Chapter #3

10.4K 981 54
                                    


Untuk pertama kalinya bagi Kanza dan Tuan Rayzan. Mereka makan malam dengan status yang sudah berbeda dari sebelumnya. Kanza benar-benar tidak nyaman ketika beberapa pelayanan melayani dirinya seperti ratu di rumah itu.

Wanita itu hendak berdiri namun tangannya ditahan oleh Tuan Rayzan. Sekilas ia menatap pria itu dan kembali memalingkan wajahnya.

Kanza menepis pelan tangan Tuan Rayzan karena ia masih merasa canggung dengan pria yang baru saja menikahinya itu.

"Kamu, mau kemana?"

"Mau siapin makanan."

"Tidak perlu. Biarkan mereka melakukan tugasnya masing-masing."

"Kak, makanannya enak tau," ucap Amira.

"Kamu suka?" tanya Laura, adik perempuan Tuan Rayzan yang baru duduk di SMA kelas 2.

"Maaf, bang. Dito telat," ucap seorang pria yang langsung duduk disebelah Amira.

"Dito!"

"Laura!"

Keduanya sama-sama saling mengenali satu sama lain. Wajar saja, Dito dan Laura memang satu sekolah sekolah namun berbeda kelas.

Laura begitu bahagia melihat Dito ada di rumahnya. Salah satu laki-laki dengan pencapaian akademik yang tinggi membuatnya begitu populer di SMA tempat mereka menempuh pendidikan.

"Abang, tau gak! Dito ini selalu jadi juara umum ..."

"Kamu bisa aja." gumam Dito.

"Bahkan dari sekian banyaknya murid di sekolah, Laura ... Cuma dia yang paling sering di ajak untuk berlomba di berbagai bidang pelajaran." ungkap gadis itu.

"Oh, ya! Bagus, abang suka!"

"Biasa aja kok, bang!"

"Tapi dia sombong ... Selama kita satu sekolah. Dia gak pernah menyapa, Laura. Padahal orang-orang di sekolah semuanya kenal sama, Laura."

"Bukan sombong ... Tapi aku disuruh kakak untuk membatasi pertemanan dengan orang berada seperti, kamu."

"Kenapa kamu membatasi pergaulannya?"

"Bukan gitu, bang ... Kanza, gak mau kalau Dito mengabaikan pelajarannya. Makanya Kanza larang dia untuk dekat dengan perempuan, sebelum waktunya tiba."

"Kakak, jahat ... Padahal ya, Laura pengen banget jadi temennya, Dito."

"Pengen jadi temannya Dito atau pengen jadi yang lain buat Dito?" tanya Tuan Rayzan Renaga.

"Iiih ... Abang, ngomong apa sih."

Tuan Rayzan tertawa kecil, sungguh manis. Untuk pertama kalinya Kanza melihat pria itu tersenyum menampilkan gigi yang begitu rapi.

"Sekarang kalian makan ... Kamu juga!"

"Iya ..." lirih Kanza.

Dari sudut ruangan, pandangan Kanza tertuju pada salah satu orang yang tengah berdiri dari kejauhan sedang memperhatikan mereka menyantap makanan.

Sultan menatap Kanza penuh dengan dendam. Wanita itu sampai dibuat salah tingkah, ia tidak berani melihat tatapan tajam dari adik iparnya tersebut.

Entah apa yang sedang ada di dalam pikiran Sultan. Sehingga dia menaruh dendam terhadap wanita itu.

"Bang, kok Amira di kasih tempat tidur sih?" tanya Laura.

Mendengar pertanyaan dari gadis cantik itu. Kanza langsung menatapnya dengan sangat heran.

Tuan Rayzan Untuk Kanza | [SEGERA TERBIT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon