38. Straight to Hell pt 2

1.6K 200 88
                                    

Namjoon yang sedang serius merakit robot lain pun terhenyak atas kehadiran Jongseong yang datang sambil menggendong Jay di punggungnya. "Kak itu kok mirip kita?" Tunjuk Jay heboh pada satu robot yang berada tak jauh dari dirinya.

"Ada kak Namjoon juga!" Pekiknya riang setelah menyadari eksistensi si kakak tetangga yang sudah tersohor punya kepintaraan di atas rata-rata dan Namjoon pun mendekat membantu Jay duduk di kursi yang ada. "Hai Jay."

"Kak Namjoon keren pakai itu!" Tunjuknya pada jubah penelitian yang ia pakai dengan riang. "Jinjja?" Namjoon bertanya sambil mengusak surai Jay yang selalu riang gembira dimana pun ia berada berbeda jauh dengan air muka yang selalu Jongseong perlihatkan. "Eum. Bagus!!"

Jay mengusungkan dua jempolnya membuat Namjoon tertawa sementara Jongseong memutar mata jengah. "Ayolah hentikan basa-basinya. Sekarang kita lanjutkan rakitannya." Kata Jongseong membuat Namjoon berdeham dan untuk sesaat merasa tak tega pada Jay.

"Kau yakin?"

"Hm."

Namjoon pun mengambil kursi roda dan memindahkan Jay terduduk di kursi rodanya. "Kata kak Jongseong aku bisa jalan lho kak. Apa kak Namjoon yang akan membantuku?"

"Iya dan itu hanya butuh waktu sebentar Jay-ya."

"Jinjja?"

"Ne." Namjoon mendorong Jay ke ruang operasi yang sudah di siapkan sementara Jongseong berjalan di belakang mengawasi.

"Kakak.." Jay mencoba meraih tangan Jongseong dan menautkan jemari keduanya erat. "Nanti pengobatannya bakal sakit gak kak? Apa itu lebih sakit dari jarum suntik?"

"Sedikit."

"Kak Jongseong temenin Jay ya."

"Araseo."

Jay pun tersenyum riang dan semakin mengeratkan tautan tangannya dengan si kakak membuat hati Namjoon terkepal erat. Ingin berhenti tapi mengingat revolusi yang akan ia kerjakan dengan Jongseong membuatnya menutup mata dan hati.

••••

"Kakak sakit hiksss sakitt hikss.." Jay terus menangis meraung mencengkram erat lengan Jongseong sampai menimbulkan kemerahan. "Tahan Jay. Tahan."

"Sakit hikss sakit kenapa jadi begini kakak hiksss.."

"Tahan Jay Park!" Desisnya keras mencengkram kaus Jay erat. "Kau harus bisa menahannya."

"Tapi ini sakit..." Jay tersendat menangis dalam diam di bawah tatapan tajam Jongseong yang perlahan membuatnya mengendurkan cengkramannya. "Jay mau pulang."

"Pulang?" Kekeh Jongseong dan menampar kuat pipi si adik berulang kali. "Hikss berhenti kumohon kak..."

"Makanya diam!"

"Hiksss.." Jay dengan gemetar menutup mulut kecilnya agar meredam isakannya yang tak bisa ia hentikan. Jongseong yang melihat itu pun mendadak jadi tak tega dan memeluknya. "Maaf."

"Jay-ya, kau harus kuat. Aku sudah bilang untuk tidak cengeng karna kau lelaki."

Jay mengangguk dan membalas pelukan si kakak. "Ini hanya rasa sakit sebentar yang harus kau lalui Jay untuk bisa berjalan dan berlari bebas seperti kakak."

"Ne.." Jongseong pun melepas pelukan dan merangkum wajah Jay lamat. "Setelah kau bisa berjalan maka kau harus gantikan aku."

"A-apa?"

"Aku perlu mengurusi banyak penelitian disini bersama kak Namjoon. Jadi kau menggantikan aku sebagai Park Jongseong dan robot itu akan menggantikanmu Jay." Kata Jongseong yang kemudian menunjuk pada satu robot yang sudah selesai berbentuk menyerupai seperti Jay.

"Setelah keadaanmu pulih aku juga akan membuat kau memiliki tanda lahir sepertiku. Kau juga harus bersikap seperti aku Jay."

"Tapi--"

Jongseong mengecup bibir Jay keras. "Aku tidak suka di bantah Jay-ya. Kau harus menurut padaku." Desisnya membuat Jay mengangguk dengan tubuh gemetar takut.

Ia tidak pernah bisa melawan dari si kakak yang kini menyeringgai puas dan menepuk kepalanya pelan. "Ingat ini Jay-ya, kalau semua ini terbongkar maka kau akan mati di tanganku persis seperti tikus yang kau lihat di dalam ruanganku."

Setelah berkata begitu Jongseong pun berjalan pergi setelah membawa robot Jay untuk kembali ke kamar Jay dengan satu drama yang sudah ia persiapkan dengan matang. Sudah pasti akan ada isak tangis ibunya yang mengiringi membuat tawa mengudara.

"Mama akan melihat satu karyaku sebagai anak yang selama ini begitu teramat ia sayangi."

"Hikss..." Jay masih tergugu meratapi rasa sakit dan segala kelumit yang ada dengan netranya terpaku pada kedua kakinya yang sudah tidak ada lagi.

Sampai beberapa waktu berlalu Namjoon kembali mengoperasi dirinya dengan menggantika kedua kakinya oleh mesin kaki robot di lapisi kulit yang membuatnya bisa berjalan dan memiliki kedua kaki seutuhnya.

Jay perlahan turun dan berpijak berdiri dengan hati-hati sebelum kemudian berlarian di sekitaran ruang rawatnya dalam beberapa hari ini.

Sementara Jongseong yang melihat itu terkekeh puas sampai pandangan keduanya bertaut dan Jay berlari memeluknya dengan kekehan riang, "Kakak Jay bisa berlari sekarang!!"

"Iya."

"Gomawoo..."

Jongseong mengangguk dan perlahan melepas pelukannya. "Sekarang bergantilah pakaian yang sama denganku Jay."

Jay pun mengangguk mengganti pakaian yang tersedia sama persis dengan apa yang sudah Jongseong pakai. "Jangan memasang wajah seperti itu." Katanya menepuk pipi Jay cukup keras.

"Lihat aku. Seperti ini. Kau harus menjadi sama sepertiku sepenuhnya."

"Araseo." Jay mengangguk dan memasang air muka yang sama dengan Jongseong. "Bagus."

"Mulai sekarang aku bisa memulai satu hal revolusi baru Jay-ya. Bahwa robot bisa menggantikan manusia yang tidak di perlukan lagi ada di dunia ini." []

___________

Jadi bela gak ena² sama robot ya. Itu robot cuman jadi kamuflase buat menipu semua orang bahwa itu jay.
.
jay gantiin jongseong yang lagi sibuk penelitian sama bang namjoon okee semoga gak bikin bingung lagi🥺

FRACTEDWhere stories live. Discover now