47. House of Cards

1.6K 200 28
                                    

Bella masih tetap setia menatap pintu hotel dengan jantung bertalu gelisah. Ia takut oleh segala macam kemungkinan yang mungkin mendapati satu kabar pahit bahwa Jay tidak akan pernah kembali.

Atau Jay akan kembali sendiri tanpa Jake maupun Sunghoon.

Lagi. Air mata yang tanpa bisa ia cegah kembali jatuh membasahi kedua pipinya dan dengan getir ia mengusapnya. Mencoba berpikir jernih dan menetapkan dalam pikiran bahwa ketiganya akan kembali.

Tok Tok

Pintu terketuk yang membuatnya segera beranjak membuka pintu dan kembali menelan kekecewaan tatkala mendapati pelayan hotel yang membawakannya makan siang untuknya.

"Nona. Ini ada titipan juga untukmu dari tuan yang menyewa kamar ini."

"Kapan?" Bella bertanya dengan getir dan menerima bingkisan itu. "Kapan dia memberikannya?"

"Kemarin malam saat kalian baru cek in di kamar ini." Katanya yang kemudian undur diri dengan sopan meninggalkan Bella yang bergeming menatap lamat bingkisan itu.

Isinya beberapa pakaian baru untuknya yang sepertinya Jay beli sebelum ia pergi mencari Sunghoon.

Setelah pintu kembali tertutup. Tubuh si gadis pun merosot di balik pintu dengan isak tangis yang ia tahan pun pecah berserak.

Ketakutan semakin melingkupinya sampai ia lelah sendiri dan beranjak membersihkan diri. Lalu memakai pakaian yang Jay berikan dengan mantel hangat memeluk tubuh ringkihnya.

Tok Tok

Pintu kembali terketuk membuatnya menghela nafas. Ia pikir itu pelayan kamar yang akan mengantarkan makan malam untuknya karna hari sudah gelap sementara makan siang tadi saja belum ia sentuh sedikitpun.

Ia membuka pintu dan terdiam lama melihat ketiganya ada di hadapannya. "Hai." Ketiganya berucap serempak membuatnya berdecak sekaligus tersenyum juga terisak.

Bella tak tahu pola mana perasaan apa yang ia perlihatkan. Tapi ia memeluk ketiganya erat dengan perasaan seolah ia tengah duduk di perapian tatkala hujan badai diluar rumah.

"Kalian pulang."

"Yah. Kami pulang Bella."

••••

Setelah rengekan dan serentetan penyekapan yang Sunghoon ceritakan sambil makan malam bersama. Mereka berempat pun cek out dari hotel dan pergi dari pusat kota dengan mobil yang Jake jalankan.

Jay ada di samping kemudi. Sementara Bella dan Sunghoon berada di kursi belakang. Tak ada pembicaraan berarti seolah ingin menutup mata sesaat oleh kegilaan yang terpampang nyata.

Seolah ingin istirahat untuk membutakan diri demi tetap mempertahankan kewarasan.

"Kita mau kemana?" Tanya Bella setelah Sunghoon selesai berceloteh bagaimana enaknya marshmallow di bakar. "Ke rumah."

"A-apa?"

Jay menengok ke belakang dan tersenyum jenaka. "Bukankah kita perlu pulang ke rumah?"

"Aku-"

"Rumah kartu." Sahut Jake kemudian membuatku heran. "Anggap saja itu rumah sementara." Tambah Sunghoon.

"Aku tak mengerti." Bella menatap ketiganya bergantian. "Rumah kartu? Rumah sementara?"

"Singkatnya kita pergi ke rumah persembunyian sampai kita punya ide bagus untuk mengalahkan Jongseong."

"Ah begitu." Kata Bella yang kemudian berdecak. "Padahal bilang saja ke rumah persembunyian langsung kenapa harus bertele-tele." Cerocosnya sebal dan Sunghoon tergelak mendengarnya.

"Ayolah Bella, jangan terlalu serius. Kita butuh penghiburan." Sunghoon memeluk Bella dan Jay membiarkannya karna ia pikir Sunghoon masih terluka untuk ia marahi.

