GENTHA | Cerai?

Mulai dari awal
                                    

Dor!

Bugh!

Suara tembakan kembali terdengar bersamaan dengan satu pukulan keras yang Gendra layangkan pada musuhnya, hingga membuatnya terpental ke atas.

Melihat temannya yang sudah di habisi oleh Gendra dan Nathalie, pria yang masih selamat dengan serangan maut keduanya itu berniat untuk melarikan diri. Namun sayangnya, Gendra tidak membiarkannya lolos begitu saja sebelum ia menghabisinya.

Gendra segera mengambil senapan milik salah satu pria yang sudah ia habisi, lalu mengarahkannya pada pria yang hendak melarikan diri. Tak segan-segan Gendra langsung menarik pelatuk senapannya, dan pelurunya langsung mengenai punggung pria tersebut.

Dor!

Gendra menyeringai puas melihat musuhnya tergeletak tak bernyawa.

Gendra menghampiri Nathalie yang sedang berjongkok di depan musuhnya yang sekarat, lalu menginjak perut pria itu tanpa belas kasihan.

"Arghhh..." erang pria itu.

Nathalie menyunggingkan senyuman liciknya, kemudian menatap pisau di tangannya yang sudah berlumuran darah dan pria itu bergantian. "Lo butuh istirahat di bawah tanah."

"Langsung aja," titah Gendra.

Nathalie mengangguk dan langsung menancapkan pisau tersebut ke perut pria itu, lalu menariknya lagi dan menancapkannya lagi ke dada bidangnya. Darah segar langsung muncrat, hingga mengenai wajah Nathalie dan juga Gendra.

Bukan lemah lagi, pria itu sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya dan langsung menutup kedua matanya rapat-rapat.

Keduanya tersenyum senang.

"Mission complete," Gendra menatap para musuhnya dengan penuh kemenangan.

"Tangan gue bau darah, Gen," ucap Nathalie, memperlihatkan tangannya yang terkena bercak darah. Ia melengkungkan bibirnya ke bawah, membuat Gendra sedikit gemas.

"Nanti di cuci."

"Berarti kita langsung ke basecamp aja, nggak jadi ke pantai."

☠️

"Malvyn mana?" tanya Gendra begitu sampai di basecamp tidak melihat keberadaan Malvyn.

Sedangkan Nathalie langsung berlari ke toilet untuk mencuci tangannya, wajahnya, dan juga area yang terkena muncratan darah sang musuh tadi.

"Nggak tau," jawab Daniel.

Mereka semua memang tidak tahu ke mana Malvyn pergi. Tadi laki-laki itu langsung pergi tanpa berpamitan akan pergi ke mana.

Bastian menoleh ke arah toilet, lalu menatap Gendra. "Malem-malem lo bawa Nathalie ke sini?"

"Malem ini gue sama Nathalie bakal nginep di sini."

Jawaban Gendra sukses membuat mata mereka terbelalak kaget, kecuali Chitto.

"MAKSUDNYA, LO BAKAL TIDUR BERDUA SAMA NATHALIE, GITU?" teriak Daniel karena saking terkejutnya.

Prince melemparkan kulit jeruk ke wajah Daniel. "Kamar di sini banyak, ya kali Gendra sama Nathalie tidur sekamar."

"Nggak mungkin, lah, Gendra berani tidur sekamar sama Nathalie. Dia aja udah punya is—ARGHHH SAKIT, BANGSAT!" teriak Bastian kesakitan ketika kakinya di injak dengan kuat oleh Gendra.

"Jaga ucapan lo!" sentak Gendra, memperingati Bastian melalui tatapan matanya.

"Sorry, gue keceplosan."

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang