50. Straight to Hell pt 4

1.7K 183 10
                                    

Joonmyeon merasa bahwa akhir-akhir ini ia seperti tengah di awasi dan menekan tombol pengawasan di sekitar rumahnya sampai netranya menatap eksistensi Sunghoon serta Jake yang tengah bersembunyi di sekitar perkarangan rumahnya.

Ia lantas tersenyum. Tak menyangka waktu yang ia tunggu selama ini akan tiba tapi menahan sebentar untuk memberikan lecutan menakjubkan.

Sementara itu Bella yang baru saja terbangun setelah pergumulannya dengan Jay selesai tampak berdiri kaku di depan televisi yang menyala tengah menayangkan keributan besar di Seoul.

"JAY CEPAT KESINI!" Teriaknya keras membuat Jay yang tengah membersihkan kekacauan di dalam kamar pun datang menghampiri dengan langkah tergopoh-gopoh.

"Ada apa?"

"I-itu-" Bella menunjuk televisi dengan gemetar.

"Untuk saat ini semua warga di harapkan untuk tetap berada di dalam rumah dalam sementara waktu. Jika di mungkinkan bersembunyilah di dalam ruang bawah tanah yang ada di dalam rumah."

"Jangan bersuara dan jangan menunjukkan keberadaan di dalam rumah."

"Sementara pihak kemiliteran dan kepolisian menyisir menangkap para robot-robot yang kini tengah menyebabkan keributan."

Bella mengganti chanel lain dan menunjukkan rekaman berita rusuh para robot yang menyerupai manusia yang sempat ia lihat di pulau itu tengah menyerang para warga di pusat kota.

Beberapa nama di tayangkan yang menunjukkan hampir beberapa puluh yang di nyatakan sebagai korban kematian atas kerusuhan di pusat kota Seoul. "Kak Taehyung?!"

Bella berjalan semakin dekat pada televisi untuk melihat dengan jelas. "Kak Taehyung!!" Jeritnya saat tayangan televisi menampakkan beberapa foto korban dan Jay segera memeluk Bella untuk menenangkannya.

"Kakak hiksss kakak!!"

Sementara itu Jake dan Sunghoon yang baru saja datang dengan air muka kalut pun tampak terdiam membeku saat melihat tayangan televisi. "Taehyung?"

Jay memberi isyarat untuk keduanya diam sementara Bella masih gemetar menangis keras dalam pelukannya.

Sunghoon terduduk dengan lemas. Ia tak menyangka bahwa ketua yang ia kagumi gugur begitu saja. Padahal ia, Jake dan Jay sudah melakukan kerja sama lama dengan Taehyung untuk mengeksekusi Yoongi bersama bisnis hitamnya itu. Berlanjut pada bisnis sialan Jongseong.

Mereka memimpikan kedamaian dan memberantas kejahatan.

Tapi apa sekarang?

Dia gugur begitu saja di medan kerusuhan para robot sialan itu.

Padahal peperangan belum saja di mulai tapi mereka sudah mendapati kekalahan secara telak begini.

"Kita kalah?"

Jake duduk di samping Sunghoon. Menepuk bahu si sahabat yang tampak melemah. "Masih ada cara lain." Katanya.

"Apa lagi? Bahkan Bella sudah meretas ponselmu dan memberikannya pada Jongseong."

"Yoongi sudah pasti mengetahui rahasia kita mengapa ikut serta dalam bisnis hitamnya. Kita terjebak sekarang. Masuk ke dalam dua sarang sekaligus dan kau ingin aku tenang?"

"Sunghoon." Jake membentak keras dan Jay membawa Bella yang masih terisak ke dalam kamar. "Kau mau bawa Bella kemana Jay?"

Sunghoon berdiri dan membuat Jay berhenti melangkah. "Kita tak punya waktu lebih banyak lagi. Dia harus cepat bertemu dengan Joonmyeon untuk menyelesaikan kegilaan ini."

"Park Sunghoon!" Jake membentak lebih keras agar si sahabat diam.

"Bella. Kau berhentilah menangis dan cepat temui ayahmu yang tinggal di desa ini."

"Hikssss..."

"Kau dengar aku tidak?!!"

"Sunghoon."

"Aku tidak ingin mati. Jadi cepatlah bergegas! Kita tak punya waktu lagi!"

Buaghhh

Jake meninju Sunghoon keras agar ia berhenti sampai si sahabat jatuh tersungkur dan terkekeh sakit. "Bella, ayolah. Kau ingin terus menangis seperti gadis idiot huh?!"

"Berhenti! Kumohon berhenti!!" Teriaknya keras saat Jake akan menendang Sunghoon.

"Ayahku benar tinggal disini?"

Sunghoon dengan menahan sakit pun bangkit berdiri mendekat. "Iya. Dia ada disini dan temuilah ayahmu Bella."

"Dia kunci dari semua kegilaan ini."

••••

Jake berusaha mengingat keliman ingatannya mengapa ia bisa terjebak dalam kelumit ini. Mungkin saat di musim semi?

Saat kelopak bunga musim semi berguguran ia malah bolos sekolah untuk menonton balapan sepeda anak-anak seumurannya.

Saat itu masih sekolah dasar.

Kali pertama ia bertemu dengan Sunghoon dan Jay Berlanjut dengan bertemu Jungwon yang membawa temannya yang menjadi temannya juga begitupun dengannya yang membawa Sunoo.

Ia mengenal Sunoo setelah pendekatan yang ia cari untuk mengetahui ibu dan adik kembarnya.

Sampai kelompok kecil tercipta. Dia, Jay, Sunghoon, Heeseung, Jungwon, Sunoo, Niki.

Rasanya menyenangkan dan begitu hangat persahabatan mereka. Seolah ia berada di depan perapian kala musim dingin menerpa.

Sampai Jungwon sakit. Jay memberi usulan gila sampai ia mengetahui ketidak warasan seorang kakak kembar si sahabat.

Berikut dengan segala rahasia yang membuat perut mual.

Sementara itu ia dan sok ke pahlawanannya menjadi anggota mata-mata kepolisian untuk menyergab memberantas bisnis hitam ilegal dari Min Yoongi.

Ia membawa serta ketiga sahabat terbaiknya, Jay, Sunghoon dan Jungwon. Sampai Jungwon tiada.

Dan semua menjadi semakin rumit saat Bella di ikut sertakan dalam ruang lingkup mereka.

Sampai akhirnya pada titik jemu ini yang menguras habis kewarasan.

"Ini rumah ayah?" Bella bersuara pelan dan getir yang menyentak semua kesadaran Jake dalam realitas.

Si gadis yang begitu sendu sepeti bulan purnama di malam hari yang kelam tetap terasa indah yang ingin ia peluk selamanya jika kenyataan pahit itu tak pernah ada.

"Iya." Sahut Jay dengan suara lembut tampak menenangkan kekasihnya yang memberi lecut luka pada hatinya.

Mungkin juga Sunghoon yang kini tengah membuang wajah.

Bella pun menekan tombol bel rumah yang tersedia sampai suara derap langkah dari dalam terdengat mendekat dan pintu terbuka menampilkan Joonmyeon yang menyambut dengan hangat.

"Akhirnya kau pulang nak." []

FRACTEDWhere stories live. Discover now