"Iya, iya."

Sunghoon tertawa kecil dan kemudian menyandarkan kepalanya di pangkuan Bella membuat si gadis mengulum senyum. Mengusap puncak kepala Sunghoon yang mengingatkannya akan adik kecilnya Sunoo.

Pikirannya pun kembali terbayang pada bagaimana keluarganya sekarang. Apa mereka baik-baik saja?

Bella pun jatuh tertidur karna begitu lelah sampai terbangun sudah berada di jalanan yang tidak ia kenali. Seperti jalanan pedesaan terpencil.

"Kita dimana?" Tanyanya serak.

"Kau sudah bangun?" Tanya Jay yang kini mengemudikan mobil sementara Jake yang sudah kelelahan sudah tidur di kursi samping kemudi.

"Desa JungJi."

"Oh." Tanggap Bella seadanya sampai beberapa puluh menit kemudian mobil yang Jay jalankan pun berhenti di depan rumah sederhana namun terlihat nyaman sekali.

Jay membangunkan Jake sementara Bella membangunkan Sunghoon yang malah memeluknya seperti bayi besar. "Bangun Sunghoon." Jay berkata cukup keras membuat Sunghoon berdecak.

"Neee!"

Mereka berempat pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam perkarangan rumah yang cukup luas. "Wah nyaman sekali rumahnya." Komentar Bella sambil merenggangkan tubuhnya yang sedikit kaku diikuti oleh ketiganya. Dan tatkala pandangan saling bertemu gelak tawa mereka pun mengudara.

Terlihat lucu dan konyol.

Lantas masuk ke dalam rumah dan berbenah sedikit. Berlanjut sarapan bersama, main game, makan siang, tidur sore, makan malam.

Sampai kemudian setelah kekenyangan mereka berempat pun berbaring berjejer di halaman depan rumah yang diselimuti setumpukkan salju.

"Apa kita gila?" Komentar Sunghoon. "Semua orang bergelung di dalam selimbut atau di depan perapian bukan terbaring di bongkahan salju begini."

"Ck. Kau ini ada saja yang di komentari." Jay menimpali dengan nada sebal. "Iya ini aneh saja!"

"Yasudah tak perlu berteriak."

"Aku tidak berteriak!!"

"Itu kau berteriak idiot."

"Apa? Aku tidak idiot ya! Kau yang idiot!"

"Wah. Kau ini benar mengajak adu tinju!"

"Ayo sini!!"

"Sudah cukup. Kalian ini bisa tidak diam dengan santai sebentar saja." Kata Jake menengahi.

"Hei, hei, jangan bertengkar." Kata Bella juga menimpali. "Ayo coba begini." Lanjut si gadis sambil merentangkan kedua tangan dan kedua kakinya. Kemudian mengerakkannya.

"Well, kau sedang apa?" Sunghoon heran. "Ini membentuk kupu-kupu lho." Bella bangkit dan menunjuk bongkahan salju yang tadi ia tiduri.

Meski tidak terlihat seperti kupu-kupu tapi itu menciptakan bentuk cukup lucu baginya. Meski aneh tapi ketiganya pun menuruti membuat Bella tergelak di latar belakangi buliran salju kembali turun membuat ketiganya terdiam.

Mencoba merekam dalam repetisi ingatan sebelum menegak realitas yang membakar kewarasan.

"Atau tidak begini saja." Bella beranjak mengambil bongkahan salju yang ia lempari pada Sunghoon dan segera oleh Sunghoon di balas dengan hebohnya.

Ia melempari Bella, Jay dan Jake yang membuat keempatnya pun saling mengejar untuk melempari bongkahan salju satu sama lain dengan gelak tawa mengudara.

Sementara Jongseong memperhatikan itu dalam diam dan kemudian berbalik pergi menjauh, "Bukankah kau datang untuk membunuh mereka?"

"Tunggu. Ini belum waktu yang tepat Jung." []

FRACTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang