35. Breath

2K 238 61
                                    

Aku terbangun dengan perasaan getir dan rasa sakit di sekujur tubuhku yang bahkan untuk beranafas pun aku berusaha lebih keras dari kanula nasal yang terpasang membantuku bernafas dengan benar. "Bella.." Jake yang berada di dekatku menggengam tanganku erat.

"Jangan banyak bergerak dulu." Titahnya dan mengecup keningku sesaat. "Tunggu. Aku akan memanggil kak Junkyu." Katanya dan beranjak keluar dari ruangan ini.

Aku dengan sedikit susah payah mengangkat tanganku dan mengusap perutku lamat untuk memastikan bahwa anakku bersama Jay masih ada.

Sampai Jake kembali bersama seseorang yang memakai sneli khas dokter pada umumnya. Ia mendekat memberikan pemeriksaan padaku beberapa waktu.

"Dia hanya butuh istirahat untuk pulih Jake."

"Araseo, gomawo hyung." Jake membungkuk sesaat dan dokter bernama Junkyu itu berbisik sesuatu yang tak sampai pada telingaku lantas menepuk bahu Jake sebelum kemudian pergi dari ruangan.

"Ja--" Aku tercekat. Tak bisa berbicara lebih dan Jake menggengam tanganku lagi. "Aku bilang jangan dulu bicara. Kau masih lemah Bella. Kau ingin apa?"

Aku mengusap perutku memberikannya isyarat dan ia mengangguk tersenyum, "Kau tenang saja bayimu selamat." Katanya membuatku lega.

"Sekarang fokuslah dalam penyembuhanmu Bella."

••••

Hari berganti hari yang terasa begitu lambat namun aku berhasil melewati masa penyembuhanku sampai kini kanula nasal telah lepas dariku. Aku bisa bernafas dengan benar kembali tanpa alat itu.

Beberapa alat di tubuhku juga terlepas hanya tinggal jarum infus yang masih terpeta pada punggung tangan kiriku. Sementara Jake dan Sunghoon bergantian menemaniku di dalam ruangan ini.

Atau terkadang kak Junkyu kalau keduanya sedang mendapatkan misi.

Sementara kini pikiranku sibuk atas apa yang orang rumah khawatirkan karna aku menghilang cukup lama dab mungkin ini hampir satu bulan lamanya aku tak pulang ke rumah.

Lantas jika pulang nanti aku akan beralasan apa?

"Hei, ayo kita berkeliling." Kata kak Junkyu yang kini memakai pakaian santai tanpa snelinya dan membawaku dengan hati-hati duduk di kursi roda yang tersedia.

Aku mengangguk mengiyakan karna bosan terus menerus berada di ruangan ini dan ingin tahu apa yang ada di luar sana.

Ternyata seperti rumah sakit pada umumnya. Sampai seseorang berlari mendekat dengan membawa boneka padaku. "Kakak cantik sudah sembuh ya!!" Katanya riang dan memberiku boneka yang sedari tadi ia peluk.

"Niki senang lihat kakak sembuh jadi itu hadiah buat kakak."

Aku tersenyum untuk kali pertamanya disini, "Gomawo.."

"Wah kakak punya ini." Ia berjongkok dan menyentuh lesung pipitku, "Kakak cantik."

Aku terkekeh kecil di buatnya dan mengusak surainya, "Gomawo Niki.."

Ia tertawa dan menatap kakak Junkyu, "Boleh ya aku main sama kakak cantik?"

"Iya tapi jangan jauh-jauh ya." Kata kak Junkyu.

Ia bersorak riang dan beralih mendorong kursi rodaku sampai pada taman yang terhampar berbagai macam bunga. "Apa boleh aku memetik salah satunya?" Tanyaku dan Niki mengangguk heboh. "Boleh dong kak. Ini aku bawakan ya."

Niki membawa banyak tangkai bunga mawar dan memberikannya padaku membuatku terkekeh kecil kembali dibuatnya. Lantas ia terduduk di bangku taman yang berada tepat di sampingku. "Kak Jungwon juga suka bunga."

