22. Ketupat Sayur

2.4K 222 10
                                    

♡ 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂, 𝒆𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒚 ♡

---

Dua hari semenjak kepergian Devan. Theresa sudah mulai kembali bekerja, ia memutuskan kembali menjalankan hidupnya tanpa sosok yang selama ini selalu mendukungnya.

Karena Theresa tahu, bukan hanya Devan saja yang mendukungnya selama ini. Masih ada teman-temannya yang lain, yang perduli dengan dirinya.

Ia harus bertahan demi dirinya, keluarga, teman, dan Devan.

Dan hari ini juga adalah hari dimana Vanka sudah mulai dengan project barunya. Siang nanti ia akan melakukan survey dengan tim nya di salah satu daerah yang letaknya berada di pinggirian Jakarta.

Pagi ini ia malas membuat sarapan, alhasil harus mampir dulu ke belakang kantor yang disana sudah pasti banyak jajanan-jajanan kaki lima yang menjadi langganan para karyawan kantornya maupun kantor lain.

Langkahnya pelan, matanya menyusuri beberapa gerobak yang ada disana. Dan pilihannya jatuh pada Ketupat Sayur dipojok dekat gerbang pembatas itu.

Tak seberapa ramai, hanya ada 2-3 orang saja disana. Dua perempuan dan satu lelaki yang tengah menikmati Ketupat Sayur itu.

"Bang! 1 porsi ya, sama teh hangat nya 1 juga,"

Ia pun langsung duduk di hadapan lelaki tersebut, karena memang hanya satu kursi saja yang tersisa didepan lelaki itu.

Namun betapa terkejutnya Vanka saat tahu bahwa lelaki yang tengah menikmati Ketupat Sayur itu adalah Satria. Direktur Utama dikantornya.

"Pak Satria?"

Lelaki tersebut pun mendongak, "Loh Vanka?"

Mereka sama-sama terkejutnya, Vanka yang terkejut karena Satria yang seorang Bos malah tengah makan disini, dan Satria yang terkejut karena kehadiran Vanka didepannya.

"Saya duduk ya Pak," ucap Vanka.

"Iya silahkan,"

"Bapak sering makan disini?" tanya Vanka.

Satria mengangguk, tangannya meraih botol air mineral dihadapannya. Jika Vanka lihat sepertinya Satria baru saja menikmati Ketupat Sayurnya tidak lama setelah kedatangannya. Karena masih berkurang sedikit di piringnya.

"Lebih sering minta tolong OB buat pesenin sih kalau pagi, gak keburu kalau harus kesini, tapi berhubung pagi ini shcedule saya agak longgar jadi ya mampir kesini,"

Vanka mengangguk faham, "Kamu sendiri sering makan disini juga Van?" tanya Satria.

Vanka menggeleng, "Kalau ketupat sayur nya gak pernah sih Pak. Tapi kalau bubur yang disana sering, nitip sekalian ke Mas Arya atau gak Bang Ben, mereka sering kesini kalau pagi,"

"Kamu deket sama Arya Van?" tanya Satria tiba-tiba. Bahkan sendok yang semula berada di tangannya kini ia letakkan kembali dipiring.

"Hah? Deket gimana Pak?,"

"Ya like a relationship maybe,"

Vanka tertawa pelan, "Enggak lah Pak, Mas Arya tuh udah kayak kakak saya sendiri. Jadi ya emang kita keliatan deket di kantor karena saya anggap dia seperti kakak, emang salah?"

"Ya enggak sih,"
"So, pagi ini mutusin buat makan disini karena pengen atau gimana?" tanya Satria lagi.

Gadis dengan balutan blouse berwarna milo itu tersenyum, "Malas buat sarapan Pak, jadi mutusin buat sarapan disini."

CAN I BE HIM?Where stories live. Discover now