Chapter #24

3.5K 428 67
                                    

Sultan sangat takut, untung saja dia segera lari ke kamarnya. Sedangkan Kanza, wanita itu terkulai lemas di dapur.

Kanza Anissa ketakutan setelah hampir mengalami pelecehan dari adik iparnya sendiri.

Bik Nina dan Bik Kia masuk ke dalam, betapa kagetnya mereka melihat Kanza sudah terbaring lemas di lantai dapur.

"Non, kenapa?"

"Angkat-angkat," ucap Bik Kia.

Mereka mencoba untuk mengangkat tubuh wanita hamil itu. Kanza benar-benar merasa lemas karena perbuatan Sultan kepada dirinya.

Kanza duduk di sofa bersama kedua pembantu rumah.

"Non kenapa?" tanya Bik Kia lagi.

Kanza sama sekali tidak berucap, ia masih mengalami trauma.

"Jawab non. Kenapa sama non?" tanya Bik Kia. "Orang itu datang lagi?"

Bik Nina tidak tinggal diam, ia segera menghubungi bosnya. Ia berharap jika Tuan Rayzan segera cepat datang. Karena Kanza tidak mau berbicara.

Wanita hamil itu sedang bersama kedua bibik. Kanza bersandar di sandaran sofa. Bik Kia dan Bik Nina memijat tangan wanita itu. Mereka sangat khawatir kepada Kanza yang seperti orang bisu tidak mau berbicara.

"Non tenang ya. Bapak sudah bibik telpon."

Setengah jam sudah berlalu, Kanza masih sama seperti tadi. Mobil Tuan Rayzan mulai memasuki halaman rumah. Keluarnya Tuan Rayzan dari dalam mobil, ia langsung berlari.

Laki-laki itu khawatir dengan keadaan istrinya saat ini. Terlebih lagi Bik Nina tidak jelas berbicara melalui sambungan telepon tentang keadaan Kanza saat ini.

"Kanza!"

Tuan Rayzan menghampiri ketiga wanita.

"Abang," lirih Kanza, sambil memegang telapak tangan suaminya.

"Kamu kenapa sayang?"

Saat ia hendak berdiri, beberapa detik kemudian ia jatuh pingsan.

"Kanza! Kanza! Bangun sayang!"

"Kanza bangun!"

"Jangan buat abang khawatir sayang."

"Istri saya kenapa?"

"Kami tidak tau pak, tadi non Kanza sudah berada di dapur! Tadi kami keluar membeli sesuatu!"

"Kalian meninggalkan istri saya sendiri!" ucap Tuan Rayzan penuh dengan amarah.

"Tidak pak, Sultan ada di sini."

"SULTAN! SULTAN!" teriak Tuan Rayzan.

Yang punya nama pun menghampiri orang-orang tersebut. Remaja laki-laki itu sebisa mungkin bersikap seperti biasa tanpa ada masalah.

"Kamu tau kenapa kakak kamu?"

"Enggak, bang! Tadi Sultan sempat lihat dia ke dapur! Ngambil minum mungkin."

Tuan Rayzan Untuk Kanza | [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now