04. Struggle

3.4K 295 38
                                    

"Ini." Jongseong menyodorkanku kartu kunci hotel pada genggaman tanganku, "Kau masuk ke dalam kamar hotel 506."

"Apa? Tapi--"

"Dengarkan aku dulu Kim." Potongnya tajam membuatku bungkam dan menunduk tak ingin bersitatap dengan tatapannya yang selalu membuatku terintimidasi.

"Kau akan berhadapan dengan lelaki bernama Zoe. Biarkan dia menyentuhmu sedikit-"

"Kau ingin menjualku?"

"Kubilang dengarkan dulu Kim!" Bentaknya.

"Biarkan aku yang menjelaskannya." Sahut Sunghoon dari arah kursi belakang, "Hei Bella lihat aku."

Aku pun dengan gemetar menatap ke belakang ke arah tempat Sunghoon duduk, "Kau hanya perlu bersandiwara sebagai gadis penghibur. Hanya sebentar okay. Percayalah aku dan lainnya akan segera masuk sebelum sempat lelaki itu menyentuhmu."

"Benarkah? Bagaimana kalau--"

"Kunci pekerjaan ini adalah kepercayaan. Kau harus percaya pada dirimu sendiri dan kami Bella." Potong Sunghoon dengan nada meyakinkan.

"Kau pegang ini juga." Jaeyun memberikanku remote kecil seukuran dua jari padaku. "Tekan itu saat waktu yang tepat. Maka kami akan segera datang."

"Waktu yang tepat?"

"Saat lawanmu lengah." Jongseong menyahut tak sabaran. "Kau mengerti?"

Aku menggeleng. Sungguh rumit dan aku menyesal menerima pekerjaan sialan ini. "Aku mau--"

"Tidak ada pengunduran diri Kim." Jongseong seolah tahu apa yang kupikirkan dan berbisik, "Aku merekam semua kejadian di ruang ganti tadi. Kalau kau mundur maka aku akan memberikan rekaman itu pada kekasihmu, ibumu dan adikmu eotte?" Bisiknya mengancam dengan nada pelan sehingga hanya aku yang bisa mendengar.

"Sudah kubilang dia tidak pantas melakukan ini Jongseong." Geram Jaeyun membuat Jongseong mundur memberi jarak kembali sehingga aku bisa bernafas dengan benar.

"Seharusnya kau ambil Seulbi saja untuk menggantikan Seulhae."

"Tsk. Kau menyukai Bella?"

"Kau menghinaku Jay?" Jaeyun tak terima dan Jongseong memberikan smirk andalannya yang menyebalkan.

"Siapa tahu tipemu berubah menjadi gadis miskin yang menyedihkan." Katanya membuatku mengepalkan kedua tanganku erat.

"Aku tidak serendah itu." Desis Jaeyun. "Gadis miskin tetap memuakkan bagiku."

"Tutup mulut kalian." Sunghoon menyahut dingin dengan gertakkan yang membuat suasana kian memanas. "Kita tak punya waktu lagi."

"Ara, araseo." Jaeyun tampak menghubungi seseorang dan aku menatap jendela dengan tangis tertahan. Apa serendah itu aku di mata mereka berdua?

"Zoe sudah di dalam." Kata Jaeyun setelah sambungan telepon ntah dengan siapa selesai. "Kau sudah siap Kim?"

Aku mengangguk. Pasrah. Ingin cepat menyelesaikan semua kegilaan ini dan berniat jika malam ini selamat maka aku akan meminta ibu untuk memindahkan sekolahku dengan sekolah yang sama dengan Sunoo.

Jadi aku tidak harus bertemu dan berurusan dengan mereka lagi.

"Kamar 506." Ingat Jongseong dan aku mengangguk keluar dari mobil. Kemudian masuk ke dalam hotel sampai berada di depan pintu kamar 506.

Menghela nafas sesaat kemudian mengetuk pintu kamar itu dan melupakan kunci hotel yang ada di genggamanku.

Tak sampai lima detik seseorang sudah membuka pintu itu dan bisa kulihat presensi lelaki dewasa seusia kak Taehyung tersenyum padaku. "Kau Yeonji?"

FRACTEDWhere stories live. Discover now