Chapter #11

7.5K 587 38
                                    

Setelah satu Minggu berlalu, Sultan sangat senang akhirnya dia bisa kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa. Pria itu sudah bebas kembali dari aturan yang di buat oleh Tuan Rayzan. Sultan harus bisa berhati-hati lagi dalam bertindak. Ia tidak mau jika abangnya itu akan kembali menghukumnya dikemudian hari.

Setelah Tuan Rayzan menikah, Sultan merasa jika pria itu banyak berubah, yang awalnya mereka diperhatikan, sekarang malah fokus kepada kakak iparnya dan adik Kanza. Itu membuat Sultan cemburu kepada orang-orang tersebut.

"Abang tau gak? Sultan merasa abang udah beda banget!"

"Beda kenapa Sultan?" tanya Tuan Rayzan.

"Abang udah beda. Semenjak abang nikah, abang udah gak perhatian lagi sama Sultan dan Laura."

Tuan Rayzan melirik adiknya itu menampilkan sedikit senyuman. Kini mereka berdua sedang duduk di tepi kolam berenang bersantai di sore hari.

"Abang biasa saja, tidak ada yang berubah."

"Abang mana tau. 'Kan yang ngerasain Sultan sama Laura," ucapnya.

"Sudahlah! Jangan dipikirkan."

"Abang terlalu berlebihan sama Amira dan Dito. Mereka 'kan orang lain."

"Mereka sudah menjadi keluarga kita. Abang mau kamu harus bisa berdamai dengan Dito," ucap Tuan Rayzan. "Kamu tau tidak? Dito itu sangat sopan kepada abang, dia sangat tau caranya menghormati abang. Sedangkan kamu, kamu sama sekali tidak pernah berbicara dengan istri abang."

"Amit-amit ngomong sama dia," batin Sultan.

"Abang juga mau kalau kamu itu akrab sama istri abang."

Sultan berdiri dari tempat duduknya. Ia yang mengawali pembahasan tersebut malah ia sendiri yang merasa panas.

"Kamu mau kemana?"

"Mau mandi! Terus keluar!" jawab Sultan.

"Sebentar lagi malam."

"Iya, tau! Nanti Sultan makan di cafe aja."

Remaja pria itu segera berlalu pergi, begitu juga dengan Tuan Rayzan. Ia beranjak dari tempat duduknya menuju kamar mereka. Tuan Rayzan sama sekali tidak tau apa yang dilakukan oleh Sultan kepada istrinya. Karena yang ia lihat, dia tidak pernah menyaksikan Kanza dan Sultan berdialog.

Sesampainya di dalam kamar, Tuan Rayzan duduk di sebelah Kanza yang sedang menyiapkan perlengkapan sholat.

"Mau kemana?" tanya Tuan Rayzan. "Kok siapin mukena!" lanjutnya.

"Iya, bang! Nanti malam mau ikut pengajian, 'kan malam jum'at!"

"Malam Jum'at! Kamu tidak lupa 'kan?"

"Lupa?" tanya Kanza, sambil mengernyitkan dahinya.

"Kamu bilang tadi ini malam Jum'at!"

"Iya! Emangnya Kanza punya janji sama abang? tanya wanita itu.

"Tidak ada janji! Tapi kamu tau 'kan harus apa malam ini?"

Tuan Rayzan Untuk Kanza | [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now