Chapter #21

3.6K 402 47
                                    

Tiga bulan kemudian, perut Kanza mulai membesar. Tiada hari tanpa elusan dari Tuan Rayzan, sama seperti hari ini Kanza masih berada pelukan suaminya disaat mereka duduk di sofa.

Jam menunjukkan pukul 8 pagi, ingin rasanya Kanza beranjak namun itu semua sama saja. Tuan Rayzan pasti tidak akan membiarkan dirinya pergi begitu saja.

"Abang ..."

"Mmm ..."

"Nanti baju Kanza rusak tau. Abang cepetan pakai baju yang udah Kanza siapin."

"Sebentar lagi sayang."

"Waktu terus berjalan, bang. Nanti kita telat."

"Enggak apa-apa kalau kita telat."

"Kanza gak mau telat ya. Kemaren Tirani datang ke pernikahan Kanza tanpa telat sedikitpun. Sekarang Kanza juga mau datang ke pernikahannya tanpa telat."

Tirani sahabat Kanza, hari ini wanita itu akan dipersunting oleh Saga, sepupu Tuan Rayzan. Sudah bertahun-tahun lamanya menjalin hubungan, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera menikah.

Kanza sudah mengenakan gaun yang sangat indah, namun Tuan Rayzan masih mengenakan kaos biasa membuat wanita itu benar-benar kesal.

Tuan Rayzan sama sekali tidak memikirkan tentang pernikahan sepupunya tersebut. Kalau disuruh memilih, ia akan lebih memilih di dalam kamar seharian bersama istrinya dibandingkan harus pergi ke pesta pernikahan Saga.

"Cepetan, bang!"

"Apalagi Kanza?"

"Kanza mau berangkat. Kalau abang gak mau, biar Kanza sendiri."

"Abang mau tapi nanti."

"Ahhh ... Udah dong, bang."

"Abang mau pegang anak kita. Salah?"

"Enggak salah! Tapi sekarang kita harus pergi."

"Nanti!"

"Abang beneran gak mau pergi?"

"Bukan tidak mau sayang. Tapi nanti, sebentar lagi. Ngerti 'kan."

"Ya udah! Kita gak usah pergi, Kanza mau ganti baju aja."

"Beneran?" tanya Tuan Rayzan.

"Iya ..."

Tuan Rayzan melepaskan pelukannya, betapa senangnya hati pria itu saat Kanza lebih memilih bersamanya dibandingkan harus pergi ke pesta Saga. Kanza beranjak dari tempat duduknya, melangkah menuju cermin untuk melepaskan hijabnya.

"Dua Minggu ke depan abang gak perlu kasih Kanza vaksin."

"Heh! Ngomong apa tadi?"

"Kanza 'kan gak jadi pergi. Ya udah, gak apa-apa. Tapi dua Minggu abang gak usah sentuh Kanza."

Tuan Rayzan berlari kecil kearah istrinya. Ia menghalangi wanita itu untuk melepaskan hijab.

"Iya-iya ... Kita pergi, abang pakai baju dulu."

"Gak!"

Tuan Rayzan Untuk Kanza | [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now