14. Hati yang tergerak maju

2.6K 214 4
                                    

♡ 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂, 𝒆𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒔𝒕𝒐𝒓𝒚 ♡

---

Gemerlap lampu gedung-gedung tinggi Ibukota, ditambah sejuknya angin malam ini tak melunturkan hawa canggung antara Vanka dan Satria.

Di sebuah rooftop salah satu cafe milik teman Satria inilah keduanya berada. Vanka dengan jiwa-jiwa nya yang masih belum sadar 100%, pun dengan Satria yang masih merutuki kelakukannya tadi.

Setelah kejadian yang tak terduga tadi, Satria menarik Vanka keluar dari area Bar. Menyuruh gadis itu untuk masuk kedalam mobilnya dan menjalankannya ke sebuah Cafe milik teman Satria yang kebetulan ada rooftop nya.

Hanya ada mereka berdua disini, untung nya teman Satria itu sangat tahu keadaan yang diinginkan oleh temannya itu, jadi dalam beberapa waktu ia menutup area rooftop miliknya.

Jujur saja Satria pun bingung awalnya akan membawa Vanka kemana. Kalau ke Apartments gadis itu, ia takut terjadi apa-apa dengan gadis ini.

Vanka dengan mata sayupnya menatap dingin gedung-gedung yang menjulang tinggi dihadapannya itu. Sedangkan Satria hanya bisa termangu menatap Vanka.

Masih tak ada yang membuka pembicaraan masing-masing sampai akhirnya teman Satria datang sembari membawa nampan berisi secangkir coklat panas dan susu kaleng dengan logo dan merk berbeda. kalian pasti tahu itu.

Satria masih belum memesan apa-apa tadi, namun temannya ini yang lebih peka duluan. Melihat kondisi Vanka, sepertinya gadis itu tengah mabuk, pikirnya.

"Thanks Fan," ucap Satria.

Lelaki yang dipanggil Fan tadi mengangguk, ia ikut duduk di sebelah Satria dengan menarik kursi dari meja sebelah.

Satria melirik sekilas Vanka yang mulai meletakkan kepalanya dimeja, untungnya meja di rooftop ini agak tinggi. Matanya mulai terpejam.

"Siapa lo Sat?" tanya pria disebelah Satria. Namanya Erfan, salah seorang teman sekolah Satria yang sampai saat ini masih berhubungan baik dengannya.

Alih-alih meneruskan usaha milik keluarganya, Erfan lebih memilih membuka bisnis sendiri setelah menikah dengan wanita pujaannya 2 tahun yang lalu. Dan kini pria itu sudah menjadi Ayah dari putri cantiknya yang berusia 1,5 Tahun.

"Salah satu staff di Widhitama,"

Erfan memicing curiga kearah Satria, ia sangat tahu Satria. "Yakin cuma staff?" tanyanya.

Satria terkekeh, "Emang lo kira siapa?"

"Ya bisa aja lebih dari itu kan,"

Erfan beranjak dari duduknya, niatnya tadi cuma mengantar minuman saja. "Gue kebawah dulu, take your time. Cafe gue masih ntar tutupnya, santai aja." ucap Erfan seraya menepuk singkat pundak Satria.

Satria mengangguk, "Thanks sekali lagi Fan,"

Erfan mulai hilang setelah keluar dari pintu yang menghubungkan kearah Rooftop. Kini tinggal Satria dan Vanka disini. Tangan Satria terulur untuk mengambil susu kaleng tersebut dan membukanya untuk Vanka.

"Vanka,"

"Minum dulu biar badannya enakan."

Vanka menggeliat pelan, kepalanya mulai terangkat. Dengan mata sayu itu ia melihat Satria tengah menatapnya sembari menggenggam susu kaleng di tangan kanannya.

Ia meraih susu tersebut dan meneguk nya sedikit lalu kembali menaruhnya di meja. Ditatapnya balik Satria, ia mencoba meraih kesadarannya. Harus ada yang ia luruskan disini.

CAN I BE HIM?Where stories live. Discover now