"Jungwon?"

"Iya. Dia kakak yang teramat Niki sayangi." Katanya tersenyum riang yang kemudian berubah redup, "Tapi Tuhan lebih mencintainya."

Aku yang mengerti pun menggengam tangannya memberi kekuatan. "Kakak mau lihat kak Jungwon?" Katanya tersenyum riang kembali namun tak sampai pada kedua matanya.

"Iya mana lihat. Pasti rupanya sama tampannya dengan Niki." Kataku dan ia tergelak segera memberiku selembar foto yang membuatku terdiam.

"Aku tidak pernah foto berdua dengan kak Jungwon." Kekehnya. "Foto itu di ambil tiga tahun lalu saat liburan musim panas sebelum kelulusan smp kak Jungwon bersama teman-temannya dan aku ikut karna di paksa kak Jungwon."

"I-ini-" Aku gemetar menunjuk potret Sunoo yang juga berada di sana. "Itu Kak Sunoo, dia yang paling akrab dengan kak Jungwon."

"Ini kak Heeseung yang paling baik, ini kak Jay yang paling jago masak, kak Sunghoon yang suka random, kak Jake yang paling sayang aku." Katanya menunjuk setiap orang yang ada di potret itu dengan riang.

Aku terdiam mencerna segalanya, "Jungwon apa benar--" Aku tercekat dan ia mengangguk, "Ia meninggal di rumah sakit ini setelah kecelakaan beruntun."

Lantas siapa yang aku kenal dan bersamaku selama beberapa waktu dalam misi itu kalau Jungwon sudah tiada?

"Apa Jungwon memiliki kembaran?" Tanyaku hati-hati dan Niki menggeleng kembali menarik potret itu yang ia tatap sedemikian rupanya. "Katanya penyesalan adalah siksaan paling menyakitkan. Ternyata benar adanya."

"Kalau saja aku tidak menolak ajakan kak Jungwon pergi ke taman bermain saat itu mungkin kak Jungwon tak akan pergi bersama teman-temannya. Tak akan mengalami kecelakaan itu--" Ia terdiam hampir tergugu membuatku mengusap punggungnya lamat.

"Ayo pulang Niki." Kata seorang gadis mendekat pada kami dan menarik Niki untuk bangkit dari bangku taman. "Maaf ya sudah merepotkan." Kata gadis itu padaku.

"Aniya, aku malah senang telah ditemani Niki."

Niki tersenyum, "Besok aku akan main kesini lagi, kita keliling lagi ya kak."

Aku mengangguk dan ia melambai menjauh sampai aku terhenyak saat melihat Niki jatuh tak sadarkan diri di kejauhan sana membuatku sekuat tenaga mendekat dengan kursi rodaku.

Para dokter dengan sigap membawanya ke brangkar dengan berbagai macam alat yang segera ia pasangkan pada Niki. Pandanganku beradu dengan gadis yang membawa Niki tadi, "Terima kasih telah menemani adikku." Katanya sebelum benar-benar pergi bersama dengan para dokter.

"Niki pasien tetap disini." Kata kak Junkyu mendekat. "Ia punya riwayat penyakit lemah jantung sama seperti Jungwon."

Aku terisak begitu saja dan mencoba meraih potret itu yang ada di lantai tak jauh dariku sepertinya terjatuh dari genggaman Niki. "Mereka ternyata berteman sangat baik." Komentar kak Junkyu yang ikut melihat potret ini.

"Ayo kita kembali ke ruang inapmu." Aku mengangguk dan menyimpan potret itu di saku pakaian pasienku.

"Bella..."

"Ya?"

"Aku tahu dimana ayahmu berada." []

_________

Pusing sama alurnya? Nikmatin aja ya kita pusingnya bareng² kok😭🤚
....

Sayang banget sama mereka yang bisa hibur di kala masa sulit dengan cara mereka sendiri♡________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sayang banget sama mereka yang bisa hibur di kala masa sulit dengan cara mereka sendiri♡
________________________________

See next up 👋

FRACTEDWhere stories live. Discover now