34. Arya dan permasalahannya

2.3K 143 0
                                    

♡ 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂, 𝒆𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒚 ♡

---

Suasana ruang meeting pagi ini cukup kondusif. Si biang pencari masalah tak hadir dalam meeting kali ini.

Mereka pun bisa bebas untuk mengaju kan pendapat atau saran secara bebas. Setelah kejadian kemarin, Vanka sempat membahasnya dengan Pak Reza selaku kepala Divisi Produksi.

Jujur saja ia juga jengah dengan perilaku Tio yang semena-mena pada mereka. Dan alhasil Tio pun akan di alihkan pada program lain yang memusatkan dirinya untuk sering berpergian keluar kota untuk membantu kegiatan peliputan, keputusan Pak Reza sudah bulat. Pak Reza pun juga sudah banyak menerima aduan dari anak-anak tim produksi lainnya yang mengeluh tentang sikap Tio.

"Untung banget Mas Tio udah gak ada disini,"

"Gue gak bisa bayangin deh kerja tapi dibayang-bayangin sama omelan dia, duh!"

"Oke-oke, jadi gue minta tolong banget sama kalian semua buat Widhitama Berbagi ini kita harus total buat pengerjaannya. Gue juga mohon bimbingannya bagi kalian yang udah lama jadi bagian dari Widhitama Berbagi, barangkali gue ngelakuin kesalahan atau menurut kalian kurang pas bilang aja ya, jangan dipendam sendiri," ucap Vanka.

"Jadi mulai survey lokasi kapan Van?"

"Kita mulai survey lokasi setelah dana turun ya, kemungkinan besok atau gak lusa ntar gue kabarin buat siapa aja yang ikut recce,"

Semua yang ada diruang meeting pun mengangguk faham. "Ada yang mau ditanyain lagi?" tanya Vanka.

Mereka semua menggeleng, "Yaudah kalau gak ada gue tutup meeting kali ini ya, thanks buat yang udah hadir. Kalau mau koordinasi lebih lanjut bisa langsung diobrolin di grup, gue gak mau ada yang malu-malu kucing atau canggung buat koordinasi di grup,"

"Siap Mbak!"

"Oke Van!"

Vanka bersyukur bahwa di tim nya tidak ada lagi sosok senior-senior semacam Tio. Semua umurnya dibawah Vanka, namun jangan diragukan kemampuan mereka sudah sangat bagus.

Meeting pun selesai, Vanka sengaja menunggu semua tim nya untuk keluar dulu barulah ia yang keluar.

Dan tak lama dari itu, hanya tinggal Vanka saja diruang meeting. Ia yang masih berkutat dengan beberaps berkas dihadapannya tak sadar jika sudah ada Arya dan Ben serta Pak Seno yang masuk kedalam ruangan.

"Waduh ada Ibu PJ nya WB nih," ucapan Pak Seno membuat Vanka menoleh dan terkejut dengan kehadiran mereka bertiga.

"Yah Pak Seno bisa aja, sedih nih saya Pak,"

"Baru kelar meeting Van?" tanya Ben.

Vanka mengangguk, "Iya Bang, kalian mau pake ruang meeting kan? Gue beresin dulu ya,"

Vanka langsung membereskan berkas- berkasnya, setelah berbasa-basi singkat dengan Pak Seno ia pamit keluar dari ruang meeting.

Menyisahkan ketiga pria yang kini sudah mulai menempati kursi-kursi disana. "Lo kenapa Ar?" tanya Pak Seno yang sedari tadi menatap Arya yang tengah melamun.

"Hah? Gapapa kok Pak,"

"Yakin?"

"Yakin yakin, yuk lanjut,"

Ben merasa ada yang tidak beres dengan temannya yang satu ini. Apa masih ada sangkut pautnya dengan Vanka?

---

CAN I BE HIM?Where stories live. Discover now