Part 34

208 8 1
                                    

Terima kasih supportnya buat cerita ini. Maaf untuk jadwal update yang berantakan. Semoga kalian tidak bosan mengawal cerita ini sampai titik penghabisan.

Semoga bisa sesuai target ya, tamat di 20k😭😂






"Ngapain kamu di sini?" Sekiranya itu pertanyaan yang ke luar dari mulut Raka ketika ia datang dan mendapati Abian berada di rumah mertuanya, membiarkan Rifa bersandar dan tertidur di bahunya. "Kamu nggak amnesia kan, Rifa itu siapa?"

Abian meletakkan tubuh Rifa perlahan hingga berbaring sepenuhnya di sofa. Ia lalu berdiri berhadapan dengan Raka. "Saya nggak akan pernah lupa siapa Rifa. Dia pacar saya yang Pak Raka rebut pake cara licik."

"Jaga bicara kamu," ucap Raka pelan namun terdengar tajam. "Saya mencintai Rifa jauh sebelum kamu kenal dia. Jadi jangan sembarangan bicara. Saya nggak pernah merebut Rifa dari kamu."

"Cinta?" Abian menarik senyum mencibir. "Cinta macam apa yang Pak Raka maksud, bahkan di saat mertua Bapak terkena masalah Pak Raka malah asik party di pesta ulang tahunnya Adelia."

"Jaga bicara kamu—"

"Pssstttttt!" Abian meredam nada suara Raka yang meninggi. "Pak Raka nggak usah banyak ngelak. Saya tau banyak tentang Pak Raka sama Adelia. Dan ... janin dalam kandungan Adelia."

Raka berkeringat dingin, ia melihat ke arah Rifa yang tertidur pulas. Ia takut gadis itu tiba-tiba bangun dan mendengar percakapannya dengan Abian.

"Kenapa? Pak Raka takut Rifa tahu kebusukan Pak Raka selama ini?"

"Saya peringatkan kamu jangan sembarangan bicara." Raka menarik kaos Abian. Air wajahnya menyiratkan emosi yang tak terbendung. "Saya berani bersumpah, kalau tidak pernah ada apa-apa antara saya dan Adelia! Kamu camkan itu baik-baik!"

"Kalau nggak ada apa-apa, terus ini apa?" Abian melepaskan cengkraman Raka di kaosnya. Ia mengambil ponsel menunjukan sebuah video di pesta ulang tahun Adelia. Tampak seorang laki-laki mengenakan topeng setengah wajah mendapat ciuman di pipi oleh Adelia. "Ini Pak Raka, kan?"

"Ka-kamu?"

"Kenapa?" tantang Abian. "Pak Raka mau mengelak? Nggak pa-pa, tapi video-video ini nggak bisa bikin Pak Raka ngelak."

Raka bersumpah ingin sekali membogem mentah remaja tengik di hadapannya ini. Semua video yang menunjukan dirinya bersama Adelia di rumah sakit dan di pesta ulang tahun itu ada di sana. "Saya juga punya video waktu Pak Raka nginep di rumah Adelia."

"Sebenarnya mau kamu sama Adelia itu apa? Kenapa kalian senang sekali menekan saya?"

"Jelas, saya mau Pak Raka bertanggung jawab atas apa yang Pak Raka lakukan sama Adelia, karena dia sepupu saya."

"Tapi saya tidak pernah melakukan apa pun terhadap Adelia. Saya berani bersumpah!" Mau diingat bagaimana pun Raka memang tidak menemukan ingatan apa-apa tentang kejadian malam itu. Seumpama memang terjadi sesuatu, pasti ada satu ingatan sekecil apa pun itu yang muncul.

"Kalo nggak pernah terjadi apa-apa di antara kalian nggak mungkin Adelia sampai mau bunuh diri. Dia kayak gitu gara-gara Pak Raka. Jadi laki-laki jangan egois, Pak, jangan mau manisnya doang." Abian menunjuk ke arah Rifa yang tengah tertidur pulas.  "Pak Raka liat, kan? Sebucin apa mantan saya sampai ninggalin rumah demi ngebela laki-laki seperti Pak Raka. Kalau sampai dia tahu semuanya, bayangin sehancur apa dia? Setelah Papanya ditangkap KPK, lalu suaminya ketahuan selingkuh. Pak Raka nggak mau itu sampai terjadi, kan?"

"Lalu apa mau kamu?"

"Tanggung jawab sama Adelia dan ceraikan Rifa." Abian tak membiarkan Raka memotong kalimatnya. "Saya tahu Pak Raka nggak bakal setuju sama permintaan saya. Tapi seandainya Pak Raka kukuh mau bertahan, saya nggak tahu hal nekat apa yang bakal dilakuin Adel sama Rifa. Dan sebagai orang yang sayang sama Rifa, saya nggak bakal ngebiarin itu sampai terjadi."

Guru BK Ngeselin Itu, Suami Gue! [COMPLETED√]Место, где живут истории. Откройте их для себя