Brak!

Gendra menendang meja cukup keras sebelum beranjak pergi. Tidak peduli jika sekarang kakinya berdenyut, ia tetap terus berjalan seraya menahan rasa sakit di kakinya.

"Bentar lagi pasti ngamuk, tuh, anak," ujar Daniel.

Thara segera beranjak menyusul Gendra. "Kak Gendra, tunggu!" pekiknya.

☠️

"Pergi!"

"Nggak mau."

"I said go!!" sentak Gendra, menahan amarah.

Thara menunduk. "Maafin—"

"Lo, tuh, seharusnya mikir, Thara! lo pelukan sama cowok lain di depan mata gue, suami lo sendiri!" Gendra menetralkan dadanya yang naik-turun dengan amarah yang tertahan, matanya menukik tajam. "Dasar jalang."

Plak!

Satu tamparan dari Thara mendarat mulus di pipi kiri Gendra. "Dasar bajingan!!" emosi Thara.

"Lo—"

"Kenapa? kakak mau marah karena aku udah nampar kakak? kakak mau nampar aku balik? atau kakak mau kasih aku hukuman? silahkan, aku nggak takut!!" kesabaran Thara sudah habis menghadapi Gendra, ia meluapkan emosinya yang sudah berhari-hari ia pendam.

"Apa pantes cowok bajingan kayak kakak ngatain istrinya jalang?!!!"

Satu tetes air mata Thara berhasil mengalir di pipinya. "I think, kak Gendra bakal mengubah sikap kakak sendiri, tapi ternyata nggak," ucap Thara, lalu terkekeh miris. "Untung aku milih cerai dari kakak. Kalo aku tetep milih bertahan sama kakak, kayaknya aku bakal mati sebelum anak aku lahir."

"Anak kita, Thara," tekan Gendra.

Thara kembali terkekeh. "Anak kita kakak bilang? KEMARIN-KEMARIN SIAPA YANG NGGAK NGAKUIN ANAK INI? SIAPA, KAK?!!"

"Ya udah, kalo gitu..." Gendra mendekatkan dirinya menjadi lebih dekat dengan Thara, kemudian berbisik. "Anak haram yang akan terlahir dari rahim perempuan jalang."

Plak!

Thara kembali menampar pipi Gendra hingga memerah. "BRENGSEK!!"

"TERSERAH LO, ANJING!! LO, TUH, CUMA CEWEK YANG SUKA CAPER KE TEMEN SUAMI LO SENDIRI! MURAHAN!!!" berang Gendra, tidak peduli dengan pipinya yang berdenyut nyeri karena tamparan keras dari Thara.

"Caper? siapa yang caper, kak? siapa?! bukannya yang caper itu Nathalie? sahabat yang paling kak Gendra prioritasin itu!!"

"DAN TADI KAKAK BILANG APA? MURAHAN?! SEMURAHAN ITUKAH AKU DI MATA KAKAK?! PADAHAL, AKU CUMA DEKET SAMA KAK MALVYN! PELUKAN DOANG, NGGAK KAYAK NATHALIE YANG GANJEN ITU CIUM KAKAK DI DEPAN MATA AKU!!!"

"JANGAN BAWA-BAWA NATHALIE, BITCH!!"

Thara memalingkan wajahnya dari Gendra. Hatinya seperti tersayat oleh banyak pisau ketika Gendra mengatainya jalang.

"Aku salah karena udah pelukan sama cowok lain di depan kakak, tapi aku udah minta maaf. Aku tau, aku kelewatan, tapi kenapa kak Gendra lebih kelewatan?" Thara kembali menatap Gendra dengan mata yang berair. "Apa kakak tau? ucapan kakak bikin aku sakit hati!!"

Thara terkekeh getir. "Waktu Nathalie cium dan peluk kak Gendra di depan mata aku sendiri, aku nggak pernah protes, aku nggak pernah sampe ngatain kakak yang nggak-nggak. Aku lebih milih diem daripada berdebat sama kakak kayak gini."

"SEHARUSNYA DARI AWAL, PERNIKAHAN INI NGGAK ADA!!" bentak Thara.

"Asal kakak tau, aku sama sekali nggak pernah menginginkan atau berpikir bakal nikah sama kakak! aku bahkan nggak pernah pengen kenal sama kak Gendra! kalo aku boleh milih, aku lebih baik mati daripada harus kenal dan nikah sama cowok bajingan kayak kakak!!" ungkap Thara.

GENTHA [END]Where stories live. Discover now