hanya tetap berjalan yang tetap aku ikuti yang ternyata menuju perpustakaan. "Minhye.."

"Kenapa bertanya padaku?"

"Aku pikir kau tahu dimana Jay." Kataku hati-hati dan ia masih dengan air muka dinginnya menatap deret buku. "Meskipun aku tahu, aku tak akan mengatakannya padamu Bella."

"Kenapa?"

Ia melirikku sesaat dan berdecak, "Kau tahu tidak kalau rasa penasaran bisa membunuhmu?" Katanya yang membuatku terdiam. "Jadi berhati-hatilah Bella." Sambungnya menepuk bahuku sesaat dan berjalan menjauh.

Aku tak mengejarnya dan memilih duduk di salah satu bangku yang mengarah pada jendela halaman belakang sekolah.

Daun-daun mapple yang berguguran terlihat dan tengah di bersihi oleh petugas kebersihan sekolah. "Kau dimana Jay?"

••••

Jungwon mengajariku beberapa cara menyabotase beberapa situs yang ada di internet hari ini yang membuat kepalaku serasa ingin meledak. "Sepertinya ini bukan pekerjaan yang cocok untukku." Kataku menelungkupkan kepalaku pada lipatan tanganku di atas meja.

"Ayolah Bella. Nanti juga terbiasa." Kata Jungwon menepuk punggungku sesaat, "Dari pada harus menantang maut dengan tim Jay, mending bersamaku meski kepalamu panas."

"Iya sih Jung." Kataku duduk dengan benar lagi dan kembali memulai belajar dengan Jungwon yang begitu sabar mengajariku.

"Jung."

"Hm?" Jungwon masih sibuk dengan laptopnya, "Kau tahu dimana Jay?" Tanyaku penuh harap.

"Tidak." Ia mengangkat bahu, "Tapi dilihat dari kak Yoongi yang diam berarti dia tahu keberadaan Jay dan mungkin ia menitahkan misi rahasia."

"Begitu ya." Lirihku. Meski aku penasaran akan keberadaan Jay tapi bertanya pada si Yoongi adalah pilihan yang tak ingin kupilih.

"Kenapa bertanya tentang Jay?"

"Hanya penasaran."

Jungwon mengangguk-angguk, "Atau mungkin Jay pergi ke tempat Jongseong."

"Jongseong?" Tanyaku tak mengerti dan Jungwon menatapku heran, "Kau tidak tahu Jongseong?"

Aku menggeleng dengan jantung bertalu, "Apa itu kembarannya?" Tanyaku dan Jungwon mengangguk lantas mendekat membuatku menahan nafas.

"Fakta itu rahasia tapi kuberitahu untukmu secara cuma-cuma." Bisiknya.

"A-apa?" Aku sedikit menjauh dan ia tertawa keras sangat keras membuatku tak nyaman.

"Aku tak menyangka permainannya akan seseru ini." Katanya menyugar surai hitamnya dan menatapku lamat. "Kau harus berhati-hati bisa saja yang kau temui itu Jay atau Jongseong."

"Kita tidak tahu." Katanya mengangkat bahu, "Karna keduanya licik dan manipulatif Bella."

Aku mual memikirkan segala praduga membuatku beranjak akan memuntahkan isi makan siangku namun Jungwon menahan lenganku erat, "Kuberitahu rahasia lain, tapi ini tidaklah gratis Bella. Kau mau?"

"Apa? Aku harus apa?" Desisku muak oleh segalanya. "Katakan Jungwon apa rahasianya dan aku akan melakukan apa yang kau mau."

"Aku ingin kau pasang perangkat ini pada ponsel Jake dan di kamarnya. Setelah kau berhasil aku akan memberimu rahasia yang mungkin bisa membuatmu bebas dari bisnis ini Bella." []

FRACTEDWhere stories live. Discover now